Book

1.3K 107 5
                                    

×

Langkah kaki perlahan menyusuri sebuah lantai kayu, melewati setiap kamar hingga terhenti pada pintu kayu yang terletak paling ujung. Perlahan terbuka sebuah celah kecil menampakkan isi ruangan di dalamnya. Terdapat sosok 3 bocah yang masih terlelap dalam dunia mimpinya, dan pandangannya berhasil menemukan seseorang yang ia cari.

'ternyata kau di situ rupanya' batin itu berbicara dan helaan napas tenang keluar dari indera penciumannya.

Ya, saat membuka kamar woyoung yang terletak di lantai bawah betapa terkejutanya sooyoung saat tidak terdapatkan sosok sang pemilik kamar, jantungnya berdetak kencang lantas khawatir dimana keberadaan sang bocah. Pukul 04.30. Masih terlalu pagi untuk sang anak itu terbangun. Di telusurinya berbagai kamar mandi namun nihil hasilnya, ia sama sekali tak menemukan wooyoung. Hanya satu yang terdapat di pikirannya. San. Iya, san.

Dan tepat saja, sang anak yang telah ia cari di berbagai sudut rumah telah terlelap bersama bocah bernama san di sampingnya. Eomma itu hanya tersenyum dan kembali menutup pintu itu.

•×•

"Anak anak pagi ini menu makanan kita adalah nasi goreng dan ayam goreng, basuhlah tangan kalian terlebih dahulu"

"Waahh~~ pasti enak"

"San, berhentilah menggoda adik adikmu" umpatan sang eomma saat melihat anak anak tengah berlari dari kejaran san.

"Hahahaha... Aku akan menangkap kalian dan memakan kalian hahahaha"

"Eommaaa~ san hyung eommaaa" anak anak menggemaskan itu kini tengah bersembunyi di balik kaki panjang sang eomma.

"Sann..."

"Hahahaha baiklah" sang empu hanya terkekeh melihat ekspresi adek adeknya.

"Ajaklah wooyoung bermain, dia pasti kesepian" sang bocah tak langsung menjawab sang eomma, pandangannya mengarah pada anak yang di sebutkan eomma itu terlebih dahulu. Kini wooyoung hanyalah duduk terdiam pada sofa berbulu cokelat sembari memeperhatikan san sedari tadi.

"Baik eomma" kini langkah kakinya melangkah menuju anak yang tengah dududk diam di sofa sana.

"Ne wooyoung, ada apa denganmu ? Apa kau sakit ? Jangan diam saja, kemarilah. Bermainlah bersama kami" ucapan san seperti perintah bagi wooyoung, kini ia menegakkan kakinya untuk menghampiri san.

"Baiklah anak anak, sekarang kita makan bersama"

"Ayo, kita makan bersama" ajakan itu keluar dari bibir manis san.

Kini ia terbelalak saat sesuatu yang manis tersuguh di hadapannya. Senyuman. Sebuah senyuman dari sang wooyoung, begitu manis nan tampan. Sejauh ia bertemu dengannya, inilah pertama kali ia dapat melihat senyum indah itu.

Jemari mungil itu meraih tangan di hadapannya, menariknya untuk mengikutinya. Dalam hatinya ia berkata 'aku ingin selalu melihat senyum itu'.

Makan pagi saat ini berjalan dengan baik dan gembira, dengan pertama kalinya terdapat 15 jumlah anak di panti asuhan ini.

•×•

Sang surya perlahan mengarah menuju barat, membuat suasana kian sejuk dan berhembus angin yang cukup kencang, langit bak tampak membiru abu abu pertanda tak ada sinar surna yang menyilaukan, mengisakkan sesosok anak berumur 6 tahun yang tengah terduduk pada balkon depan. Bukan tanpa alasa ia duduk pada kursi kayu tua itu, ia sedang menanti kepulangan seseorang.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang