•
•
×
"Hyung bangun hyung"
"Bangun~ hyung~" kedua tangan mungil itu kini melingkar pada tubuh sesosok anak berusia 8 tahun yang masih terlelap di hadapannya sambil menggoyang goyangkan tubuhnya.
.
.
.Tak ada respon.
Bagai mendapat sebuah ide yang jatuh dari langit dan turun di otaknya, kini san sedang tersenyum jahil, dan...
Cup
Sebuah kecupan lembut mendarat halus di dahi sang pangeran kecil tampan yang belum kunjung membuka matanya.
.
.
.Tak ada respon.
.
San menunggu respon hyung tersayangnya, dan...
"Aku tau kau terus melihatku" pangeran kecil tampan itu tidak membuka matanya namun ia tau apa dan bagaimana reaksi san sekarang, bahkan sedari tadi younghoon terus menghadap dinding kamarnya tanpa menatap san.
Sang pelaku hanya tersenyum. Bukan senyum jahil yang terpampang di wajah manisnya kini, tapi sebuah senyum tulus yang ia tunjukkan pada hyungnya. Sayang sekali younghoon tidak dapat melihat senyum indah itu.
"San sekarang masih pukul 5 pagi dan kau sudah membangunkanku ? Ada apa denganmu" sepintas sebelum berbicara, younghoon melirik pada jam dinding yang menempel di atas dinding kamarnya. Pukul 5 pagi. Ini masih terlalu pagi untuk ia bangun, haduh san kenapa kau selalu menjahili younghoon.
"Hyung ini sudah pagi, sekarang waktunya bangun dan berkemas"
"Sann~~"
"Hyung~~~"
Apa ini ? Sebuah kontas memanggil nama ?
Dan pada akirnya san lah yang mengalah dan segera membenahi tempat tidurnya, lalu ia melangkahkan kakinya keluar kamar.Younghoon merasa kamarnya kini telah tenang dan damai, tidak ada lagi suara keributan yang selalu menghantuinya. Ia tolehkan kepalanya mencari sosok 'san' di segala penjuru kamarnya, namun tak nampak lagi sosoknya. Dan younghoon pun kembali memposisikan tubuhnya dengan nyaman dibalik selimut hangatnya.
•×•
Duk duk duk
Tangga kayu itu bergesekan dengan telapak kaki hingga menimbulkan suara. Tak cepat, tak lambat, kaki itu berjalan konstan menyusuri tangga kayu hingga kini menyentuh dinginnya lantai. Bukan hanya kaki, badannya pun terasa dingin, tangan mungilnya mulai mengeratkan jaket hangat di tubuhnya.
Pintu kayu besar berwarna cokelat gelap yang menghadap di hadapannya kini tengah menggugah pikirannya. Langkahnya menuju ke depan, terus, berjalan, kenop besi itu terasa dingin di telapan tangannya. Benar, langit masih menggelap, sang surya belum menampakkan badannya, apa yang akan kulakukan sekarang ? Itulah sebersit kalimat yang muncul di dalam pikirannya sekarang.
Wushhh
Dingin. Sungguh dingin. Itu lah yang ada di pikiran san sekarang. Angin berhembus hingga menggoyangkan helai rambutnya, membuat wajah manis itu kini kian terlihat jelas. Mata hitam ke abu abu-an, hidung mancung, bibir tipis nan merah, rambut berwarna gelap nan lembut. Apakah kau bertanya mengapa san bisa berada di panti asuhan ?
Jawabannya hanya satu. Yaitu takdir.
•×•
seororeul talma giureojin salm
sowoneul dama chaoreuneun dal
haryeoda man gwalho sogui mal
ijeya eum eum eum...
![](https://img.wattpad.com/cover/213926513-288-k386915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me [woosan]
RomanceApa yang kau rasakan ketika bertemu dengan sosok orang yang baru kau temui ? Apa yang kau rasakan jika semua kenanganmu musnah ? Apa yang kau rasakan ketika kau bertemu dengan orang yang selama ini kau cari ? Dan, apa yang kau rasakan ketika kehilan...