Chapter 10

3.1K 252 8
                                    

3rd POV

Satu minggu lebih setelah kejadian dengan p'din, selama satu minggu itu juga new belum bertemu dengan tay lagi. Setelah selesai dengan kelas pagi, segera new keluar dari kelas dan berjalan menuruni tangga menuju ke lantai bawah fakultas.

New melihat off yg sedang berjalan sendiri tanpa tay bersamanya, itu aneh karena new pikir mereka selalu bersama dan tidak terpisahkan.

"Off..." panggil new pelan

"Hai new, kau baru selesai kelas?" off membalikan badannya kearah new

"Iya, aku ingin bertanya--" new belum selesai bicara tapi off sudah menyela

"Kau ingin tanya dimana tay kan? Apa kau merindukannya setelah satu minggu tidak bertemu?" off bertanya dengan nada menggoda

"Bukan begitu, aku hanya ingin berbicara sesuatu pada tay" new berucap sambil melirik kanan dan kiri sedikit salah tingkah

"Oh jadi kau tidak merindukannya?" off menggoda new lagi, dan new hanya bisa tersenyum, wajahnya terlihat memerah.

"Heheh, baiklah aku tidak akan menggodamu lagi. Aku pun heran karena beberapa hari ini tidak melihat dimana tay, tapi motornya berada di parkiran. Tapi kau tau kalau aku akan selalu berhasil menemukan tay dimanapun dia" 

"Kau pasti akan terkejut kalau tau ada dimana dia sekarang" off melanjutkan bicaranya dengan terkekeh

*

Tay POV

Aku merasa begitu frustasi dengan semua tumpukan tugas ini, buku-buku yg tertumpuk seperti bukit ini harus ku baca sebagai referensi tugas yg sedang ku kerjakan.

Aku semakin merasa frustasi dan menghela nafas panjang karena orang didepanku sedari tadi hanya memandangiku dengan tatapan bingung.

"Apa?" tanyaku pada new

"Jadi selama seminggu ini kau disini?" New bertanya padaku

"Iya, karena aku pasti akan tertidur kalau berlama-lama duduk di kursi kelas. Aku mencari tempat yg tenang dengan AC yg selalu menyala, dan perpustakaan adalah tempat yg paling cocok" jawabku sambil meneruskan kegiatanku. New terdiam sebentar menatap kearah mataku.

"Tay.. apa kau yakin baik-baik saja dengan ucapan p'din?" new bertanya padaku terlihat keraguan di nada bicaranya

"Tentu saja, untuk apa seseorang seperti ku perduli dengan perkataannya" 

"Sudahlah, lupakan saja tentang itu. Lagipula dia benar aku hanya orang bodoh" aku menjawab sambil tersenyum 

"Aku melakukan ini karena pak dew serius mengancamku akan mengeluarkanku dari kampus ini, seorang yg bodoh akan tetap bodoh mau sekeras apapun berusaha" aku melihat tatapan cemas new dan menghentikan kegiatanku

"Tapi..." nada suaranya new meninggi, dia berhenti dan melihat kesekitar teringat bahwa dirinya sedang di perpustakaan, "kau tidak bodoh tay" new memelankan nada suaranya

"Aku tau kau sengaja bertindak bodoh, tapi aku tau pasti kau tidak bodoh tay"

"Aku ingat bagaimana kau bisa mengancam pak dosen golf keluar dari ruangan melukis waktu itu, menurutku itu tindakan cerdas. Terserah kau mau percaya ucapanku ini atau tidak" 

"Kau cerdas karena bisa mengkontrol pikiran dosen itu, kau bisa menakutinya hanya dengan beberapa kata, bahkan dia tidak bisa melawan sama sekali" new menambahkan pembicaraannya, aku menyandarkan badanku pada punggung kursi tempat duduku.

Aku pun menggeleng "Aku tidak menakutinya, aku benar-benar ingin membunuhnya saat itu" aku tersenyum pada new

"Tidak kusangka dia seorang pengecut, dia kabur duluan sebelum aku bisa melakukan hal yg benar-benar bisa melukainya" 

Love within Tragedy [TayNew]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang