A Wound

801 65 5
                                    

×

Hari hari pun berganti menandakan sang waktu terus berjalan, musim semakin dingin tatkala memasuki pertengahan November, walaupun salju belum turun namun udara dingin dapat membuatmu menggertakan gigimu. Bocah bersurai hitam kini telah terbangun dari tidurnya, setelah membereskan tempat tidurnya ia pun bergegas untuk membasuh tubuhnya. Terasa dingin saat air menyentuh kulitnya.

Setelah berpakaian cukup tebal mengingat udara telah dingin, ia melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Adik adiknya telah mengucapkan 'selamat pagi' padanya, ia langkahkan kakinya menuju dapur guna membantu eomma mempersiapkan sarapan pagi.

Saat sarapan pagi telah selesai, san menghampiri eomma sooyoung dan berbisik padanya, wooyoung hanya memerhatikan san sembari memakan roti di meja makan. Wooyoung masih memakai baju tidurnya dan ia belum mandi mengingat ia telah bangun kesiangan, tidurnya terasa sangat pulas sehingga membuatnya lupa untuk bangun. Setelah selesai mengisi perutnya wooyoung menuju pada kamarnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.

Beberapa menit kemudian setelah wooyoung telah keluar dari kamarnya, ia tak melihat san di ruang tamu. Ruang bermain, ruang perpustakaan, kamar tidur san, sampai halaman depan telah ia lalui namun tak terdapat sosok san.

"Eomma, eomma melihat san ?" Tanya wooyoung pada eomma yuri di dapur.

"Eomma sooyoung baru saja pamit pergi ke kota bersama san"

"San ikut ke kota ?"

"Betul"

Wooyoung mengerucutkan bibirnya karena sebal dengan san, kenapa san sering meninggalkannya saat ia hendak pergi. Wooyoung sangat ingin pergi ke kota apalagi bersama dengan san, wooyoung sungguh sebal sekarang.

•×•°-


Dalam mobil yang melaju itu, terdapat seorang bocah yang telah menyembulkan kepalanya pada jendela mobil menikmati dinginnya angin yang menyentuh kulitnya. Sambil bernyanyi ria, sesekali ia menyapa orang orang yang ia lalui di sepanjang jalan, ia sungguh menggemaskan saat ini. Eomma yang mengemudi hanya tersenyum melihat kelakukan san, ia telah lega karena san dapat gembira seperti semula sejak peristiwa kemarin.

Saat setelah makan malam kemarin ia memanggil san untuk berbicara padanya, ia sudah hafal betul bagaimana kelakuan anaknya yang satu itu. Jika san sedang sedih maka ia akan mengabaikan semua orang, dan memilih untuk menyendiri bahkan hingga berhari hari. Kini raut bahagia lah yang terpapar pada wajah manisnya.

"San akan membelikan wooyoung apa ?"

"Topi"

"Kenapa topi ?"

"Wooyoung bilang dia suka dengan topi"

"Eemm begitu"

San sengaja meninggalkan wooyoung di panti dan tidak mengajaknya karena ia sedang ikut dengan eomma sooyoung pergi ke kota membeli bahan bahan kebutuhan serta membelikan wooyoung hadiah untuk ulang tahunnya 1 minggu lagi. San tau pasti saat ini wooyoung telah sebal padanya karena meninggalkannya, namun bagaimana lagi.

Setelah menempuh waktu 30 menit perjalanan kini akhirnya mereka telah sampai di pasar kota. San telah turun dari mobil dan berjalan di samping eomma sooyoung. Mereka mulai berbelanja dan memilih milih berbagai kebutuhan, saat san mulai lelah ia memilih untuk duduk pada kursi kosong yang terdapat pada ujung toko. Terdapat seekor kucing yang telah melintas di bawah kakinya, dengan menundukan tubuhnya kini san menggendong kucing tersebut dan meletakannya di sampingnya.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang