Phoebus

1.1K 86 6
                                    

×

Musim telah memasuki musim panas, musim yang dominan tidak sukai oleh kebanyakan orang. Dimana sinar sang surya yang memekat akan mengikuti kemanapun kau pergi saat berjalan di luar ruangan. Sinar yang dapat menghitamkan kulit putihmu, dan membuat peluh keringat dengan mudah berjatuhan.

Memasuki awal Juli, suhu menginjak 32° celcius. Cukup panas. Namun pada panti ini, suhu panas pun sama sekali tak berpengaruh pada mereka. Mengingat panti ini pun terletak di sebuah pegunungan, angin yang menyentuh kulitmu tetaplah sejuk, dan banyaknya pepohonan akan membuat suasana cukup dingin pada malam hari.

"Hahahaha... Kakak, lempar lagi"

Bocah berusia 6 tahun bersurai hitam itu pun mengayunkan bola lurus kehadapannya, dan berhasil tertangkap oleh tangan mungil gadis dihadapannya. Terdapat anak anak yang tengah gembira bermain di halaman depan panti. Terdapat beberapa anak yang bermain petak umpet, bermain lompat tali, bermain bola, namun hanya 1 bocah yang hanya duduk bersandarkan pohon besar nan rimbun sembari mengamati adik adiknya bermain, jika kau tanya siapakah gerangan ? Maka jawabanya adalah Kim Younghoon.

San kembali melempar bola ke arah adiknya, namun lemparannya sedikit terlalu tinggi hingga tangan mungil itu tak sampai meraihnya. Merasa kewalahan, kaki itu tak seimbang mendarat pada alas pijakannya, membuatnya sedikit lagi akan menjatuhkan pantatnya pada hamparan rumput, namun terdapat tangan yang menyentuh perutnya sesaat sebelum ia terjatuh. Ditolehkannya pandangannya menuju belakang, terdapat wooyoung yang telah menangkapnya saat ia hampir saja terjatuh, dengan 1 tangan memegang bola yang tak dapat ia raih.

"Lain kali berhati hatilah" ucap wooyoung sembari membetulkan posisi berdiri adiknya dan memberikan bola yang telah ka tangkap.

"Gomawo hyung" ucap gadis manis itu sembari tersenyum.

"Baiklah, ayo kita bermain bersama" kini sebuah teriakan bersumber dari san, dan mereka bertiga bermain bola bersama.

•×•

Kini waktunya untuk membasuh tubuh dengan air agar terasa segar kembali. Wooyoung sekarang berada di antara rak yang penuh dengan buku, ia mengedarkan pandangannya untuk menemukan sebuah buku yang dapat menarik perhatiannya.

Langkah kaki itu telah berputar putar untuk mengelilingi beberapa rak, hingga tanpa sengaja indera pendengarannya menangkap sebuah suara yang sangat lirih. Sebuah suara yang hampir seperti sebuah bisikan. Ia mencari sumber suara itu, dari balik rak terdapat 4 adiknya yang tengah berbicara pada younghoon. Membicarakan suatu hal yang seolah olah tak boleh orang lain mengetahuinya. Wooyoung ingin menghampiri mereka, salah satu kakinya telah terangkat untuk memperpendek jarak di antara mereka, hingga pendengarannya mendengar sebuah teriakan memanggil namanya. Dengan segera wooyoung bergegas untuk menghampiri seseorang yang telah memanggil namanya.

"Wooyoung sekarang giliranmu" ucap sang empu yang ternyata ialah san, sembari memberikan handuk pada wooyoung. Wooyoung menerima handuk pemberiannya dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Setelah selesai dengan aktifitas mandinya, wooyoung menuju ruang tamu. Pukul menunjukan 05.00 sore. Adik adiknya pun telah terlihat rapi dan beraroma wangi. Kali ini pandangannya mencari sosok anak bernama san, namun tak kunjung ia temukan pada ruang tamu. Ruang perpustakaan, ruang bermain, hingga kamarnya pun, wooyoung lalui namun tak kunjung sosok san nampak dihadapannya.

Seolah pasrah mencari san, wooyoung melangkahkan kakinya menuju balkon depan. Maniknya membulat tatkala san yang telah ia cari telah duduk pada kursi tua balkon depan.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang