Meet

1.6K 149 7
                                    

×

Tap tap tap

"Aku pulang" ucapan melengking yang keluar dari sang bocah bernama san.

Hening. Tak ada balasan jawaban.

Di torehkannya kepalanya mengarah benda bulat tertempel di dinding. Pukul 09.40. Ya, cukup lama san dan eomma yuri kembali ke panti asuhan.

"San sayang, mandilah agar tubuhmu bersih" ucap dari balik punggung san, seseorang yang telah berkelana dengan san menuju kota untuk berbelanja.

"Oke eomma" jawaban antusias yang keluar dari bibir mungilnya. Langkah kakinya kini telah membunyikan suara berat lantas bergesekan dengan tangga kayu tua. Dengan perasaan riang ia akan segera membasuh tubuhnya agar tampak lebih bersih, hingga kedua manik hitam itu menangkap sosok bocah terdiam mematung mengadahkan padangannya ke arah jendela.

Tirai putih itu berdansa terhembus angin. Menghembuskan berhelai helai surai berwarna cokelat gelap yang kini telah memunggunginya. Hembusan napas keluar dari sang penatap. Sang target menyadari bahwa terdapat seseorang yang berada di sekitarnya. Hanya gerakan kecil dari kepalanya yang menoreh perlahan mencari hembusan napas itu.

Kedua manik itu bertemu.

Diam seribu bahasa.

Hanya detak jatung yang berpacu. Pantulan sinar sang surya melewati sang manik cokelat membuatnya begitu nampak terang dan indah. Tak ada senyuman hangat, hanya tatapan penuh arti. Kini ia mengerti, bahwa terdapat malaikat kecil yang sedang terluka yang tertera di hadapannya.

•×•

Flashback on

"Oh pak kim, silahkan masuk. Anda telah datang rupanya" ucap manis penuh sopan yang keluar dari bibir wanita dewasa ini.

"Terima kasih nyonya choi" tangan besar pria itu memegang lembut tangan mungil seorang bocah yang tengah berdiri di sampingnya.

"Dimana nyonya kwon ?"

"Kwon yuri sedang berada di kota untuk berbelanja kebutuhan kami"

"Ah begitu rupanya. Maaf menggangu sebelumnya, bila kemaren saya telah menghubungi pihak panti asuhan ini untuk bertemu di hari ini sesuai janji saya. Dan saya bersama anak ini" manik younghoon tak  henti hentinya menatap sang bocah iba yang tengah berada di hadapannya kini.

Siapapun tau bahwa anak yang tidak memiliki kedua orang tuanya akan berakhir di panti asuhan, tapi apa aku tak salah lihat ? Lihatlah bocah ini. Bocah ini sungguh tampan dan bukanlah bermuka gelandangan. Ada apa dengannya ? Kenapa pak polisi itu kemari dengan membawanya ? Dan kenapa tubuhnya terdapat banyak perban ?

Secara jelas dan runtut pak kim menjelaskan apa yang telah terjadi pada pada bocah malang ini. Raut muka yang semula menyambut kedatangan mereka kini berubah menjadi raut sedih. Sungguh kisah yang menyedihkan. Kini mereka mengerti mengapa alasan pak kim kemari bersama dengan anak manis itu.

"Baiklah aku mengerti" ucap wanita dewasa itu yang sedari tadi mendengarkan setiap rinci kejadian peristiwa yang dijabarkan oleh pak kim

"Anak manis, siapa namamu ?"

"... Jung wooyoung"

Mata younghoon terbelalak melihat sang bocah di hadapannya itu kini berbicara. Oh, ayolah younghoon ada apa denganmu ? Dengan melihat wooyoung yang seperti sedih, ketakutan, dan diam seribu bahasa apa kau pikir dia bisu ? Jelas saja tidak.

"Ah, wooyoung. Mulai sekarang ini adalah rumahmu, dan kami adalah keluargamu. Aku harap kau bisa senang berada di sini bersama kami" ucap wanita itu dengan senyum tulusnya. Wooyoung hanya mengangguk menjawabnya.

Pena hitam tengah menari nari di atas selembar kertas, menggoreskan tinta yang meninggalkan jejaknya pada se helai kertas putih. Sebuah coretan indah yang biasa di sebut sebagai tanda tangan dan nama terang bertuliskan 'Choi sooyoung' kini telah menghitamkan helai kertas putih tersebut.

"Terima kasih banyak atas bantuanmu nyonya choi. Aku menitipkan anak ini bersama kalian. Bila terjadi sesuatu atau memerlukan bantuan silahkan hubungi kami" sebuah ucapan terima kasih yang mendalam telah terucap pada bibir pak kim untuk choi sooyoung.

"Baik, terima kasih atas kepercayaannya. Kami akan menjaga wooyoung dengan sangat baik"

"Baiklah, aku akan kembali ke kota, selamat pagi"

"Hati hati di jalan"

Jemari halus sooyoung menggenggam jari mungil wooyoung yang kini tengah berada pada balkon depan panti, melepas kepergian pak kim. Datar. Tak ada senyuman maupun ekspresi yang tergambar pada raut muka wooyoung.

Flashback off

•×•

"Ne, apa kau baik baik saja ?"

Badan mungil itu kini tengah berada tepat di hadapan sang bocah bersurai cokelat gelap itu, tangannya menyentuh pundak sang bocah dengan tatapan khawatir ia bertanya.

...

"Apa kau sakit ?"

...

"Bagian tubuhmu mana saja yang sakit ?"

...

Manik san mengedar ke seluruh tubuh bocah yang lebih pendek darinya itu. Ia membelalakan matanya saat menemukan beberapa perban yang terbalut pada tubuh boca itu.

"Aigoo, apa yang baru saja terjadi padamu ? Kenapa tubuhmu penuh luka ?"

Tangan mungil itu mengayun untuk meraih tangan bocah yang berada di hadapannya. Hangat. Itulah yang ia rasakan, begitu hangat dan rapuh. Tubuhnya berbalik dan kakinya mulai melangkah dengan tangannya yang senantiasa bertautan dengan bocah di belakangnya saat ini. Langkah itu berubah menjadi lari kecil.

"Tenang saja, kau akan baik baik saja" kepala itu ia tolehkan mengarah bocah yang terdapat di belakangnya untuk meyakinkannya untuk mengikutinya. Senyum manis nan indah terukir jelas pada muka manisnya. Begitu murni dan tulus.

Tanpa sadar, kedua maniknya telah terbelalak menangkap keindahan senyuman manis di hadapannya. Jemarinya terasa hangat.




Terasa perasaan hangat terbersit di hatinya.








Tbc

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

IAM BACK !!

Di chap ini awal pertemuan san dengan uyong.
Penasaran gak cerita selanjutnya ?
Jawab penasaran dong😓

Semoga author mendapat cahaya ilahi untuk ide ide selanjutnya

Kritik dan saran ? Boleh kok

Tetep stay di book aku ya

Gomawoo~~

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang