13

1.3K 122 5
                                    

"Lo lagi ngapain, sih, Jer?!" tanya Kenzo yang geram melihat Jeremy mondar-mandir tak ada nantinya.

"Lagi nyari hati gue, hilang setengah kebawa Xi." jawab Jeremy menekan dadanya.

"Baru ditinggal jadian sama orang udah begini." sinis Kenzo.

Jeremy melempar bantal dan hap! Tepat sasaran mengenai kepala Kenzo. Ia berlari menuju kamarnya sambil tertawa.

"Gue tampol lo, ya!"

Kenzo mengejar Jeremy yang sudah masuk kedalam kamarnya. "Buka! Gue bikin rusak nih pintu, ya!"

"Dobrak aja kalau nggak di tampar emak gue!"

Line!

Kenzo mengecek notif Line dari HP-nya. Yuna Aldero, adik sepupu Jeno.

Yunaldr
Kak?
Bisa jemput aku nggak?

Knzojulian
Bisa!

Yunaldr
Ok, aku tunggu.

Kenzo tersenyum melihat chat dari gadis tersebut. "Gue pergi, lo bebas. Nanti gue ke sini lagi abis lo!"

"Mau kemana?" teriak Jeremy.

"Jemput Ariana Grande." sahut Kenzo asal.

"Goblok, sana pergi nggak usah balik lagi." usir Jeremy.

Tidak ada balasan.

"AMAN GUE, HAHAHA." Layaknya orang gila Jeremy tertawa puas dari dalam kamar.

Tersadar dari alam bawah sadarnya, Jeremy berlari mengambil motor.

"Gue ikutin aja, deh, si Kenzo. Ada Zenly, gan. Ketauan dia kemana." cengir Jeremy.

Jeremy menyalakan motor dan melakukannya dengan cepat, keadaan Jakarta seperti biasa padat penuh manusia. Ia menyalip motor yang menghalangi jalannya.

"Tenang gue suka nyalip tapi nggak nikung temen." gumamnya.

Saat lagi kencang-kencangnya mengendarai motor seorang gadis menyebrang, menggunakan rem depan pun sudah tak keburu.

Brak!

"Mampus, siapa yang gue tabrak, anjir!!!" gumam Jeremy.

"Eh? Maaf, ya. Saya nggak sengaja, mbaknya juga nyebrang nggak bilang-bilang, kan saya jadi nggak sempet ngerem." Jeremy mengulurkan tangannya berniat membantu gadis itu.

Namun, diabaikan uluran tangannya. Gadis itu bangkit sendiri, tapi gagal dan hampir terjatuh jika Jeremy tak menangkapnya.

"Cakep banget, ya Tuhan..." batin Jeremy.

Gadis itu mendorong Jeremy. "Nggak usah modus!"

"Tau aja gue mau modus, hehe."

Gadis itu menatapnya tajam. "Dasar cowok sinting!"

Gadis itu berlari meninggalkan Jeremy yang tersenyum seorang diri.

"Sumpah, dah. Cakepan ini daripada Xi, sumpeh!" batinnya.

"Woi, mbak! Mau di anter ke rumah sakit, nggak?!" teriaknya saat gadis itu duduk di sebuah halte bus yang berada di seorang jalan.

"Nggak butuh!" balasnya.

Jeremy tersenyum menggeleng lalu kembali malajukan motornya.

***

Jeno bangun pagi sekali, kalau bukan karena Helen ia tak mau berangkat sepagi ini. Niatnya menjemput Helen membuat orang rumah tampak bingung.

Jeno [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang