23

1K 87 15
                                    

"KAK AUDREY MAU NGAPAIN KAK JENO?!" teriak Yuna.

Audrey terlonjak kaget, ia segera menjauh dan memikirkan alasan yang tepat.

"Itu ta-tadi Jeno matanya perih, haha iya perih jadi minta di tiupin." jawab Audrey berbohong.

"Oh, kirain ngapain."

"Oh iya, Kak Jeno di depan masih ada yang mau jenguk. Itu si Kak Kenzo sama Kak Jeremy, inget nggak?" lanjut Yuna.

Jeni menggeleng, "Nggak."

Dia masih harus tetap memainkan perannya dengan baik.

"Kasian dua curut itu terlupakan," gumam Yuna.

"Tapi, mereka boleh masuk, kan, Kak?" tanya Yuna memastikan.

"Iya, boleh." jawab Jeno.

Audrey menatap Yuna tajam, ia ingin Yuna tidak membiarkan kedua curut itu masuk dan mengganggu waktunya dengan Jeno.

Yuna semakin lama semakin memperhatikan bahwa sikap Audrey semakin tidak beres. Ia yakin pasti ada sesuatu dengan perempuan itu.

Yuna segera keluar dan menurun Jeremy juga Kenzo untuk segera masuk.

"Woi! Lo gila, ya? Tadi Helen sampai nangis sedih banget. Lo apain?!" teriak Jeremy yang baru memasuki ruangan Jeno.

"Lo apaan, sih?! Masuk-Masuk langsung teriak gitu, lagian mau di Helen nangis atau nggak ya urusan dia." Audrey menjawab perkataan Jeremy dengan nada tak suka. Sedangkan Jeno hanya bisa terdiam.

"Pengen banget diajak ngomong." sahut Kenzo.

Audrey menatap Kenzo dengan tajam, ia tidak suka dijadikan bahan candaan.

"Mata lo mau keluar? Sini gue bantuin." Jeremy menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya yang siap mencolok mata Audrey.

"Berisik banget, lo berdua keluar aja sana. Gue nggak pernah punya temen yang bacotnya kayak kalian." usir Jeni secara tiba-tiba, membuat Kenzo dan Jeremy melongo tidak percaya sedangkan Audrey tersenyum puas.

"Lo ngusir kita? Habis di kasih apaan lo?" tanya Jeremy.

Kenzo mengingat-ingat hal apa yang membuat Jeno bisa berkata seperti itu, lalu berbisik ke arah Jeremy.

"Gue main sama lo ikutan goblok kayaknya, si Jeno kan amnesia, bego. Mana inget? Apalagi dia sering berdua sama Audrey, otaknya makin nggak bener." bisik Kenzo.

Jeremy mendorong kepala Kenzo menjauh. "Kenapa nggak ngomong daritadi anjir?!"

"Udah diusir masih aja nggak tau malu, sana pergi, pacar gue mau istirahat." Kali ini Audrey yang mengusir Jeremy dan Kenzo.

"Pacar kata lo? Idih, Jeno juga najis banget punya pacar kayak lo." cibir Jeremy.

"Iya, dia pacar gue." sahut Jeno.

Jeremy benar-benar melebarkan matanya kali ini. "Sumpah?! Wah gila lo! Amnesia sih amnesia tapi jangan sampai goblok gini. Dulu lo maki-maki dia, sekarang lo ngaku dia pacar lo? Lo habis diapain, sih?! Kalau tau kayak gini mending nggak us-"

Kenzo membekap mulut Jeremy yang tidak berhenti mengoceh. "Udah nggak apa-apa, kita udah diusir. Ayo keluar." Kenzo menarik baju Jeremy.

"Bentar dulu, gue belum main drama!" Jeremy menepis tangan Kenzo yang menarik bajunya.

"Lama anjing."

"Bodo. Kakanda tega sekali dirimu? Kemarin kamu mencari selir sekarang kamu mencari selir kedua? Bagaimana nasib permaisurimu ini, Kakanda? Nasib anak kita yang terus kau bagi kasih sayangnya, Kenzo anak kita tercinta. Kakanda-"

"Jijik gue, udah ayo cepet. Gue buang lo, ya?!" ancam Kenzo.

"Kapan mereka waras?" batin Jeno.

"Jijik banget gue liat cowok modelan Jeremy." gumam Audrey.

***

Helen POV

Setelah berhasil dibuat sakit hati sama Jeno, sekarang gue berakhir di Taman bareng Xi dan Natha.

Line!

Moonbinalndr

Lo kemana? Tiba-tiba pergi, gue ditinggal sendirian. Sedih.

Oh iya gue lupa sama si Moonbin, Ya ampun.

Lennx
Gue lupa ngasih tau lo, sorry, yaaa.

"Chat dari siapa?" tanya Natha.

"Moonbin."

"Oh Ubin." sahutnya.

"Sejak kapan lo punya temen namanya Ubin?" tanta Natha sekali lagi.

"MOONBIN! Cakep-cakep kok bolot." caci Xi.

Gue terkekeh, seenggaknya gue punya mereka yang bisa bikin gue bahagia. Gue melihat Lockscreen yang dengan jelas terpampang wajah Jeno.

Ah...

Gue kangen banget, mau meluk dia terus cerita panjang lebar.

"Eh? Si Audrey post IG. Buka jangan?" kata Xi.

Kok gue jadi nethink gini, ya?

Mau gue suruh buka tapi takut sakit hati, mau dibiarin tapi penasaran. Duh, ribet banget percintaan gue. Ditembak nggak ada manis-manisnya, sampai ada konflik juga nggak ada manis-manisnya. Derita anak terlalu manis gini, dikasihnya pahit terus.

"Buka aja, gue penasaran, nih." pinta Natha.

"Len?" panggil Xi.

Gue menoleh, diam sebentar.

"Buka aja." putus gue.

Instagram

audreysfrn

♡💬↗️                                                       ⬇️Disukai oleh moonbinalndr dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


♡💬↗️ ⬇️
Disukai oleh moonbinalndr dan lainnya...

audreysfrn Cepet sembuh, sayang!

Komentar dimatikan

"Wah nggak bisa di biarin! Si Jeno kok mau diajak foto?!" teriak Xi heran.

I'm lost her.

***

Haihaihaiiii!

Yang minta Jeno di Up udah aku Up ya!!
Jangan lupa vote dan komen, biar aku makin rajin nyari ide baru buat cerita ini...

- Yessyccaf.

Jeno [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang