Tiga Puluh Empat

21.3K 1.4K 628
                                    

Maafin author yang suka gantungin kalian 👉👈

Maaf jika ada typo 💫

H
A
A
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

💋

"A-bbang...."

Tangan Kirana gemetar saat memegang tubuh Elvan yang terbaring di lantai.

"Jangan nangis.Abang gak pa-pa,kan tadi emg udah sakit,sayang."ucap Elvan meringis memegang bagian perutnya.

"Nana gak suka Abang sakit."mata Kirana berkaca-kaca saat mengatakan hal itu.

🍭


"Mami kamu sudah mati gadis manis."

Kirana memegang kepalanya yang berdenyut,serta mencoba menghilangkan suara-suara dalam pikirannya.

"Setelah Mami-mu itu mati,kami akan mendapatkan uang yang banyak,lalu kamu?"

"Kuberikan kamu pilihan ; ingin ikut dengan Mami-mu ke neraka atau jadi anak penurut dan ku jual dengan orang kaya?

Kirana semakin erat mencengkram kepalanya.

"Ah...s-sakit..."ringisnya.

Mereka semua yang mendengar ringisan itu panik dan mendekati Kirana duduk.Bertanya di bagian mana yang sakit.

"Nana,kenapa? Mana yang sakit sayang?"Roy memegang kepala putrinya yang selalu gadis itu cengkeram.

Orlan memegang kedua tangan adiknya agar tidak terus memegangi kepalanya.

"Dan kau gadis sialan, seharusnya kau mati dua tahun lalu!"

"Arghh..."

"KIRANA!"

Mereka semua panik seketika.Adnan segera menggendong adiknya untuk di tangani oleh dokter.

Tapi yang membuat mereka tertegun adalah adanya cairan berwarna merah keluar dari hidung Kirana.

🍭

Gadis itu bingung tempat apa yang darinya pijak.Semua serba putih dan tidak memiliki ujung,kakinya hanya melangkah tidak tentu arah.

"Papi?"panggilnya.

Jelas tidak ada sahutan.

"Abang?"

Kirana mengedarkan pandangan yang rasanya percuma karena semua serba putih.

"Kak Baling?"

"Kalian di mana?"Kirana menjerit tetapi suaranya menggema memantul seolah ada di sebuah ruangan.

"ABANG! PAPI! NANA TAKUT!"Tangis gadis itu pecah,dia hanya sendirian di tempat entah di mana ini.

Tubuhnya jatuh terduduk, memeluk lututnya sendiri sabil terus menggumamkan panggilan-panggilan orang-orang terdekatnya.

"Cengeng."

Kirana langsung mendongak dan berdiri sepontan untuk memeluk sosok itu yang dengan senang hati menyambut pelukannya dan mengelus rambutnya sayang.

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang