Tiga Puluh Satu

22.3K 1.6K 1.2K
                                    

Author minta maaf part kemarin ya guys🙏🥺

Minta maaf sama part ini juga kayaknya.

Part ini butuh kesabaran ekstra soalnya. 🙂

Inget ya, jangan hujat author 😗

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

💋

' Nurutin iri? Enggak akan ada habisnya. '

- Si Author bar-bar ibu negara Mahardinata - 💜

Kembali lagi pada Kirana yang sekarang ini sedang manja-manjanya pada keluarga Mahardinata.

Seharian full keluarga itu hanya menuruti semua kemauannya.Tidak ada yang sekolah,ke kantor bahkan kuliah.Semua benar-benar full di rumah untuk menemani sang adik.

"Mau minuman Chatime."rengeknya pada Papi-nya yang duduk bersandar di sofa ruang keluarga dengan putrinya yang setia memeluk dirinya.

"Mau rasa apa?"mengelus rambut gadis itu Roy bertanya lembut.

"Emm...Brown sugar."

"Abang beliin."Evan sudah akan beranjak dari duduknya tetapi terhenti mendengar rengekan sang adik.

"Ihh gak mau,Abang di sini aja.Pokoknya gak ada yang boleh kemana-mana!"ultimatum dari Kirana itu hanya dituruti keenam laki-laki keluarga itu.

Tidak masalah bagi mereka jika permata keluarganya itu selalu bahagia dan tersenyum,asal jangan sampai gadis itu terjadi apa-apa atau bahkan sedih.

"Kalau gitu Papi mintain beliin pak Tono,ya?"ucap Roy yang di angguki Kirana.

Pak Tono menghadap majikannya yang memanggil dirinya dan ternyata menyuruh membelikan pesanan yang nona mudanya inginkan.Pak Tono mengangguk setuju dan segera akan pergi sebelum sebuah panggilin membuat langkahnya terhenti untuk melihat nona mudanya lah yang sedang memanggil dirinya.

"Nana juga mau telur gulung,mau kebab,batagor,martabak,ice cream,pisang cokelat,sama bakso yang depan kantor Papi yah pak Tono? Nanti pak Tono beliin juga buat bibi sama pak Tono makan,okay?"ucapan panjang yang berisi semua makanan pesanannya itu membuat sang supir mengerjap kebingungan mengingat banyaknya pesanan nona mudanya.

"Haduh non,bapak lupa non Kirana pesen apa aja."pak Tono menggaruk kepalanya kikuk.

Kirana tertawa gemas,"ihh ya udah ntar aku coling-coling pak Tono."
(Read : Calling-Calling)

"Siap non."lalu setalah itu melangkah pergi.

Roy memeluk gemas putrinya yang manja ini,di kecup puncak kepalanya bertubi-tubi hingga Kirana tertawa geli.

Afkar dan yang lainnya hanya mendesah lega melihat adiknya bisa lagi tertawa.Mereka sungguh takut atas kejadian semalam,sang adik kembali menjadi pendiam dan selalu menangis.

[FA#1] Five Abang [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang