Dua Puluh Tujuh

21.1K 1.6K 338
                                    

Ku menepati janji,gpp kali malem dikit 😝
(Untung gak ketiduran)

Ya Allah part kemarin bikin serem mau ngeluarin 'bom' nya🤧

Pada ganas semua haters Vanya🥺

Nanti pas aku keluarin konflik yang sebenarnya malah aku yang di hujat bukan Vanya.

HUAA serem😭🤧

Guys apapun yang aku tulis nanti,aku harap gak ada yang kecewa.Percaya deh ini minim konflik yang cuma buat darah tinggi tapi gak sampe nangis🥺

(Spoiler)
Kurang lebih pemikiran kalian ada benernya 🙂


Happy Reading 💓

Fokusnya masih tertuju kedepan, mengamati dalam diam.Segala ekspresi dan tingkah laku gadis di depannya sudah menjadi fokusnya sejak tadi.

Tangannya masih dengan telaten menyuapi mulutnya dengan bola-bola cokelat di toples dalam pelukannya.Tadi dirinya minta pada pegawai villa untuk membelikannya.Sedang fokus pada sasaran di depannya tiba-tiba ada sebuah tangan lain yang sedang masuk kedalam toples cokelatnya.

Kirana langsung saja memukul punggung tangan itu gemas.

"Hih! Jangan minta!"serunya jengkel pada Abang ke ketiganya.

"Pelit banget sama Abang."

"Iniiiii semuaaaaa.Punya.Aku."

Adnan menyandarkan tubuhnya pasrah melihat tingkah sang adik.

"Ya Allah kenapa adik hamba jadi pelit gini?"Adnan mendesah pura-pura memelas.

"Hilih gak mempan,wlee."Kirana menjulurkan lidahnya mengejek.

Adnan yang gemas sekaligus kesal langsung mengapit kepala adiknya hingga gadis itu meronta-ronta minta di lepaskan.

"ABANG IHHH BAU,KETEK ABANG BAU!"Jerit Kirana yang langsung mendapat perhatian semua orang,tapi saat melihat apa yang di lakukan kedua orang itu mereka kembali pada aktivitasnya.

Hari sudah menjelang malam, mereka sedang membuat acara BBQ-an di halaman belakang luas yang sudah di sediakan.Ketiga teman Baling dan Leon sedang membakar jagung dan juga berbagai jenis daging dan sosis.

Anggun dan beberapa perempuan sedang menyiapkan bumbu dan piring.Roy sedang di dalam mengurus pekerjaan menggunakan laptopnya bersama Afkar.Kirana sedikit merasa bersalah karena Papi dan kakaknya harus menunda pekerjaan hingga hampir lima hari lamanya,pastinya pekerjaan kedua orang itu bener-bener merepotkan.

Baling,Orlan dan kedua kembar di sana sedang duduk sambil memainkan gitarnya.Kirana rasa abang-abang sudah sedikit demi sedikit menerima Baling.

Kakak sepupunya Eltan sendiri ada di sebelahnya memainkan ponsel,mungkin sedang menghubungi salah satu 'adik-adiknya'.Paham bukan dengan kata dalam tanda kutip itu?

"Kak Adnan,boleh minta tolong gak?"suara itu membuat Kirana yang tadi sedang bersandar di dada kakaknya menoleh melihat siapa yang mengajak bicara.

"Minta tolong apa,Van?"sahut Adnan.

"Boleh anterin ke luar beli keperluan aku gak?"ucap Vanya pelan sambil memainkan tangan di belakang punggungnya.

Uhh!

Kirana mengeluh pelan dalam hati.

"Oh,bol—"

"GAK BOLEH!"

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang