Delapan

40.8K 2.6K 38
                                    

Happy Reading...

Baling Danuarta.

Most wanted.

Penuh misteri.

Pemain basket.

Jangan lupakan memiliki wajah rupawan.

Sudah jadi hal lumrah dan sangat di gemari oleh kalangan kaum hawa saat melihat semua ciri-ciri sempurna seorang laki-laki yang ada pada kategori di atas.Sempurna.

Mungkin,sebagian orang melihat sisi dari seorang Baling adalah jarang bicara,minim ekspresi dan juga penuh misteri.Yah,kesan pertama jika bertemu dengan orang yang tidak dirinya kenal adalah bersikap waspada.Seolah mereka adalah teman yang bersifat musuh.

"Assalamualaikum,"

Kakinya memasuki rumah besar bergaya Eropa, dengan dekorasi sederhana tapi mewah,yang bisa di sebut istana dari pada sebuah rumah.

"Mam?"panggil Baling karena tidak ada jawaban atas salamnya.Langkahnya menuju dapur tetapi sosok wanita paruh baya yang dirinya cinta itu tidak terlihat di sana,lalu dia mencari di taman belakang rumahnya.Dan saat kakinya baru menginjak rumput taman itu dia bisa melihat sosok wanita sedang duduk di sebuah bangku di tengah kolam ikan itu sedang memandang kedepan dengan fikiran entah berada di mana.

Baling menghela nafas,langkah pelannya dirinya bawa untuk menuju ke sana.Bahkan saat dirinya sudah berada tepat di belakangnya sosok wanita itu pun masih tidak menyadari kehadirannya.

"Ngapain,Ma?"tanyanya sambil memeluk tubuhnya dari belakang.

"Astagfirullah,Baling! Kamu ngagetin Mama aja."

"Lagian Mama ngelamun,sampe anaknya ucap salam gak denger."ujarnya

Tangan Hera—Mama Baling—terulur membelai rambut sang anak"Belum makan kan? Mama masakin sayur kesukaan kamu tuh."

"Mau ganti baju dulu."ucapnya sambil mengecup pipi sang Mama lalu berdiri ingin pergi.

Baru mencapai ambang pintu taman, langkahnya berhenti lalu berbalik"Jangan sering ngelamun,Ma.Baling gak suka."kemudian lanjut melangkah masuk kedalam.

Sesampainya dia di kamar yang dominan warna hitam di hempaskan tubuhnya pada kasur empuk yang memiliki warna serupa.Pandangannya terpejam menikmati dingin AC pada kamarnya dengan fikiran tertuju pada kejadian siang tadi.

Berani-beraninya sekumpulan cewek tidak tau diri itu membully gadisnya bahkan berani mengancam.Untung saja dirinya ada di sana dan mendengar semua ucapan gadis itu pada Kinara hingga dia bisa membalas mereka tadi sepulang sekolah.Dan bersyukur gadis-gadis bodoh itu hanya berani mengancam,jika sampai mereka menggunakan kekerasan jelas Baling tidak akan membiarkan mereka lolos dengan begitu mudahnya.

Kirana.

Ah,gadis manis itu mengusik kewarasannya,dia tidak menyukai apa saja yang membuat gadis itu menjadi sedih atau bahkan kesal.Perihal pernyataan di depan kakak gadis itu malam kemarin dia tidak mendapat jawabannya, karena waktu itu Afkar langsung menarik Kirana dan seorang gadis satunya pergi meninggalkan Baling sendirian.

Pernyataannya waktu itu sungguhan,tidak ada keraguan sedikitpun walau bahkan mereka baru pertama kenal dan dia sudah menyatakan perasaannya dengan cepat.

Pertemuan pertama mereka adalah di kantin sekolah,tetapi Baling jelas tau itu bukan pertemuan  pertama mereka.Anggap saja gadis itu lupa dan tidak mengenal akan dirinya yang sebenarnya.

"Baling, cepetan ganti bajunya!"

Panggilan dari Mamanya membuat Baling menyudahi acara melamunnya kemudian bangkit sambil membuka kancing seragam sekolah yang menyisahkan t-shirt berwarna hitam.

Lalu pandangannya tidak sengaja melihat kearah nakas samping tempat tidur,tepat kearah sebuah figura foto sebuah keluarga,yang jika di lihat memang seperti sebuah keluarga bahagia dengan sepasang suami istri dan seorang putra remaja berada di belakang mereka tersenyum lebar dan sangat tampan.

Baling mendengus melihat foto itu, lalu tangannya terulur untuk membalik tertutup.

"Sampah."ucapnya sambil lalu.

🍭

Tidak belajar dari pengalaman,itu lah kesalahan Kirana saat ini.Dirinya dengan sok berani pergi ke supermarket sendirian,tanpa kelima abangnya atau bahkan tidak dengan pak Tono.Jarak supermarket dengan perkomplekan rumahnya memang tidak terlalu jauh karena itu lah dirinya memutuskan untuk membeli cemilan itu sendiri tanpa merepotkan Abangnya.Dan sekarang dirinya menyesali keputusan gegabah itu.

"Sini deh gadis manis,duduk sama abang-abang dulu."ucapan itu membuat Kirana bergetar takut.

Sekumpulan cowok-cowok itu jelas sedang mabuk berat.Melihat racauan serta godaan menjijikkan itu terus terucap dari mulut mereka yang bau alkohol.

"Jangan sombong-sombong, lah jadi cewek."Seorang cowok dengan tindik pada telinganya berjalan mendekat mencoba menyentuh bahunya yang tertutup switer marron.

Kirana mundur yang berakhir sia-sia karena tubuhnya sudah terkurung oleh keempat orang cowok itu, matanya sudah memanas memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Mi-minggir... please.."ucapnya bergetar

Tentu saja ucapan lirih itu tidak berpengaruh apapun,saat Kirana melihat cowok bertindik tadi akan kembali menyentuhnya matanya tertutup takut dengan merapalkan doa dalam hati, memohon siapa saja orang yang lewat dan membantu dirinya,tanpa sadar air matanya menetes melewati pipi menyesali tindakan bodoh yang dia lakukan.

"WOI ANJING,NGAPAIN LO!"

Suara deru motor meraung keras membuat Kirana membuka matanya untuk melihat siapa mereka.Terdapat tiga motor sport berhenti tidak jauh dari jarak mereka berdiri sekarang.

Cowok terdepan turun dari atas motornya."Mesum jangan disini bangsat,cari hotel sana."ketusnya.

Empat orang cowok yang sudah setengah sadar itu menggeram marah saat kegiatan mereka terganggu.

"Lo mau cewek ini juga? Nanti bisa lo ambil setelah kita selesai,cabut sana."

Cowok berjaket hitam itu menaikkan sebelah alisnya lalu melihat sosok gadis mungil di antara mereka yang sedang menangis dengan tubuh bergetar.

Leon mengernyitkan dahinya saat wajah itu tak asing untuknya,Lalu matanya membulat saat mengingat siapa gadis itu.Tatapannya mengarah pada ketiga temannya untuk membereskan keempat orang ini.

Dan saat pertengkaran itu terjadi Leon melangkah mendekati gadis yang masih berdiri dengan bergetar ketakutan dan pipi yang masih mengalir air mata.

"Hiks...pu-pulang...mau pul-lang.."ucapnya terbata yang sangat jelas di dengar oleh Leon.

Leon menghela nafas lalu membuka jaket hitamnya kemudian melangkah mendekat menuju gadis itu yang sepontan melangkah mundur selangkah.Leon berhenti melihat respon itu.

"Gak usah takut."ucapnya pelan.Setelah itu memakaikan jaketnya pada tubuh mungil yang hanya mencapai dadanya itu.

Kirana mendongak menatap paras tampan itu yang di balas tatapan oleh Leon.

"Lain kali, jangan keluar sendirian!"

________

TBC

Like+Comen banyak aku dobel up gimana?😋

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang