A Story || Apology

803 61 6
                                    

×


Sang surya telah muncul pada arah timur, menandakan pagi telah tiba menggantikan gelapnya malam. Terdapat seorang wanita cantik yang tengah terlelap di atas sofa ruang tamu, perlahan ia membuka matanya, tampak tergambar jelas bahwa pelupuk matanya kian membengkak.

Setela ia telah terbangun, jina bergegas untuk segera membasuh tubuhnya. Ia pun tak berpikir untuk mengisi perutnya yang sedang kosong, yang ada dipikirannya saat ini ialah ia harus segera bergegas menuju kerumah mertuanya. Ia sangat yakin bila sangboem dan san sedang berada di sana.

Sejak pagi sangboem telah meninggalkan rumah kedua orang ruanya seorang diri, meninggalkan san yang masih tertidur. Sangboem bahkan tak dapat tidur karena pikirannya yang masih saja berkecamuk, saat pagi telah tiba namun lagit masih menggelap ia memilih untuk pergi entah kemana.

Di sisi lain, kini jina tengah dalam perjalanan menuju ke kediaman mertuanya, berharap dapat bertemu sang suami dan anaknya. Ia ingin segera memperbaiki ini semua. Pada perjalanannya, tak henti henti untaian doa ia panjatkan pada Tuhan untuk memberinya kekuatan dan lekas memperbaiki semua masalah ini. Walaupun hanya semalam ia tak bersama suami dan anaknya, rasa rindu telah memenuhi perasaannya.

Sesampainya jina pada depan halaman kediaman mertuanya, ia menghembuskan napas panjang untuk memantapkan langkahnya. Setelah mengetuk pintu rumah itu, seorang wanita paruh baya membuka pintu tersebut, sontak jina memeluk orang yang tengah berada dihadapannya. Air mata tak dapat ia bendung lagi, tetesan itu telah membasahi pipinya.

Sangboem tak ada dirumah itu, sang ibu mengatakan padanya saat pagi sekali sangboem telah pergi. Dengat raut wajah sangat kecewa kini jina tundukan kepalanya, ia tak tau harus kemana ia langkahkan kakinya untuk mencari suaminya. Datanglah seorang bocah menghampirinya dengan teriakan 'eomma', dengan perasaan rindu kini ia peluk putera kesayangannya.

•×•


Langkah kaki itu mulai terasa gontai, ia telah berjalan jauh bahkan ia tak berpikir kemana langkah kaki itu akan berhenti. Banyak kendaraan yang berlalu lalang pada jalan raya disampingnya, tepat sebelah kirinya adalah jajaran bangunan bangunan yang berdiri kokoh. Langkah kaki itu melambat saat maniknya menangkap seseorang turun dari mobil hitam tak jauh dari hadapannya.

Manik sangbeom mencoba memerhatikan wajah pria itu dengan benar, setelah ingatannya teringat, pria itu adalah orang yang bersama istrinya pada foto yang ia terima dan dicafe yang tidak sengaja ia lihat. Kini perasaanya mulai geram, dadanya kembali terasa sesak.

"Hei kau !" Sebuah teriakan muncul dari bibir sangbeom. Orang bernama Park Chanyeol itupun menolehkan kepalanya spontan saat mendengar sebuah teriakan.

"Kau orang yang ada di foto itu kan ?!" Langkah sangboem mendekati chanyeol hingga sang supir chanyeol menghadang sangbeom mendekati chanyeol. Chanyeol tau siapa orang yang berada dihadapannya saat ini, ia tak menyangka bahwa orang itu akhirnya datang dihadapannya.

"Wah siapa ini ? Coba kuingat, emm... Kau suami Im Jinah ? Suatu kehormatan bertemu denganmu" dengan senyuman mengejeknya chanyeol mencoba menyapa sangbeom yang berada dihadapannya.

"Kau ! Apa saja yang kau lakukan pada istriku !"

"Woh woh woh, tenang tenang. Kita bisa bicara diruanganku" tepat disebelah kiri sangbeom adalah sebuah perusahaan, dan tentunya perusahaan itu adalah milik chanyeol.

Dengan berat hati ia mengikuti chanyeol memasuki gedung bertingkat itu, menaiki lift dan sampailah pada lantai ruangan pribadi chanyeol. Terdapat sebuah ruangan dengan pintu berwarna hitam dihadapannya, pintu itupun adalah pintu yang pernah dilalui oleh jina saat hendak bertemu chanyeol di gedung ini.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang