Dua Puluh Sembilan

21.3K 1.5K 331
                                    


HAPPY READING 💓

'Jangan merebut,jika tidak ingin di rebut.'

- Kirana Alanza Mahardinata -

____

"Adik kamu mana,Lan?"Tanya Afkar.

"Belum keluar dari kamar?"Orlan balik bertanya.

"Ngambek masa?"tanya Adnan sambil memiringkan kepalanya.

"Cek."perintah Afkar.

Bukan hanya satu orang,kelimanya langsung menaiki tangga menuju kamar sang adik.

Sesampainya di depan pintu bercat pink dengan gantungan Dreamchather itu,tangan Evan sudah akan terangkat untuk mengetuk saat tiba-tiba suara isak tangis terdengar.

Mata kelima pria di sana membelalak kaget.Itu suara adiknya,sedang menangis terisak.

"Nana! Buka pintunya! Kenapa nangis?!"Afkar langsung mengetuk pintu dengan kuat,bukan mengetuk lagi bahkan lebih terlihat seperti sedang menggedor seolah siap untuk meruntuhkannya.

"Kirana! Buka!"

Mereka berlima semakin kelimpungan saat suara tangis justru semakin kencang terdengar.Tidak,ada apa dengan adiknya? Kenapa harus menangis begitu kencang seperti itu?

Jantung kelima orang itu berdetak bertalu-talu memikirkan adiknya.

"KIRANA ALANZA!"Teriak Elvan menggedor pintu tidak sabar.

"Dobrak."putus Orlan.

Mereka mengangguk, Adnan dan Evan mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu itu, bersiap berhitung dan kaki mereka sudah akan terangkat saat tiba-tiba suara kunci di putar di susul dengan munculnya sosok gadis dengan mata memerah dan sembab serta penampilan berantakan.

Afkar langsung menangkup wajah sang adik,mengelus bagian bawah mata yang sangat terlihat sembab menandakan dirinya sudah menangis cukup lama.

"Nana kenapa? Bilang Abang,ada yang sakit? Ada yang Nana mau?"Afkar bertanya khawatir.

"Siapa yang buat Nana nangis? Biar Abang kasih pelajaran."geram Orlan mengepalkan tangan marah melihat sang adik menangis seperti ini.

"A-abang HUAAA."Kirana justru semakin kencang menangis.

Afkar langsung memeluk tubuh kecil adiknya sambil mengelus punggungnya.

"Jangan nangis,syang."bujuk Orlan.

Abang-abangnya yang lain mengepalkan tangan,akan mereka beri perhitungan orang yang sudah membuat adiknya menangis.

"Cerita siapa yang buat kamu gini."ucap Elvan.

"Abang hancurin dia."geram Adnan.

Masih sedikit sesenggukan Kirana menoleh pada abang-abangnya.Lalu menunjuk pintu kamarnya yang masih terbuka hingga memperlihatkan apa yang terjadi.

"Nana abis nonton drakor,KENAPA ENDINGNYA HARUS MATI ."Jeritnya sambil menangis lagi,tanpa peduli bahwa ucapannya barusan membuat kelima pria di sana seperti tersambar petir.

Elvan dan Evan dengan lemas bersandar pada dinding, Adnan memijit pelipisnya pening,dan Orlan mendongakkan kepalanya mencoba meredam sesuatu dalam dirinya.Afkar sendiri terbilang tenang dan hanya memeluk adiknya.

"Pada kenapa,sih?"tanya Kirana bingung.

Mari jelaskan pada Kirana yang polos pemirsa.

🍭

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang