Tujuh

42.2K 2.9K 76
                                    


Happy Reading...

Seumur hidupnya,Kirana hanya pernah di bully selama 2 kali, yaitu saat SD dan SMP tentunya,lalu setelah itu orang-orang yang membully dirinya entah hilang kemana.Tetapi setelah beberapa tahun kemudian akhirnya dirinya tahu kebenaranya, tentu saja dengan nama belakang Mahardinata semua bisa teratasi dan karena hal itu pula semua anak di sekolahnya menjadi baik dengannya,yang sangat Kirana tahu bahwa itu semua hanya 'kebohongan' semata.

Dan karena itu pula dia ingin masa SMA nya di sini menjadi tidak terlihat dengan tidak melibatkan marga Mahardinata, tapi dari resiko itu semua adalah dengan adanya pembullyan seperti ini, tunggu saja hingga Papi dan Abang-abangnya tau mengenai hal ini.

"Bisu ya lo?!"

Kirana menatap gadis di depannya beserta ketiga antek-antek di belakangnya.Akar masalahnya masih sama 'Jauhi Elvan dan Evan' di tambah ini ada sosok Baling yang nyatanya most wanted yang juga di gandrungi kaum hawa di sekolahnya.

"Lo tuh ngaca,anak baru sok cantik kaya lo mau curi perhatian dari Elvan, Evan dan bahkan Baling?Oh waw nyali lo gede juga ya."decih gadis itu lagi yang Kirana tau bernama—Gea.

Kirana tetap diam mendengarkan,tetapi tidak dalam hati yang terus berteriak kesal ingin membalas setiap ucapan sang kakak kelas yang nyatanya semua itu hanya tertahan di ujung bibirnya saja.Dia tidak cukup bodoh untuk mengalahkan keempat gadis itu sendirian.

"Gue cuma kasih peringatan terakhir ya sama lo, jangan bersikap sok cantik disini.Di sini gue Ratu-nya jadi jangan mimpi lo bakalan ambil posisi gue."

Setalah itu keempat gadis itu melenggang keluar meninggalkan Kirana yang mencabikkan bibirnya kesal.

"Ihh nyebelin,nenek lampir,dasar penyihir,maklampir,DASAR NYI BLORONG!"Ucapnya kesal dengan meremas tangan di udara gemas."Di sini gue Ratu-nya.." ucapnya meniru gaya bicara Gea."gak tau aja ini sekolah Papi Nana!"

Menghela nafas akhirnya Kirana mencoba mengontrol kekesalannya dan memilih mencuci muka di wastafel lalu pergi ke kantin.

"Oke Kirana,biarin aja dia ngomong apa,jangan peduli, lagian mereka Abang kamu,ya kecuali Kak Baling,deng."cengirnya pada kaca wastafel.

Setelah selesai dan mengeringkan wajahnya dengan tisu yang di bawanya kakinya melangkah keluar dan jantungnya hampir lepas saat mendapati Baling ada di balik pintu toilet sedang bersandar tepat di depannya.

"Astagfirullah,Kak Baling ngagetin tau!"

Baling terkekeh melihat raut terkejut dari gadisnya ini.

"Yuk,kantin."ucapnya sambil meraih tangan sang gadis lembut dan mulai melangkah beriringan.

Kirana tersipu mendapat perlakuan manis seperti ini, meskipun biasanya Baling sering melakukan hal serupa tetapi mengingat ungkapan perasaannya pada malam kemarin membuat Kirana berdebar.

Mereka mencapai pintu kantin yang suasananya selalu riuh Baling mengajaknya untuk menuju di mana ketiga sahabatnya berada.

"Wah wah wah..siapa nih yang lo bawa,Ling.Cantik bener."seru cowok dengan dasi hanya tersampir di kerah bajunya tanpa simpul.

"Eh,Kio jangan macem-macem lo sama yang ini,singa nya galak."celetuk Faro sambil ngakak.

Baling enggan peduli dan lebih memilih menarik kursi untuk Kirana duduk.

"Mau makan apa?"

"Bakso,sama jus Mangga,yah."ucapnya sambil tersenyum yang tertular pada Baling yang juga tersenyum kecil.

Faro dan Kio menatap interaksi itu dengan muka terbengong,Baling dan sikap manisnya sungguh masih mengejutkan mereka.Lain halnya dengan kedua orang itu sosok berkacamata yang sejak tadi berkutat pada ponselnya menaikkan pandangan dia Hans yang saat ini menatap seorang gadis yang di bawa sahabatnya ke meja mereka dia ,untuk pertama kalinya seseorang bergabung di meja ini bahkan yang lebih mengejutkan lagi seseorang itu bergender 'perempuan' yang mana halnya Baling tidak pernah ingin berurusan dengan kaum hawa,ya kecuali ibunya yang sangat Baling sayangi itu.

Setelah mendengar permintaan itu bukannya beranjak pergi untuk memesan dia justru menarik kerah seragam Faro"Pesenin."

"Ah,bakso gue jatoh,setan!"pekiknya kesal di karenakan bakso yang ingin dirinya masukkan kedalam mulut harus menggelinding mengenaskan di lantai.

"Gue ganti,lo pesenin sana."ucap Baling santai.

Kirana yang melihat Faro mengalami hal mengenaskan itu menatap iba.

"Kak Baling,gak boleh gitu ih,kasian kak Faro."

"Gak pa-pa Kirana manis,udah biasa Abang di giniin."ucap Faro memelas dan berusaha tegar.

"Maaf ya,kak."Kirana merasa bersalah atas hal ini.

"Hahah,santai Kirana."tangan Faro terangkat untuk menepuk puncak kepalanya.

Tatapan Baling menyorot tajam melihat tindakan itu.

"Duh.Sorry bos, kelepasan."ucapnya mengangkat kedua tangan.

Kio dan Hans tertawa melihat tingkah kedua sahabatnya itu.Faro dengan hati sedikit dongkol akhirnya melangkah ingin memesan makanan saat jaraknya tidak begitu jauh dia mendengar sahabatnya memanggil dirinya lagi.

"Sama beliin ice cream juga."perintahnya santai.

"Fucek!"

🍭

Jam pulang sekolah tiba,hari ini Kirana pulang bersama Evan dan dia memutuskan untuk menunggu di parkiran mobil,ya hari ini salah satu abangnya membawa mobil.

Saat sampai di parkiran yang memang sedikit ramai Kirana memilih menunggu di bawah pohon rindang yang sedikit jauh pada mobil sang kakak agar tidak menimbulkan kecurigaan murid lain.

Beberapa menit kemudian Kirana mendengar suara tawa yang saling bersahutan di sekitarnya.Pandangannya yang sejak tadi pada ponsel akhirnya sekarang tertuju pada empat sosok yang berjalan tidak jauh dari jaraknya berdiri sekarang.

Di sana keempat gadis yang membully dirinya di toilet siang tadi sedang basah kuyup dengan berbagai warna cairan yang menimbulkan bau menyengat.

Sorakan ejekan masih terdengar saat dia melihat kakaknya Evan melangkah menuju dirinya dan menggandeng tangannya untuk mendekati mobil.

"Kakak?"

"Bukan."Jawabnya seolah mengerti arah pertanyaan sang adik.

Lalu siapa? Pikir Kirana,jelas kejadian seperti ini membuat dirinya tau apa yang sedang terjadi pada keempat gadis itu,tapi jika bukan kakaknya lalu siapa?

Sebelum masuk kedalam mobil Kirana menoleh lagi dan dari jaraknya ini dia bisa melihat Baling sedang berdiri bersandar pada motornya dengan tangan di masukan kedalam saku celana.

Dan berbekal jarak yang lumayan jauh itu Kirana masih dapat melihat senyum menyeringai yang Baling perlihatkan dengan pandangan tajam tertuju di mana keempat gadis itu berdiri.

_______

TBC

Maaf lama..

See you next chapter 💓
Dan terimakasih untuk 1k nya guys 💕

Dan di tengah pandemi covid-19 ini semoga kita selalu di beri kesehatan...
Aamiin..
#stayhomeguys💙

Kita semua bisa lewatin ini sama-sama, selalu jaga kesehatan dan terapkan hidup bersih ya..

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang