Chapter 23

2.1K 201 16
                                    

3rd pov

Sore itu new dan tay sedang berjalan-jalan disekitar taman yg tidak jauh dari kontrakan milik tay. Kemudian mereka berhenti karena mendengar earth yg menyapa dari dalam truck yg dikendarainya, mereka saling menyapa dan berbicara sebentar. Diketahui ternyata ayah earth memiliki usaha dibidang jasa. Jasa membantu untuk orang-orang yg akan pindahan dan membutuhkan truck. Sekarang earth lah yg ditunjuk untuk meneruskan usaha ayahnya itu.

Setelah earth pergi melanjutkan pekerjaannya, tay dan new kembali berjalan-jalan sambil berbincang mengenai masa depan mereka berdua. New yakin kalau tay akan menjadi pembalap yg hebat, begitu juga tay yg merasa kalau new akan menjadi pelukis terkenal dimasa depan.

"Oiya bicara soal lukisan, ibu dosen jane meminta izin untuk memajang lukisanku yg kau sebagai objeknya di pameran seni miliknya nanti. Ibu Jane bilang kalau memajang lukisanku secara umum akan lebih menguntungkanku nantinya" ucap new

Tay menghentikan langkahnya dan berpikir sejenak "menguntungkanmu ya... Kenapa aku merasa kalau itu akan menjadi lebih menguntungkan untuk dosen itu. Lukisanmu kan sudah lumayan terkenal" ucap tay sambil mengerutkan dahinya

New terkekeh mendengar jawaban dari tay "kau terkesan seperti sedang menjelekan ibu Jane"

Tay melanjutkan kembali langkahnya "memang, aku kan anak nakal" jawab tay masa bodo, kemudian langsung disusul new

"Tidak, kau tidak seperti itu. Menurutku kau anak yg sangat baik" new melihat ke kanan dan kiri, dirasa tidak ada yg memperhatikan, new lalu memeluk taynya dari belakang sambil tersenyum "didunia ini tidak ada yg lebih baik darimu"

Tay pun membalikan badannya, membalas pelukan new dengan sangat erat.

*

*

New pov

Hari ini adalah hari pameran seni ibu Jane, dan aku diminta oleh beliau untuk menjadi pengganti di meja resepsionis karena anak yg ditugaskan sebelumnya tidak bisa datang karena beberapa alasan, jadi aku menggantikannya.

Aku teringat dengan ucapan ibuku semalam yg terus memaksaku untuk melanjutkan kelas melukisku meskipun itu harus membuat ibuku bekerja lebih keras dari sebelumnya. Aku menyayangi ibuku karena semenjak ayahku meninggal, aku hanya memilikinya dan aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya karena terlalu lelah bekerja.

Aku terbenam dengan pikiranku dan tersadar oleh seorang pria yg terlihat sudah agak tua masuk ke dalam tanpa menandatangani buku hadir. Aku mencoba memanggil pria itu namun pria itu sama sekali tidak menoleh, aku pun menghampiri pria itu yg sedang memandang lukisan miliku yg mana tay sebagai modelnya.

"Nak, berapa harga lukisan ini ya?" pria itu bertanya padaku tanpa melepaskan pandangannya dari lukisan didepannya

"Maaf pak, lukisan ini bukan untuk dijual"

"Berapapun harganya?" pria itu bertanya lagi dan aku tersenyum menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Apa saya bisa bertemu dengan pelukisnya?"

"Saya pelukisnya pak" jawabku malu-malu. Pria itu langsung menolehkan pandangannya menatap diriku

"Jadi, lelaki yg jadi modelmu ini adalah teman sekelasmu?"

"Betul pak, dan saya sudah berjanji padanya kalau lukisan ini akan diberikan padanya kalau sudah selesai, jadi saya tidak bisa menjualnya"

"Begitu ya, sayang sekali. Saya melihat lukisan ini di pamphlet yg disebarkan, makanya saya memutuskan datang untuk melihat langsung. Lukisan ini sungguh indah dan terlihat megah, namun tetap bisa merasakan kepedihan didalamnya" aku tersipu mendengar pujian dari pria didepanku.

Love within Tragedy [TayNew]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang