Limapuluhenam👻

32.4K 449 12
                                    

Hampir tiga hari setelah kejadian itu indri masih tinggal disana, ia bertahan karena merasa mungkin saja arnold mengatakan itu karena posisinya dia sedang capek pulang bekerja atau lagi emosi saja. Maka indri bertahan menunggu arnold pulang untuk menanyakan kembali penjelasan perihal perkataannya saat itu,
Namun setelah tiga hari tak kunjung ada kabar ataupun tanda-tanda arnold pulang kerumah,
Hingga malam keempat..

"Haha sayang..ayo masuk".
Terdengar oleh indri yang sedang duduk menonton televisi di ruang tengah tawa lelaki serta perempuan yang sedang memasuki rumah. Maka dengan segera indri bangkit dari duduk nya melihat kedepan,

"ARNOLD!?".
Ucap indri karena yang ia lihat saat ini adalah arnold sedang tertawa serta menggandeng mesra wanita lain berpakaian sexy dan dibawa kerumahnya.

"KAU?! Ngapain masih disini? Bukannya kemarin sudah ku katakan untuk segera pergi dari sini ha !!".
Jawab arnold dengan mata penuh sorot kebencian,
Indri yang melihat suaminya kini menatapnya penuh amarah ditambah lagi ada wanita lain juga menatapnya sedemikian rupa seperti dirinya adalah hal menjijikan bagi kedua insan tersebut.

"Arnold, tunggu dulu. Aku ingin mempertahankan rumah tangga kita, aku mohon arnold". Kali ini indri mulai memohon dengan linangan air mata didepan arnold, tak ia pedulikan wanita disebelah arnold yang berusaha mati-matian menatap indri seperti ingin berkata enyahlah kau dari sisi arnold!

Tapi indri tak menghiraukannya, saat ini ia sedang mencoba kembali agar rumah tangganya tetap bertahan,

"Tidak ada yang perlu dipertahankan, seorang yang tidak becus menjaga anakku tidak pantas menjadi istriku!
Sekarang kau ayo ikut aku".
Arnold dengan teganya menarik paksa lengan indri menuju lantai atas tepatnya kamar mereka, dan diikuti dengan wanita yang bersama arnold tadi dari belakang seolah tidak ingin ketinggalan tayangan live dihadapannya.

Sesampainya dikamar,
Arnold segera membanting sebuah koper lalu dengan kasar memasukan semua pakaian indri serta peralatan indri yang berada dikamar itu,

"SEKARANG PERGI DARI RUMAHKU!!!!! AKAN KU KIRIMKAN SECEPATNYA SURAT PERCERAIAN KITA!!!".
Bentak arnold dengan kasar mencampakan koper itu dihadapan indri yang menangis tersedu-sedu dilantai, menandakan ia diusir dari sana.
Sungguh, Ia tidak menyangka rumah tangganya akan berakhir seperti ini.

"PERGIIII !!!!!!!!!!!". Teriak arnold sekali lagi.

Maka indri mulai beranjak berdiri walau tubuhnya terasa lemas sebab beberapa hari ini jarang makan ditambah begitu banyak beban fikiran, ujian hidupnya terasa tiada henti selalu datang bertubi-tubi,

Indri mulai menarik koper berisikan pakaian juga peralatan miliknya, ia mulai melangkah keluar dari kamar itu dengan kondisi berantakan juga penuh air mata.
Diliriknya sedikit wanita yang bersama arnold tadi tampak senyum merekah menandakan ia begitu senang dengan kehancuran indri,

Maka indri satu persatu mulai menuruni tangga, hingga sesampainya didepan pintu ia kembali menoleh kebelakang, namun tak ada arnold disana yang mengantarkan atau melihatnya pergi justru ia mendengar bahwa pintu kamar atas tepatnya kamar mereka dulu seperti ditutup dengan keras menimbulkan suara,
Itu yang berarti mungkin saja arnold sedang melakukan aktifitas panasnya bersama wanita itu.

Indri dengan berat hati juga hati yang sakit mulai melangkahkan kaki keluar dari rumah yang hampir setahun ia tinggali,

"Nyonya, nyonya mau kemana?". Tanya bibi art yang setia menemaninya selama tinggal dirumah arnold,
"Mungkin saya akan pulang kampung bi". Jawab indri, ia masih berusaha untuk tersenyum walau tahu senyumnya tidak akan bisa menutup luka yang dirasakan saat ini,
"Hati-hati nyonya, maaf saya tidak bisa berbuat apapun untuk nyonya". Kata bibi sambil terisak kecil, ia juga sedih melihat kondisi majikannya seperti ini apalagi rumah tangga mereka yang sudah diujung tanduk,
"Tidak apa bi, yasudah saya pergi dulu".
Indri pamit kepada bibi dan juga art yang lain mengantarkannya hingga keluar rumah,

Indri berjalan sambil menarik kopernya, mencari sebuah taksi atau ojek yang bisa ia naiki untuk mengantarkan ke terminal,

Tak lama kemudian, indri melihat sebuah taksi maka ia segera kesana untuk meminta supir mengantarkannya ke terminal, jika biasanya ia diantar supir pribadi karena nikah bersama arnold. Kini tak lagi sama,

Diperjalanan dalam taksi menuju terminal,
Indri melamun memandang keluar jendela.
Hatinya sakit ditambah hidupnya telah hancur, apa yang bisa ia pertahankan sekarang?
Keluarga telah tiada semua,
Indri akan kembali tinggal sendirian didesanya, ntahlah apa kata orang nanti,
Dulu dia selalu dipuji, diincar para lelaki sana, walau banyak lelaki hidung belang tak jarang juga lelaki yang benar baik serta tulus kepadanya meminta agar indri menerima pinangan mereka, apa lagi indri wanita paling cantik seorang kembang desa disana banyak menjadi rebutan.

Tetapi semua itu indri tolak mentah-mentah demi pandangan serta cinta pertamanya yaitu arnold,
Indri tak menyangka bahwa akhirnya akan begini. Jika saja dulu ia mau menerima salah satu pinangan pria didesanya lalu belajar mencintai seperti ia mencintai arnold mungkin rumah tangganya tidak akan seperti ini.
Apalah daya nasi sudah menjadi bubur,

Maka hari ini,
Indri segera pulang kedesanya memulai hidup disana menjadi wanita janda tanpa anak yang ditinggal suaminya. Ia benar terpukul oleh keadaan, frustasi akan ujian hidup bertubi-tubi yang diterimanya.
Selama perjalanan indri hanya duduk diam membisu berkecamuk dengan fikirannya, bahkan tubuhnya kini tampak lebih kurus, wajahnya tidak secerah waktu dulu. Tampak jelas kantung mata berwarna hitam menandakan ia kurang tidur, dengan air mata yang setia mengalir dipipinya.

(TAMAT)(18+) KEMBANG DESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang