May i ?

128 10 0
                                        

ו×



PYAR !



Serpihan gelas kaca memantul berserakan pada permukaan ubin dingin, sang pelaku pemecah gelas masih terdiam bergetar meremas surai hitamnya. Mengerang seraya keringat dingin mengucur pada sekujur tubuhnya. Lututnya telah berkontak dengan dinginnya ubin, ia tak mampu lagi menopang tubuhnya. Sedikit demi sedikit ia tak mampu merasakan apapun, pandangannya mulai kabur. Hingga menit kemudian, kegelapan memenuhi pandangannya. Pemuda naas tersebut tak sadarkan diri beralaskan ubin dengan serakan kaca.







Sirine ambulan menguarkan suaranya dengan melaju pesat, membawa seorang pria yang sedang terbaring lemah tak sadarkan diri dengan selang oksigen yang terpasang pada indra penciumnya, dengan seroang pria dewasa berkemeja putih yang tampak gelisah disampingnya.

Sesampainya pada rumah sakit tempat sang hyung bekerja, petugas rumah sakit dengan cepat membawa pria malang tersebut dalam ruangan UGD.

"Huhh..." Helaan napas panjangnya, pikirannya sungguh kalut.

Ponsel yang sedari tadi tersimpan dalam saku celana kainnya bergetar tanda panggilan masuk. Tangan letihnya terulur guna menyambungkan dirinya pada sang penelpon.

"Hyung ! Apa soni baik baik saja ?!" Tanya sang penelpon dengan nada kawatirnya.

"Dia baru saja masuk UGD mingi"

"Dirumah sakit tempat hyung ?"

"Iya"

"Baiklah sebentar lagi aku akan kesana"

Panggilan berakir.

"Aish jinjja ! Masih setengah jam lagi toko baru tutup, belum lagi aku beres beres" keluh mingi.

"Akan kucicil bersihkan dari sekarang" tubuhnya bergerak tergesa guna bergegas memulai membereskan toko.

"Huhh... Tenangkan dirimu mingi, soni telah bersama seonghwa hyung. Dia akan baik baik saja" optimis mingi.

'Bertahanlah soni' batin mingi.

'Kau harus kuat soni' batin seonghwa.

Mereka berdoa dan memberi dukungan pada soni pada waktu bersamaan namun dengan perbedaan tempat.







50 menit kemudian



Mingi telah sampai pada rumah sakit tempat seonghwa bekerja, dengan bergegas mencari gedung UGD. Ia berjalan cepat menuju tempat tujuannya, dan sesampainya disana ia mendapati seonghwa sedang memerjapkan maniknya seraya bersandar pada kursi tunggu.

"Hyung" panggil mingi.

Merasa mengerti dengan pemilik suara, seonghwa membuka matanya dan didapati mingi telah berada dihadapannya. "Kau sudah sampai ya"

"Apa ada perkembangan kondisi soni ?"

"Belum, mungkin 1 jam lagi"

"Hahh...hah...hah..." Terdengar jelas deru napas memburu mingi, ia bahkan belum sempat mengatur napasnya karena begitu tergesa gesa menuju rumah sakit.

"Terima kasih sudah kawatir pada soni" ujar seonghwa.

"Dia temanku hyung" seonghwa merasa terhibur dengan ungkapan mingi dikala rasa kawatirnya.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang