Aku gak mau ada keributan yah di cerita aku, setiap orang bisa mengepresikan pendapat dan suasana hatinya masing-masing.
Aku kan niatnya bikin cerita biar pada happy bukan nyari ribut okee
Dan yang komentar menyinggung pembaca lainnya aku mohon sedikit bijak yah syang 😍Happy Reading 💓
Kirana pingsan.
Hal itu yang membuat semua orang panik, terlebih keluarga Mahardinata mengetahui bahwa satu-satunya gadis di keluarga mereka itu pingsan saat bersama Baling.
Murka sudah kelima pria di keluarga itu,sedangkan kepala keluarga mereka lebih memilih menemani sang putri yang berbaring lemah di salah satu ruangan VIP rumah sakit dengan tangan terpasang jarum infus.
"Hyperarousal,penyakit yang di timbulkan dari komplikasi Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), keadaan Kirana sekarang karena serangan rasa panik di karenakan trauma menyakitkan di masa lalu gejalanya sendiri dia sering mimpi buruk,selain hal itu pemicu gejala ini adalah pembicaraan yang akan mengarah ke sana.Apa kalian kembali menanyakan kejadian itu pada Kirana? Bukannya sudah saya peringatkan untuk tidak kembali mengungkit hal itu."Dokter Varo-yang tidak lain juga paman mereka itu memandang tajam ke-enam laki-laki di sana.
Orlan yang sejak tadi bersandar pada tembok di depan pintu kamar rawat adiknya itu memandang tajam Baling.Keadaan Baling sendiri sudah kacau, pelipis yang masih terdapat darah sudut bibir yang robek bahkan seragam sekolahnya sudah acak-acakan dengan pandangan menunduk menatap lantai merutuki kebodohannya.
"Ulah tolol lo buat Kirana sakit,Bangsat!"Evan menarik kerah baju Baling hingga cowok itu berdiri dari duduknya."Lo gila?kita semua mati-matian buat dia gak inget lagi hal itu, hampir dua tahun gue jaga adek gue agar gak inget kecelakaan sialan itu dan dengan gampangnya mulut lo asal ngomong,LO WARAS?!"
Dokter Varo yang melihat keributan itu seakan paham akan situasi.
"Evan tenang,ini rumah sakit,"tegurnya."Lebih baik kalian masuk dan tunggu Kirana sadar,ingat, jangan ada yang bahas apapun tentang kejadian dulu."pesan dokter Varo lalu pamit untuk pergi memeriksa pasien yang lain.
Evan menghempaskan Baling hingga dia kembali duduk di kursi besi di sana.
"Jangan harap setelah ini lo dengan mudah ketemu adek gue."desis Evan sebelum pergi masuk kedalam ruangan Kirana.
Mereka melangkah meninggalkan Baling yang masih tertunduk merutuki kebodohannya,tapi tidak lama seseorang duduk tepat di sebelahnya.
Adnan ada di sana,duduk bersandar dengan tenang melipat kedua tangannya di depan dada dengan mata menatap kedepan.
Baling kembali mengalihkan pandangan menunduk sambil meremas rambut dengan kedua tangan.
Sial,Bogo, goblok,lo emang tolol Ling,Gila!
Baling terus mengumpati dirinya sendiri.
"Lo tau dari mana?"
Setelah hening beberapa menit akhirnya Adnan membuka suara.Baling masih menunduk meskipun telinganya mendengar dengan jelas pertanyaan Adnan.
"Selama ini cuma ada beberapa orang yang tau kejadian dua tahun lalu,dan setau gue lo baru kenal adek gue baru-baru ini.Jadi lo tau dari mana dan atas dasar apa lo kembali ungkit hal itu ke Kirana? Bisa lo jelasin ke gue?"Adnan terbilang tenang saat bertanya hal itu tapi Baling jelas tau ada kemarahan terselip dalam nada itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FA#1] Five Abang [Terbit]
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) DON'T COPY MY STORY! Namanya Kirana Alanza.Putri satu-satunya dari keluarga Mahardinata, memiliki lima Abang yang sungguh posesif dan protektif, memiliki seorang ayah duda yang masih terlihat gagah dan tampan.Sayang, Kirana...