Perihal perpisahan memang mudah di ucapkan,namun sulit di jalankan.
-
Bruk.
"Sorry kak."
Sedangkan yang di tabrak justru mendengus lalu berlalu tanpa berkata apapun.Kirana menatap punggung kokoh cowok itu dengan cemberut"Ngeselin."gumamnya.
Kadang manusia memang suka tidak tahu diri,kita sudah berlaku baik meminta maaf tetapi justru di abaikan, sedangkan kadang yang bersalahpun belum tentu mau meminta maaf secara cuma-cuma.
Kirana ingat cowok yang menabraknya tadi.Dia yang pagi tadi berkelahi di lapangan yang berakhir berhenti karena kedatangan Baling Danuarta,yang entah mengapa membuat sebagian murid justru segan kepadanya.Padahal Baling tidak mengucapkan sepatah katapun,hanya bertindak sedikit yang mengakibatkan banyak mata bergidik takut.
"Kenapa?"
"Eh?"
Kirana sedikit tersentak karena kedatangan tiba-tiba seseorang di belakangnya.
"Kenapa berdiri di sini?"Baling kembali bertanya.
"Mau ke toilet."
Tanpa banyak bicara Baling justru meraih tangan Kirana lembut menuntun untuk kembali berjalan.
"Kamu mau bawa aku kemana?"tanya Kirana bingung yang masih mengikuti langkah Baling.
Tidak ada jawaban.Tapi Kirana menatap di ujung lorong sudah terlihat pintu toilet perempuan.Kirana mengerjap dua kali, ternyata Baling bermaksud mengantar dirinya yang bahkan ia tidak meminta untuk di antarkan.Baling memberi kode dengan mengedikan dagunya menyuruh Kirana masuk yang langsung di turutinya.
Setelah beberapa menit Kirana keluar dan masih menemukan Baling yang terlihat berdiri bersandar pada dinding sebelah pintu dengan tangan di masukan kedalam kedua saku celananya dengan salah satu kaki bertumpu pada dinding.Posisi yang luar biasa keren hingga membuat Kirana mengerjap beberapa kali mencoba sadar dari keterpesonaan manusia di hadapannya ini.
"Udah?"
Kirana mengangguk sambil mencoba mengeringkan tangannya yang basah sehabis mencuci tangan tadi,tapi belum sempat mengambil tisu pada saku roknya sebuah tangan sudah meraih kedua tangannya lembut dan mengusapkan pada baju seragam berwarna putih yang tengah sosok itu kenakan.Kedua mata Kirana membulat dan refleks akan menarik tangannya yang langsung di tahan sang pemegang.
"K-kak..."
"Biarin."jawabnya singkat dan masih tetap melanjutkan kegiatannya.
Kirana tidak habis pikir dengan Kakak seniornya ini.Kenapa segala tingkahnya sanggup mengejutkan dirinya? Bahkan mampu membuat jantungnya tidak bisa berhenti berdetak normal.Terhitung sejak kejadian di kantin kala itu lah yang mengawali tingkat aneh sang senior.
Apa Kakak seniornya a.k.a Baling Danuarta menyukai dirinya? Apa secepat itu? Sepertinya sangat tidak mungkin batin Kirana bergejolak penasaran.
Tiupan angin beraroma mint menerpa wajah yang membuat Kirana tersadar dari lamunan singkatnya.
"Jangan ngelamun."
KAMU SEDANG MEMBACA
[FA#1] Five Abang [Terbit]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) DON'T COPY MY STORY! Namanya Kirana Alanza.Putri satu-satunya dari keluarga Mahardinata, memiliki lima Abang yang sungguh posesif dan protektif, memiliki seorang ayah duda yang masih terlihat gagah dan tampan.Sayang, Kirana...