A Story || Disaster

816 62 2
                                    

×


Tak seperti hari hari sebelumnya, dimana ia dan anak manisnya itu mengantarkan sang suami hingga ujung pintu untuk berangkat bekerja, namun pada hari ini kebiasaan itu tidak ia lakukan. Pikirannya begitu runyam saat ini, perasaannya masih terbawa emosi karena ulah seorang pria yang mengganggu kehidupan keluarganya.

"Appa, appa tidak bekerja ?"

"Appa sedang libur sayang, jadi hari ini kita dapat bermain bersama" kebohongan itu ia utarakan pada anak kesayangannya. San hanya tersenyum riang karena ia dapat bermain dengan appa nya, mengingat momen seperti ini jarang san lakukan dengan appa nya.

Jina telah mengenakan pakaian rapih hendak pergi kesuatu tempat, sang suami melihat istrinya tersebut dan menanyakan kemanakah istrinya akan pergi.

"Apa kau ingin keluar ?"

"Ya, aku akan bertemu dengan temanku sebentar, aku tak akan lama. Tolong jaga san" ucap jina sembari tersenyum pada sang suami dan mencium kening san.

Ia meminta maaf kepada dirinya sendiri karena pertama kalinya ia membohongi pria yang amat ia cintai itu. Ia masih belum sanggup untuk menjelaskan yang sesungguhnya pada suaminya, ia tak ingin suaminya semakin kecewa. Hanya pria bernama Park Chanyeol itu yang patut untuk disalahkan atas semua kerusuhan yang telah dibuatnya.

Setelah menaiki bis, kini kakinya telah berdiri pada sebuah perusahaan yang berada dihadapannya. Berkali kali ia mengehembuskan napas panjang untuk menguatkan dirinya untuk apapun yang akan terjadi nantinya. Ia mulai memasuki perusahaan itu dan di sambut oleh satpam penjaga pintu tersebut. Setelah bertanya pada resepsionis ia akhirnya mendapat ijin untuk bertemu pria itu. Pria perusak kehidupannya itulah yang memiliki perusahaan ini.

Kini ia telah berada tepat pada sebuah pintu berwarna hitam dihadapannya, walaupun detak jatungnya kini tak menentu namun ia harus segera mengakatan sesuatu pada pria itu. Kini langkah kakinya ia langkahkan untuk membuka pintu tersebut, pada dalam ruangan cukup luas itu terdapat pria yang ia cari tengah berdiri menyambut kedatangannya.

"Wah wah wah, siapa yang datang kemari. Kau merindukanku ?"

"Aku hanya ingin berbiacar sebentar padamu-"

"Berbicara lama denganku juga tidak masalah. Apa yang ingin kau bicarakan, hm ? Kau ingin menarik kata katamu dan berpaling padaku ?"

"Aku sama sekali tak tertarik padamu sejak awal kita bertemu. Aku hanya bodoh saat itu karena aku menuruti keinginan kedua orang tuaku, dan setelah aku mendapatkan apa yang kuinginkan, aku ingin kau tidak ikut campur dalam hidupku"

"Ikut campur ?"

"Kau yang membuat suamiku dipecat kan ?!"

"Apa buktimu ?"

"Pesan yang kau kirim. Walaupun aku tak punya bukti, pasti semua ulah ini berasal darimu" pria dihadapannya kini hanya tersenyum mengejek pada jina.

"Aku telah hidup bahagia dengan suami dan anakku. Aku tak membutuhkan apapun lagi selain suami dan anakku. Dan berkali kali kukatakan padamu bahwa aku hanya mencintai suamiku dan aku sama sekali tidak menyukaimu ! Pergilah dari hidupku dan jangan pernah sekalipun kau mengganggu kehidupan keluargaku !" Dengan ancaman dan emosi, jina telah mengutarakan kekesalannya pada pria dihadapannya, kemudian ia segera beranjak meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah.

•×•

Pada malam hari jina ingin menjernihkan kepalanya dengan mengajak san untuk berbelanja keperluan mereka. Menyisakan sangbeom yang tengah sendiri berada di rumah. Ia mengambil buku album keluarganya dan membukanya, menampakkan foto foto sang istri dan san saat masih bayi. Sungguh menggemaskan, hingga kegiatan melihat album itu terhenti di kala sebuah ketukan pintu terdengar oleh indera pendengarannya.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang