•
•
~•~
Wooyoung. Bocah manis yang kini telah resmi menyandang marga Kim kini telah menginjakan kakinya di Seoul. Untuk pertama kalinya, ia berada di Seoul, dan untuk pertama kalinya pula ia berpergian sejauh ini tanpa eomma maupun san disisinya. Bocah manis itu mengedarkan pandangannya kesekelilingnya, ia takjub pada bandara tempatnya berdiri saat ini. Miyeon menggenggam tangan mungil wooyoung, berjalan bersama menuju pintu keluar. Supir pribadi hongjoong pasti sudah menunggu di luar.
Setelah meletakan koper pada bagasi, kini mereka tengah berada dalam mobil yang tengah berjalan dengan kecepatan sedang. Lokasi bandara dengan kediaman hongjoong cukup jauh, sehingga membutuhkan lebih dari 40 untuk sampai.
Pagar besi kokoh dengan ukiran klasik kini terpampang pada pandangan wooyoung. Rumah besar dengan dominan berwarna soft coklat kini telah terlihat, begitu luas nan indah. Inikah rumahnya ? Seperti itulah isi dalam pikiran wooyoung. Ia begitu takjub pada luar rumah hongjoong, yang notabenenya ialah rumah untuknya juga.
Pagar hitam itu terbuka otomatis melalui sensor, menampakan dengan jelas bagian depan rumah kokoh tersebut. Mobil hitam tersebut telah berhenti tepat depan pintu masuk. Dengan sigap, sang supir menurunkan seluruh koper dari dalam bagasi. Dan tak henti hentinya wooyoung memandang kagum rumah dihadapannya saat ini. Seolah semua hanya mimpi, entah itu mimpi indah atau mimpi buruk.
"Ayo masuk. Sekarang ini adalah rumahmu, rumah kita" wooyoung hanya menatap miyeon dalam diam. Ia tak tau harus berkata apa dan harus berekspresi seperti apa.
Mereka bertiga telah memasuki ruang tamu, pandangan wooyoung mengedar keseluruh penjuru, sungguh desain interior yang indah. Cukup lama wooyoung mengekspos isi ruangan tersebut, hingga sebuah suara mengalihkan pandangannya.
"Eomma, appa, sudah kembali ?"
Manik wooyoung terpusat pada sang pembuat suara. Surai coklat gelap seperti miliknya, tubuh tinggi nan tegap, hidung mancung, dan... senyumnya yang damai.
'Siapa dia ?'
"Yunho, kau sudah pulang ?" Tanya hongjoong sembari berjalan menuju ujung tangga.
"Acaraku sudah selesai appa"
"Anak appa pintar" bocah bernama Yunho tersebut turun mendekati sang appa.
"Yunho sayang, appa akan memerkenalkan anggota keluarga baru kita. Namanya adalah Kim Wooyoung. Dia adikmu sekarang" yunho memerhatikan ujung rambut sampai ujunng kaki wooyoung, lalu ia tersenyum manis.
Wooyoung membungkuk pada yunho sembari memerkenalkan dirinya "Kau manis sekali" manik wooyoung membulat, ia terkejut dengan penuturan kakak barunya.
"Senang bertemu denganmu.." yunho berjalan mendekati wooyoung dengan menggantung kalimatnya. Ia mengulurkan tangannya guna menjabat tangan mungil wooyoung, segera wooyoung membalas jabatan tangan yunho "Adikku" senyum merekah itu kembali terukir. Seketika pikiran wooyoung melayang mengingat sesuatu.
Semua barang wooyoung telah diletakan pada kamar barunya, kamar wooyoung berada persis di sebelah kamar yunho pada lantai 2. Kini wooyoung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk besarnya. Sensasi kasur ini mengingatkannya pada kasurnya dulu saat tinggal dengan kedua orang tua kandungnya.
Ia mulai memejamkan kepolak matanya, pikirannya kembali melayang jauh. Senyum. Senyuman manis yang ia dapat dari sang kakak mengingatkannya pada senyuman manis seseorang nan jauh di sana. Sebuah senyum spontan terukir pada bibir wooyoung. Entah kenapa hatinya terasa pedih kembali. Tanpa ia sadari, setetes air mata keluar pada kelopak matanya yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Me [woosan]
RomanceApa yang kau rasakan ketika bertemu dengan sosok orang yang baru kau temui ? Apa yang kau rasakan jika semua kenanganmu musnah ? Apa yang kau rasakan ketika kau bertemu dengan orang yang selama ini kau cari ? Dan, apa yang kau rasakan ketika kehilan...