Limapuluhtiga👻

32.4K 449 5
                                    

Selesai makan mereka melanjutkan perjalanan kembali menuju kampung indri untuk menjenguk adiknya yang sedang sakit,

Tak terasa hampir seharian penuh perjalanan mereka pun tiba di desa seberang tempat paman indri tinggal pada waktu sudah gelap karena letak desa ini jauh lebih dekat dari pada ke desa indri,

Setiba dirumah paman,
"Assalamualaikum paman".
Ucap indri dari luar rumah pamannya,
Lalu terdengar pintu mulai terbuka,
"Walaikumsalam, eh indri sudah datang ayo masuk". Ternyata yang membukakan adalah istri dari pamannya,
"Bi, dimana paman kakak dan juga adikku?". Tanya indri langsung kepada bibinya.
"Mereka sedang menunggu dirumah sakit indri, apakah kamu mau ke sana?". Tanya bibinya kepada indri,
"Iya bi. Indri ingin kesana". Jawab indri,
"Baiklah, tapi apa tidak apa apa? Kamukan lagi hamil juga baru tiba disini?".
Bibi sedikit khawatir dengan kandungan indri,
"Tidak apa bi, janinku kuat. Ayo bi aku ingin segera ke sana".

Bibipun segera mengangguk mengerti lalu masuk kedalam bersiap dan segera berangkat ke rumah sakit bersama indri dan juga arnold,
Bibi bersama paman belum mempunyai anak maka dari itu adik bungsu indri sangat disayangi dirumah ini layaknya anak sendiri,

Akhirnya mereka sampai dirumah sakit,
Indri dan arnold segera mengikuti langkah sang bibi menuju kamar inap adik bungsunya.

Setiba disana,
Indri melihat di kursi tunggu kakaknya yang sedang menangis histeris sambil menutup wajahnya dengan tangan,
Begitupun pamannya yang menundukan wajah sambil memegang kepala.

"Kak, apa yang terjadi??".
Indri segera bertanya kepada kakaknya, lalu kakak nya mengangkat wajah ke atas melihat sang adik,
"Adikmu.... sudah.... tidak.... ada.... indri".
Jawab kakak nya dengan sesegukan akibat sambil menangis,
"APAA??? TIDAK!!! TIDAK MUNGKIN KAKKK!!!!! GAK MUNGKIN UDAH MENINGGAL!! KAKAK BOHONG KANN???".
Indri menyangkal ucapan kakaknya, hatinya sakit air matanya kembali keluar, ia pun menghampiri pamannya yang sama juga terduduk diam dikursi,
"PAMAN? YANG DIKATAKAN KAKAK TIDAK BENARKAN? BILANG KALAU KALIAN CUMA BERCANDA!!!".
Ucap indri kepada pamannya dengan air mata sudah membanjiri wajah,
"Semua yang dikatakan kakakmu benar indri, adikmu baru saja pergi. Tadi sewaktu dikamar dia kembali kejang-kejang lalu menghembuskan nafas terakhirnya, sekarang lagi di dalam ruangan bersama dokter sebentar lagi kita tunggu kabarnya". Jelas pamannya kepada indri,
"Apa... kenapa?? Kenapa sekali lagi harus begini?? Kenapa".
Indri mulai tak kuat untuk berdiri lalu ia terduduk lemas dilantai dengan arnold yang sigap menangkap tubuhnya karea takut janin didalam perut indri kenapa-kenapa,
Arnold berada disamping indri memberi nya kekuatan, lalu mendekapnya erat menumpahkan segala tangisan indri disana.
.
.
.
.
.
Hingga kini,
Hari pemakaman adik indri di TPU desanya.
Ya, adik indri dimakamkan dekat dengan kuburan bapak juga emaknya.

Indri kembali menangis tersedu-sedu, 3 orang anggota keluarga nya sudah terbaring disini,
Indri menangis sambi menaburkan bunga dimakan adiknya, proses pemakaman telah selesai. Warga juga satu persatu pergi meninggalkan makam,

"Indri yang kuat yang sabar ya bibi balik dulu".
Ucap bibi tetangga rumahnya didesa. Pamit untuk pulang kepada indri,
Indri hanya dapat mengangguk matanya tetap lekat memandang nisan bertuliskan nama adiknya, lalu disebelah nama emaknya dan yang paling ujung nisan bapaknya. padahal adiknya masih kecil masa depannya masih panjang tapi mengapa ia pergi begitu cepat,

Akhirnya mereka pun segera meninggalkan makam, berjalan langkah demi langkah pergi dari makam. Dengan indri dan arnold yang dibelakang lalu didepan mereka adalah bibi dan juga pamannya serta yang paling depan sekali kakaknya berjalan sendirian,

Tiba-tiba...

Citttttttttttt..........dbrakkkkkkkk........

Terdengar suara rem dan hantaman keras..
Indri yang berjalan dengan menatap ke bawah sedangkan arnold yang mendekapnya disebelah sambil berkata mencoba menghibur indri seketika semuanya terkejut lalu memandang ke depan.

"KAKAKKKKKKKKKKKKKKKKKK...........".
Teriak indri,
Ketika melihat ternyata kakaknya tertabrak jalan sudah tergeletak.
Dengan segera indri berlari bersama yang lain menuju jalan,

"KAKAKKKKK BANGUNNN KAKKK BANGUNNNN KAKKKKKK KAKAKKKK".
Ucap indri setelah ia mendekap tubuh kakaknya yang bersimbah darah hingga mengenai bajunya begitu pun paman serta bibi panik cemas juga syok, air mata kembali mengalir disana.

"Innalillahiwainnailahiraji'un". Kata pamannya setelah memeriksa denyut nadi kakak indri tidak ada lagi,

"KAKAKK!! BANGUN!!!JANGAN TINGGALIN INDRI!!! KAKAKK JAHATTT !!! BANGUNNNN!!!".

"BANGUNNN KAKKKK BANGUNNN!!!!!!".

Teriak indri kembali sambil menggoyang goyangkan keras tubuh kakaknya, semua orang berkumpul disana membantu pengendara yang menabrak kakaknya tadi tidak kalah kritis sama saja tidak sadarkan diri,
Lalu tak lama ambulance muncul,
Kakak indri segera dibawa oleh yang lain untuk masuk kedalam mobil ambulance,

Indri yang tidak kuat dengan hantaman duka bertubi-tubi, lalu
"Aaaaaaaaa....perutkuuuuu....aaaaaaa...sakitttt...sakittt sekalii....aaaaaaaaa tolongggggggg arnoldddddddddddd".
Jerit indri pelan sambil memegang perutnya yang terasa amat sakit, alhasil arnold bibi dan juga paman yang mendengarkannya pun segera berlari panik menghampiri indri,

"Ya ampun indri pendarahan! Tolong cepat segera bawa kerumah sakit!".
Perintah bibinya dengan segera arnold menggendong indri dan tak lama terlihat indri menutup matanya tidak sadarkan diri dalam gendongan arnold dengan darah yang terlihat mengalir deras dari bawah roknya.

(TAMAT)(18+) KEMBANG DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang