Home

3.6K 218 10
                                    

×

Bangunan tua yang tetap kokoh untuk di pijaki tengah berdiri tegap di pinggiran jalan. Tempat yang selalu ramai. Penuh teriakan canda, tawa, dan tangis. Matahari telah bersembunyi di balik gelapnya gulita, mengisahkan cahaya bintang dan rembulan kian menyinari malam. Sungguh sunyi nan damai.

Duk duk duk...

"Huuwaahhh kakak~ jangan mengejarku~"

"Wahahahaha... Aku akan memakanmu anak kecil ! Wahahahaha"

"Hyyaaaaaaa !!!!!" Teriakan itu menggema ke seluruh ruangan.

Duk duk duk duk...

"Wahahahaha... Sebentar lag-"

"Choi san, berhentilah menggoda adik adikmu" Kini datang lah wanita paruh baya yang menghentikan aksi 'choi san' yang menyamar sebagai monster.

"Ah.. Eomma hehehe" Sang empu hanya tertawa sembari menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Choi San. Seorang anak kecil nan manis yang berusia 6 tahun.

"Sekarang sudah pukul 7 malam, waktunya makan malam anak anak" Wanita tersebut berkata demikian dan di sambut kedatangan anak anak dengan ceria.

"Yeee~ waktunya makan~" Anak anak mulai turun menuju meja makan, duduk dengan rapih menunggu sang Eomma meletakkan hidangan lezat di atas meja.

Turunlah seorang anak laki laki tampan dengan kantung mata yang menghitam dan berat, menutup mulutnya yang melebar karena menguap dengan tangan kecilnya.

"Oh hyung, kau baru bangun ?"

"Hmm. Hoaamm~"

"Pakailah jaket hyung, malam ini lebih dingin di banding kemaren"

"Akan ku pakai nanti" Young hoon. Ya, Kim Younghoon adalah anak tertua di panti asuhan ini dan ialah teman dekat choi san. Ia memiliki selisih 2 tahun lebih tua dari san.

"Baiklah, sebelum makan bersama kita harus berdoa terlebih dahulu" Eomma memimpin doa dan anak anak pun berdoa dengan antusias. Terbersit seutas senyuman di akhir doa choi san.

Setelah itu anak anak makan dengan riang dan senang. Masakan eomma memang sangat lezat dan dapat makan bersama seperti ini adalah anugerah dari Tuhan.

"Eomma aku akan membantumu" kaki kecil itu berlari menuju sang eomma yang sedang membereskan peralatan makan di meja.

"Ah, terima kasih san"

Sang empu hanya tersenyum riang saat mendengar kata 'terima kasih'. Kini kakinya melangkah menaiki anak tangga satu persatu, menyusuri lantai kayu yang dingin hingga telah sampai pada sebuah kamar berpintu kayu berwarna cokelat.

"Hyung, apa yang kau baca ?"

"Hanya sebuah cerita. Aku sedang bosan dan aku menemukan buku ini di rak buku. Sepertinya menarik, maka dari itu kuambil"

"Wah wah~ tidak biasanya hyung membaca cerita, biasanya hyung belajar di jam segini" Kali ini san meledek hyungnya itu. Memang younghoon suka sekali dengan belajar tapi kali ini ia ingin absen dengan belajar lalu menggantinya dengan membaca buku.

"Aku juga butuh refreshing"

"Dengan membaca buku ? Itu bukan refreshing namanya ! Cara refreshing itu dengan menggunakan ini !!" Tangan san merogoh ke dalam saku celananya dan mengeluarkan sebuah benda bulat bening yang berjumlah lebih dari 3 buah. Entah bagaimana benda itu selalu ada didalam sakunya.

Di selentik dengan keras benda bulat itu ke sembarang arah, terpantul oleh dinding, dan berdarat naas di kepala sang hyung dengan keras.

"CHOI SANN !!!!" Teriak younghoon menggema di dalam kamarnya. Sang pelaku kejadian hanya tertawa terbahak bahak sembari memegang perutnya.

"Wahahahahaha... Keras sekali suaranya hahahahaha" Tawa itu tak henti henti mengukir di mulut mungilnya. Tak merasa iba pada hyungnya seolah olah adegan tersebut sudah sering terjadi pada hyung kesayangannya.

"San sudah berapa kali kukatakan bukan sepertu itu cara bermainnya-"

"Iya iya aku tau, tapi memainkannya seperti tadi sangat menyenangkan" Sungguh adek yang sangat jahil. Ia sebenarnya sangat tau bagaimana cara bermain kelereng dengan benar namun ia sangat suka menggoda hyungnya. Dan akirnya san meminta maaf dan mengelus surai lembut hyungnya.

Setelah sekian lama berbincang dan menjahili hyungnya, jarum jam telah mengarah pada angka 10. Ini sudah malam dan waktunya san dan younghoon untuk tidur, karena esok masih terdapat hari hari yang menyenangkan.

•×•

Mata manis itu belum terpejam. Mengisakan seorang san yang menatap langit langit kamarnya. Malam ini memang lebih dingin, begitu pula hati san. Sejujurnya ia takut akan sendiri. Kesepian adalah suatu hal yang sangat mengerikan bagi san, ia sangat benci itu. Di pejamkan secara perlahan kedua mata itu, ia bergumam dalam hati sebelum akirnya ia benar benar terlelap.

'Tuhan, aku mohon berikan aku kebahagiaan. Aku ingin terus tertawa bersama mereka, hanya merekalah keluarga yang kupunya. Dan semoga esok, esok, dan esok, akan tetap menjadi lebih baik'











Tbc

∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Hai hai !!!
Ini masih chap 1 dan aku buat dengan pelan pelan supaya menjadi lebih menarik.

Dan cerita ini akan menjadi cerita yang panjang tentunya😪

Jadi mohon dukungannya !!!
Sangat di anjurkan untuk kritik dan saran dari para readers, untuk menyemangatiku dan memberiku ide

Aku masih pemula sih tapi aku seneng banget berimajinasi dan membuat cerita~~~

*Tokoh, tempat, alur, dan semuanya murni karangan aku (ya tentunya sih kalo tokoh aku ambil dari member ateez dan idol lain). Jadi kalo ada kesamaan mohon maaf😊

Maaf juga ya kalo masih banyak typo dan ceritanya garing😔

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang