Sembilan

39K 2.5K 97
                                    

Sebelum mengantar dirinya pulang, mereka mampir ke supermarket terlebih dahulu untuk membeli cemilan yang ingin Kirana beli,tentu saja atas perintah cowok yang saat ini sedang mengantri di depan kasir itu.Sedangkan dirinya berdiam diri di sebelah motornya di temani ketiga teman cowok itu yang menunggu mengawasinya,takut terjadi hal buruk lagi.

Leon melangkah keluar dengan tangan membawa plastik berlogo supermarket,berjalan menuju dimana gadis tadi berada.

"Nih."ucapnya menyerahkan plastik itu kehadapan Kirana yang dengan ragu dirinya ambil dan melihat isinya.

Cokelat,susu kotak,snack,roti isi cokelat, minuman buah-buahan dan bahkan ada ice cream.Kirana menggigit bibirnya melihat jenis cemilan kesukaannya yang Leon beli tanpa dia beri tahu.

"Kenapa? Salah ya?"

"Ah,enggak kok, ini kesukaan aku semua."ucapnya tersenyum.Tangannya merogoh saku sweater yang dirinya kenakan dan memberikan dua lembar uang seratusan kepada Leon untuk membayar cemilannya.

"Apa?"Leon menaikkan alisnya melihat hal itu.

"Bayar jajanan aku."

"Gak usah."ucapnya sambil lalu bersiap naik keatas motornya lagi.

"Tapi kan..."

"Buat lo,anggap aja pertanda maaf gue karena udah nabrak lo waktu itu."

Kirana melipat bibirnya ragu, Leon ternyata masih mengingat kejadian waktu di koridor dimana dia menabrak dirinya tanpa meminta maaf terlebih dahulu.Lalu dengan terpaksa dia kembali memasukkan uangnya kedalam saku sweater nya.

"Makasih."ucapnya.

Leon yang sedang memakai helemnya tertawa mendengar ucapan itu"Haha,santai aja kali."

"Ya,udh naik,gue anterin pulang takut kenapa-napa di jalan kalau sendirian lagi."ucapnya menyuruh Kirana segera naik."Lo pada cabut duluan aja,gue antar dia dulu."

Mereka bertiga mengangguk mengerti."Hati-hati,Yon."

🍭

"Hati-hati di jalan,ya."pesan Kirana saat dia sudah berada di depan gerbang rumahnya.

"Oke,gue duluan."pamit Leon.Lalu menjalankan motornya pergi dari hadapan Kirana.

Kirana masih menatap motor Leon yang mulai menjauh.Ternyata cowok itu tidak seperti kelihatannya, pertama melihat Leon di lapangan kali itu adalah dirinya yang luar biasa menyeramkan saat memukuli lawannya dengan membabi buta dan di pertemuan kedua dia yang tidak sengaja menabrak tubuhnya tanpa mengucapkan maaf dan Kirana langsung tidak menyukai cowok itu,tapi tadi saat cowok itu menolongnya dan dengan baik membelikan dirinya cemilan Kirana sedikit merubah pandangannya akan sosok itu.

"Non,ya Allah abis dari mana saja? Dari tadi di cariin aden sampe panik."Ucapan itu membuat Kirana menepuk dahinya lupa mengabari sang kakak.Buru-buru dia masuk untuk menemui kakaknya yang kemungkinan besar sedang panik mencari dirinya.

"Abis dari mana?"

"Astagfirullah!"kagetnya di karenakan tiba-tiba adanya sebuah suara yang mengejutkan dirinya saat dia baru saja membuka pintu rumahnya.

"Ihhh kak Baling kebiasaan ngagetin tau!"kesalnya menghentakkan kakinya kesal.

Baling justru terkekeh melihat wajah kesal itu.

"Kirana!"

Panggilan bernada marah itu membuat kedua orang di sana menoleh melihat sumber suara,yang ternyata Abang keduanya yang berdiri di ujung tangga tengah menatap dirinya datar.

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang