Dua Puluh Lima

21.6K 1.7K 326
                                    

Mau update setiap hari,tapi gak bisa janji karena aku orangnya gampang bosenan :(

Baru ketik beberapa part udah banyak alasan pengen udahan nulisnya dan malah liat tik-tok, Instagram,Wa :v

Makanya akhir-akhir ini update cepet,itupun nulis tengah malem karena kalau nulis jam 7/8 keatas pasti malah ketiduran 🤧.

Oke setop curhatannya ✌️

Happy Reading 💓

Dengan kalut dan tangan gemetar Baling meletakkan Kirana pada pinggir pantai,menepuk pipi kekasihnya yang memejamkan mata.

"Na,"tangan Baling bergetar hebat."Buka mata kamu."

Baling mendekatkan wajahnya pada hidung Kirana, merasakan masih ada kah hembusan nafas dari gadis itu.Lalu tangannya menekan denyut nadi pada pergelangan tangan Kirana.Lemah.

Baling hanya merasakan denyutan samar dan pelan di sana.

Seseorang mendorongnya hingga tubuhnya sedikit bergeser.Orlan menautkan kedua tangannya lalu menekan dada sang adik melakukan CPR.

"Enggak boleh,kamu harus bangun! Buka mata kamu Kirana!"teriak Orlan masih dengan tangan memompa dada Kirana dengan teratur.

"Wake up!"Jerit Orlan frustasi.

Roy meraih tubuh anaknya yang dingin,menepuk pipinya agar mata itu terbuka lagi.

"Princess Papi bangun,Bangun sayang jangan buat kakak kamu sama Papi khawatir.Bangun Nana,Nana harus bangun."air mata Roy sudah mengalir.

Tepi pantai sudah ramai mengelilingi mereka,tangisan Vanya,Via dan juga Laura membuat suasana semakin kacau.

Afkar menelpon ambulans dengan frustasi karena tidak juga kunjung datang.

Elvan dan Evan rasanya sudah sangat lemas, memandang wajah pucat adiknya yang ada dalam pelukan sang ayah.Leon yang tadi menyelamatkan Via mengepalkan tangan dengan mata memerah.Eltan meremas rambutnya tidak tau apa yang harus dirinya lakukan.

Baling frustasi,di tariknya tubuh itu hingga kembali berbaring.Tidak dirinya pedulian mereka semua yang meneriaki namanya.Tangannya mengangkat dagu Kirana hingga sedikit mendongak dan tangan yang satunya menjepit hidung Kirana,menarik nafas dalam-dalam Baling mendekat kearah bibir pucat pasi itu dan memberikan udara di sana,selama dua kali lalu kembali melakukan CPR,terus begitu seterusnya.

Tapi hingga beberapa menit lamanya tidak ada tanda-tanda Kirana akan bangun.

"Open your eyes,Na please babe."lirih Baling serak, matanya berkaca-kaca.

Mi jangan minta Nana Mi, jangan bawa Nana.

Bisik Adnan lirih.

Kami masih mau dia Mi, Mami boleh kangen sama Nana,tapi jangan biarin dia ikut Mami.

Baling masih memberikan nafas buatan hingga tak lama dari itu suara batuk membuat mereka mematung dengan degup jantung menggila.

Kirana batuk hebat sambil mengeluarkan air dari dalam mulutnya.

Baling langsung mendudukkan tubuhnya lemas, Roy segera memeluk tubuh putrinya lalu mengangkat dalam gendongannya saat mendengar suara ambulans sudah datang.

Mereka semua buru-buru mengikuti di belakangnya.

Vanya menoleh melihat Baling yang masih terdiam tidak bergerak,lalu berjalan menghampiri.

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang