✨ ||ᐝᕻ11⸙

294 39 10
                                    


Author pov'

Sepulang sekolah, chaegi dengan se-kranjang apel mendatangi alamat itu. Dan benar saja, itu adalah alamat rumah sakit jiwa.

Saat chaegi sudah memasuki gerbang besarnya, ia mendapati sebuah motor yg tidak asing. B*eat street berwarna putih. Milik yunho. Ia menatap motor itu bingung. Lalu ia memasuki pintu depan rsj itu, dan disambut dengan seorang resepsionis dengan senyumnya.

"Anu.. mba.. bisa ketemu pasien atas nama Jongho Bagas Gunadhya?" Tanya chaegi.

"Bisa kak.. kebetulan ada yg mau ngejenguk juga, pasiennya sedang dipersiapkan, jadi kaka tunggu aja di sana ya.." jawabnya dengan sopan seraya menunjuk kursi tunggu.

Lumayan banyak orang disana tapi masih bisa dihitung jari, disana ada satu orang yg punggungnya menghadap ke arah chaegi, dan ia kenal punggung itu. Ia menghampiri pemilik punggung itu, dan duduk di sebelahnya sambil memangku keranjang apel.

"Sendiri aja om?" Tanya chaegi basa basi, tanpa menoleh ke orang itu.

"Om? Kok ga jawab? Masih marah sama saya?" Chaegi ga noleh ke orang yg disebelahnya.

Kesal sendiri karena tidak dijawab, akhirnya ia menengok. Dan mendapati yunho yg tertidur dengan tangan yg dilipat di dadanya, kepala sedikit mendongak, dan mulut yg sedikit terbuka.

"Sebenernya sih gue pen marah.. tapi masa marah marah sama orang tidur? Mana ngiler lagi" monolog chaegi menatap datar manusia jerapah itu. Dengan jahil ia memasuki kertas alamat yag dikasih sei, dan sudah diremas remas ke dalam mulut yunho.

Karena kaget, matanya terbuka, lalu melihat ke arah orang yg mengganggunya. Ia tergeser beberapa senti meter saking kagetnya melihat chaegi, dan jelas dengan mukanya yg super kaget serta gumpalan kertas yg masih setia terselip di bibir tipisnya. Dia menatap chaegi dari atas hingga bawah, sedangkan chaegi hanya menatapnya datar. Yunho menampar dirinya hingga kertas yg terselip di bibirnya terjatuh ke lantai.

"Bukan mimpi?" Gumamnya.

Ia mendekati chaegi dengan muka kagetnya, lalu jari telunjuknya terjulur untuk menyentuh pipi chaegi. Masih setia dengan ekspresi datarnya, chaegi menyingkirkan telunjuk yunho.

"Lebay, asu" celetuknya datar.

"Ngapain lu kesini? Tau dari mana?" Tanya yunho dan kembali ke sikap semulanya.

"Disuruh kesini sama sei biar tau kenapa lu telat melulu"

"Hzz si sei ya.. kenapa ga minta dia yg cerita aja sih?"

"Mau denger dari kaka, soalnya kalo denger dari sei pasti ujung ujungnga malah julid"

Yunho memutar bola matanya.

'Kruyuk~'

Suara itu terdengar dari perut buncitnya yunho. Chaegi menahan tawa. Muka yunho memerah, ia memegangi perutnya. Lalu chaegi mengeluarkan t*upperware yg dihempas ke tanah oleh yunho tadi pagi.

"Makannya, kalo dikasih makanan jangan dibuang, untung ga tumpah semua, makan nih" chaegi menyodorkan t*upperwarenya.

"Suapin~" seketika chaegi menatapnya cringe.

"Ntar gue ceritain kenapa sei nyuruh lo kesini, tapi suapin dulu." Lanjut yunho.

Kali ini chaegi yg memutar bola matanya. Ia membuka tutup kotak nasi itu, dan memperlihatkan nasi goreng ayam yg sudah dingin. Lalu ia menyendok nasi itu, dan memasukkannya ke mulut yunho yg sudah terbuka lebar.

"Enak.."

"Jadi ceritanya gimana?" Tanya chaegi setelah yunho menelan nasi gorengnya.

"Gue tiap mau pergi ke sekolah harus kesini dulu jenguk jongho, makannya suka telat"

TELAT || ⎷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang