Chapter 21

2.1K 197 1
                                    

Keesokan harinya di kelas, pak dosen dew masuk dan bersiap memulai kelasnya. Lalu dia melihat kearah kursi milik tay yg kosong.

"Apa hanya tay tawan yg tidak masuk hari ini?" Tanya pak dew

"Aneh sekali padahal belakangan ini dia sangat rajin masuk ke kelas" gun, off, new hanya saling menatap

New pov

Aku khawatir karena tidak melihat tay di kampus hari ini, jadi selesai kelas aku memutuskan untuk mengunjungi tay. Sesampainya di kontrakan tay, aku melihat dirinya sedang tertidur di kasurnya. Tay terlihat sangat tampan dalam tidurnya, lalu dia mulai mengigau.

Aku mendekatkan diri padanya, mencoba menenangkan tay. Saat aku memegang tangan dan wajahnya terasa sangat panas. Aku pun coba membangunkan tay untuk membawanya ke dokter. Namun tay menolaknya, dia bilang tidak suka dokter. Tay memintaku untuk membiarkannya beristirahat. Karena sudah terbiasa, tay bilang dia hanya butuh tidur dan besoknya akan sembuh.

Aku menuruti tay, jadi aku tinggalkan tay yg tertidur dan pergi ke luar untuk membeli bahan makanan dan peralatan dapur untuk membuat makanan saat tay terbangun tengah malam nanti.

Sekembalinya dari berbelanja aku mulai merapikan kamar kontrakan tay yg sedikit berantakan, mencuci pakaian kotornya dan membersihkan bagian dapurnya yg tidak pernah dipakai olehnya.

Hari mulai gelap, aku menghubungi ibuku untuk memberi kabar bahwa aku akan menginap di rumah gun, sedikit berbohong agar diizinkan menginap di luar. Aku khawatir pada tay, demamnya lumayan tinggi, jadi aku ingin menemani dan merawatnya hingga sembuh.

3rd pov

New duduk disamping tempat tidur tay, memandangi wajahnya yg tertidur setelah memakan bubur yg new buatkan dan meminum obat yg dibelinya tadi. New menggenggam tangan tay yg masih terasa hangat. Malam semakin larut kedua mata new mulai terasa berat. New menundukan kepalanya diatas kasur tay, kedua tangannya ia gunakan sebagai bantal untuk dahinya.

*

Paginya new terbangun diatas kasur lengkap dengan selimut yg menutupi tubuhnya. Sadar bahwa dirinya berada di kontrakan tay, new segera bangun dan mendudukan dirinya, memeriksa pakaiannya dan bernafas lega karena masih lengkap seperti kemarin.

New mencari tay yg tidak ada di kasur itu. Sedikit terkejut melihat tay keluar dari kamar mandi dengan rambut yg setengah basah.

"Kau sudah bangun?" tay bertanya pada new

"Apa kau sudah sembuh? Hmm, bagaimana bisa aku berubah posisi tidur diatas kasurmu?" new bertanya dengan malu-malu

"Aku sudah bilang kan, aku akan sembuh hanya dengan tidur, dan obat yg aku minum semalam cukup membantu juga"

"Ngomong-ngomong aku yg menggendongmu untuk tidur di kasurku, karena lehermu akan sakit saat terbangun kalau kau tidur dengan posisi seperti itu.

Tay melihat new terdiam seperti akan menanyakan sesuatu tapi enggan "tenang saja aku tidak melakukan apapun padamu, jadi tidak perlu berpikir macam-macam" ucapnya dengan terkekeh

"Bukan begitu, hanya saja...aku pasti berat kan, dan kau sedang sakit, aku jadi merasa tidak enak" jawab new terkekeh juga

"Ngomong-ngomong untuk apa kau membeli semua ini?" tay menunjuk pada sendok, sumpit, garpu, piring, gelas, wajan, panci yg mana tadinya tidak ada di dapur tay, dan bahan makanan di kulkasnya.

"Kau membuatku bangkrut karena membeli ini semua" tay terkekeh lagi

New hanya tersenyum sedikit merasa bersalah karena membeli itu semua tanpa memberitau tay dulu "kau kan sedang sakit, jadi aku ingin membuatkan bubur untukmu, tapi kau tidak memiliki apapun di dapurmu. Apa kau lapar? Aku akan membuatkan sesuatu untukmu"

Love within Tragedy [TayNew]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang