Keesokan harinya new menunggu kedatangan tay didepan gedung fakultasnya. Tidak lama new melihat tay datang dan mengucapkan selamat pagi padanya, senyuman kecil muncul diwajah new.
Mereka mulai melangkahkan kakinya berjalan bersamaan namun terhenti ketika tay memanggil new.
"New, uhm tentang kemarin malam..." tay bicara dengan ragu-ragu sambil menggarukan kepalanya yg tidak gatal.
"Oh, ini akan ku kembalikan jimatmu" new mengira tay membahas tentang gelangnya, lalu melepaskan gelang milik tay yg ada ditangannya.
"Bukan, itu sudah jadi milikmu. Maksud ku tentang ciuman kemarin malam, kau tau kan kadang orang asing melakukan hal normal seperti itu kepada teman" tay menjelaskan tentang ciuman itu hanya sebuah sapaan normal terhadap teman.
New yg mendengar itu bagai tersambar petir, hatinya sedih dan menahan air matanya agar tidak tumpah "oh, iya aku mengerti. Kalau begitu aku pergi ke kelas duluan ya" tanpa berlama-lama new pergi meninggalkan tay. Tangannya menyapu air mata yg jatuh dipipinya
Off yg melihat kejadian itu langsung mendatangi tay "ada sesuatu yg ingin kubicarakan denganmu, ayo ikut aku" off menarik tangan tay.
New POV
Aku berjalan menunduk, perasaanku bercampur aduk. Lalu aku melihat seseorang menghalangi jalanku, lantas aku menegakan kepalaku untuk melihat siapa, dan orang itu adalah gun yg sedang menatap tajam ke arahku. Dia melangkahkan kaki menuju padaku.
"Kau pikir kau sudah menang, iya kan?" Tanya gun padaku. Aku merasa panik dan hanya bisa menundukan kepala.
"Jangan merasa sombong dulu, saat kau memutuskan untuk bersama dengannya cepat atau lambat kau akan kehilangan hidupmu" gun memperingatiku lalu pergi melewatiku.
Aku segera membalikan badan "Gun" panggilku pelan. Gun pun menghentikan langkahnya.
"Kau benar tentang itu, tay tidak akan pernah memiliki perasaan pada orang lain" ucap ku lirih. Gun pun menoleh padaku dan tersenyum sinis, lalu dia kembali melangkahkan kakinya pergi.
Tay POV
Saat off mengajaku berbicara aku sudah tau bahwa aku akan mendapat masalah besar, karena peng tidak pernah seserius ini sebelumnya.
Aku terus mengikuti berjalan dibelakangnya, dan benar saja. Saat dia membalikan badan wajahku terkena bogem mentah dari tangan kanannya
"Tinjuku ini bermaksud untuk menyadarkanmu bodoh" ucap off menatap padaku.
"Aku akan membiarkan yg satu ini, tapi--" belum selesai bicara ucapanku dipotong oleh off
"Aku tau perasaanmu padanya tay, dari awal aku memperhatikanmu yg terus mendekati new padahal dia sangat anti berada didekatmu. Oiya perlu diingat, aku tidak menyukai new seperti yg kau pikirkan" perkataan off mengejutkan aku.
"Aku sebagai temanmu merasa sangat senang melihat perubahanmu ini tay. Kau tidak pernah serius dalam hubungan, berganti-ganti perempuan dan tidak pernah melibatkan emosimu pada mereka. Tapi sekarang, aku melihat sisi lembut dirimu dan benar-benar perduli pada new" off menambahkan pembicaraannya, aku memandang kearah off.
"Aku tau jauh dalam lubuk hatimu merasakan emosi itu tay. Jangan ragu, aku bukan orang yg skeptis tentang hal itu, aku akan selalu mendukungmu" off tersenyum padaku.
"Kau menunggu momen ini untuk membalas perkataan ku ya. Lagi pula kau tau aku ini orang brengsek, kenapa kau masih mengumpankan new padaku?" aku mencebik padanya.
"Itu pilihannya sendiri, dan aku melihat perubahan yg positif dalam dirimu kenapa aku harus melarang? Apapun itu aku selalu mendukung kalian, dasar dua orang bodoh tidak berguna" off pun tertawa dan meninggalkan aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Love within Tragedy [TayNew]
Fiksi PenggemarKisah seorang lelaki (Tay Tawan) yang tidak pernah memiliki keseriusan semasa hidupnya. Di pikirannya hanya ada balapan, taruhan, dan wanita. Lalu dia dipertemukan dengan seorang lelaki (New Thitiphoom) yang memiliki ketakutan bersosialisasi dengan...