Reason

1.1K 88 3
                                    

×

Hari demi hari, minggu demi minggu, telah berlalu. Telah menginjak 2 bulan setelah pertama kedatangan wooyoung pada panti asuhan ini. Siang berganti malam, dingin berganti panas, telah san dan wooyoung lalui bersama. Waktu yang membuat kedua insan itu bertemu, dan waktulah yang membuat mereka semakin erat.

Terik sang surya sangat memekat, sinarnya dapat menyinari apapun yang terdapat pada jangkauannya.

Semilir angin berhembus menggoyangkan surai lembut berwarna hitam dan cokelat gelap. Daun daun yang kian menari menimbulkan suara khas. Hamparan rerumputan hijau teduh tertutup bayangan sebatang pohon nan kokoh, menjadi teduhan kedua insan yang mengarahkan maniknya pada sebuah hampara air luas.

Sunyi. Tenang. Membuat siapa pun yang berada di sana dapat menjemput alam mimpi mereka.

"Ne, wooyoung..."

"... Bolehkah aku bertanya sesuatu" sebuah kalimat itu terhenti sejenak, menimbang apakah ia ragu mengatakannya atau tidak.

"Tentu" tanpa sama sekali mengalihkan pandangannya pada sungai yang berada dihadapannya, wooyoung hanya menjawab singkat.

Terdapat sebuah perasaan takut saat san hendak membuka mulutnya. Ia ragu, apakah wooyoung akan menjawab pertanyaannya, atau bahkan lebih buruk lagi, wooyoung akan merasa sedih. Di tempat ini, tempat favorit san saat ia bermain, tempat saat ia ingin memandang sungai yang indah, tempat untuk menyimpan semua lara dihatinya, dan tempat yang ia tunjukkan pada wooyoung saat pertama kali mereka bertemu, san ingin memantapkan hatinya untuk menanyakan sebuah pertanyaan pada wooyoung.

"Mengapa kau bisa berada di panti asuhan ini ? Dimana keluargamu ?" Pertanyaan itu telah keluar dari bibir mungilnya. Sejauh ini ia bersama dengan wooyoung, baru detik ini san memiliki keberanian untuk menanyakannya.

Sang empu tetap pada posisinya, pandangannya sama sekali tak teralihkan pada pemandangan yang terdapat dihadapannya. Ia menghela napas sejenak, membuat san sedikit menyesal atas tindakannya beberapa detik lalu.

"Kedua orang tuaku meninggal dalam kecelakaan-

Flashback wooyoung on

Minggu, April

"Wooyoung sayang, apa kau sudah siap untuk bersenang senang ?" Tangan besar itu menggendong tubuh mungil anaknya dalam dekapannya.

"Siap appa !!" Jawaban antusias keluar dari bibir mungil sang anak yang kini tengah gembira.

"Kita akan pergi ke pegunungan. Wooyoung bilang ingin menggambar gunung kan ?"

Wooyoung kecil menganggukan kepalanya dengan cepat, kemudian kembali mengeratkan pelukannya pada leher sang ayah.

"Sayang ayo kita berangkat" kali ini terdengar suara wanita yang muncul dari balik punggung wooyoung.

Sang appa membuka pintu mobil dan menurunkan wooyoung pada kursi belakang kemudi. Kemudian di susul dengan sang eomma duduk pada samping kemudi. Semua persiapan telah terselesaikan, kini bunyi mesin telah menderu, memberi sesasi geratan pada sang penumpang.

Back to Me [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang