Letter

493 68 63
                                    

~•~


10 tahun kemudian





All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
'Cause if I could see your face once more
I could die as a happy man I'm sure

When you said your last goodbye
I died a little bit inside
I lay in tears in bed all night
Alone without you by my side

But If you loved me
Why did you leave me
Take my body
Take my body

All I want is
All I need is
To find somebody
I'll find somebody like you
Ooh oh



Sorakan tepuk tangan terdengar meriah pada trotoar jalan yang telah berkumpulnya segerombol orang melingkari seorang pemuda yang tengah mengukir senyum pada bibirnya. Terlihat jelas raut puas pada wajah tampannya, ia telah memikat para pendengar dengan suara merdunya. Peluh keringat mengucur pada kening hingga tengkuknya, sesudah mengucap salam samar samar gerombol para pendengar mulai melenyap.

Pemuda tersebut membereskan alat alatnya yang ia gunakan untuk melantukan sebuah lagu. Dari sekian banyaknya penonton yang telah menyaksikannya, kini hanya tersisa 1 orang yang senantiasa berdiri dihadapannya.

"Kau senang sekarang ?" Tanyanya.

"Tentu" sembari memasukan gitar kesayangannya pada tas gitar, ia atensikan pandangannya pada seseorang dihadapannya. "Kau hanya berdiam diri di sana ? Tanpa membantuku yeosang ?"

"Tidak. Aku sibuk melihat wajahmu"

"Semua orang memang tau aku tampan"

"Aku tidak mengatakan kau tampan" pemuda bernama Yeosang tersebut menggantungkan kalimatnya, sang lawan bicara seakan menghiraukannya dengan sibuk memindahkan peralatan kedalam tas.

"Aku terkejut kau tak menangis woo"

Tangan yang semula sibuk memindahkan perlatan kedalam tas tersebut kini terasa membeku terdiam. Otaknya mencerna setiap detail kata yang telah diucapkan sang kawan.

"Untuk apa aku menangis ? Aku bukan anak kecil" dengan cepat ia segera memindahkan peralatannya. Tas gitar yang tergantung pada punggungnya, dan kedua tangan yang penuh membawa masing masing tas berwarna hitam. Ia berjalan meninggalkan yeosang menuju mobilnya terparkir.

"Hati hati di jalan !" Teriak yeosang yang telah berjarak beberapa meter dengan wooyoung pada posisi ia berdiri saat ini. Mendengar namun tak menjawab, bahkan untuk melirik saja tidak, wooyoung tetap berjalan menuju mobil yang tak jauh lagi darinya.

Marah ? Jengkel ? Tidak. Ia lelah.

Hanya lelah.

Semua tas telah tersusun dalam kursi belakang mobil, kakinya bergerak menginjak pedal gas guna menjalankan mobilnya menuju kediamannya. Dengan cepat, ia kendarai mobil elegannya hingga hanya membutuhkan beberapa menit saja untuk sampai pada sebuah tempat yang ia sebut rumah.

"Aku pulang"

Hening. Tak ada siapapun yang menyambut kedatangannya, hingga beberapa detik kemudian sang pengurus rumah membalas salam sang tuan rumah.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang