Agam

133 77 16
                                    

"Sering kali kita jatuh dalam pelukan Cinta. Sehingga namanya disebut Jatuh Cinta, tapi aku lupa apapun namanya jatuh itu tetap sakit"

_

Agam sesaat telah menyihirku, aku tidak akan bisa berhenti menceritakan tentang pesonanya pada kalian, bisa dibilang dia adalah idaman setiap gadis yang ada disekolahku, dia juga pintar dan berprestasi dalam semua bidang olah raga kecuali golf iya aku tidak bohong dan tidak sedang bercanda.

Tepat setelah 3 minggu dia menyatakan perasaannya. Aku pun luluh dalam rayuan dan kata-katanya

5 Oktober 2007 Aku dan Agam resmi berpacaran, tepat di hari jadi TNI memang terkesan nyeleneh dan konyol tapi tak apa.

Aku suka yang penting Agam juga suka pemikiran bodoh ku kala itu yang saat ini seringku tertawakan bersama suamiku.

"Tak apa itu adalah masalalu yang tak perlu diperdebatkan cukup ditertawakan dan dikenang saja" kata suamiku.

Hampir dua Bulan setelah kami berpacaran tepatnya bulan Desember, Agam mengajakku untuk sekedar mampir ke rumahnya.

Ku pikir Agam bercanda karena menurutku aku belum cukup berani untuk main ke rumah seorang laki-laki walau dia pacarku.

Agam meyakinkanku bahwa dia tidak memiliki niat buruk apapun kepadaku dia hanya ingin memperkenalkan ku kepada ibunya. Hingga detik ini aku masih sangat menghargai sifat jujur yang dimilikinya, dan kadang aku dibuat rindu oleh sikapnya yang sederhana itu.

Agam: "nanti mau ya? Mamahku mau ketemu kamu, aku udah cerita semua ke mamah tentang kamu hahaha"

Orang tua Agam memang memberikan kebebasan kepada Agam untuk berpacaran, oleh karena itu sejujurnya aku kaget dan sangat tak bisa berkata-kata karena aku tidak menyangka ada orang tua seperti itu. Dan dia orang tua dari pacarku.

Iya, maksudku orang tua yang membolehkan anaknya yang usianya masih sangat belia untuk mengenal apa itu cinta dan bagaimana rasanya serta apa dan yaa banyak sekali pertanyaan-pertanyaannya

Jujur saja aku menyembunyikan hubungan ku dari bapak dan ibu aku takut bapak akan marah karena yaa kalian mungkin tahu anak SMP sudah pacar-pacaran. Dan khusus nya bapak, beliau pasti akan langsung memarahiku dan memaki Agam aku tidak mau itu terjadi:(

15 menit perjalanan ke rumah Agam, perumahan komplek dengan jalan yang agak naik turun, aku dibonceng Agam naik motor scorpio kala itu waktu tengah menunjukan pukul dua siang.

Gerimis, dan akhirnya turun hujan walaupun hujan yang turun tidak terlalu deras tapi tetap saja Aku dan Agam basah kuyup bersama.

Aku suka aroma ini, aroma air yang disunting daun-daun rindang. Hujan ini benar-benar indah dan membuat kenangan yang tak terlupakan. Aku suka aroma hujan.

Aku: " Agam kenapa sih kok kamu ngebet banget mau ajak aku main kerumah? "

Agam: " Ya ngak papa siapa tau kamu bisa bantu-bantu mamahku"

Aku: " Lah kamu pikir aku ini babu mu?? "

Agam: " Ya ampun aku bercanda Arini. Kamu nih ya wkwkwk awas nanti aku goreng kamu"

Aku: " Ih jahat banget wkwkwk."

Agam: " Aku mau ngasih tau mamah, kalo ini calon menantunya udah aku bawa kerumah"

Aku: " Astaghfirullah wkwk gilak. Udah jauh banget mikirnya aku gak ada pikiran kesana."

Agam: " Itumah kamu, beda sama aku."

Aku: " Hah yaudah terserah...."

Aku yang sedari tadi hanya bisa tersenyum dengan ucapan Agam.

Agam: " Eh mau nanya nih aku, kenapa kok tiba-tiba kamu mau sih jadi pacarku?"

Aku: " Gak perlu ada jawabannya kayaknya sih"

Agam: " Perlulah..."

Aku: " Kenapa emang?"

Agam: " Aku penasaranlah"

Aku: " Lho kenapa?"

Agam: " Iya abis kamu susah banget sih buat ditaklukinnya gak gampang
Kamu gak kayak cewek-cewek lain. Yang malah ngejar-ngejar aku."

Aku: " Ouhhh"

Agam: " Ihhhh_- minyak dirumahku udah panas belum ya?"

Aku: " Lho buat apasih?"

Agam: " Buat ngegoreng kamu Arini"

Aku: " Jahat banget wkwkwk gila kamu emang"

Agam: " Ngak papa gila yang penting keren"

Aku: " Lah kan udah gila gak ada yang mau deket kamu jugalah. Ngapain amat main sama orang gila wkwkwk"

Agam: " Ehh ah ilah iyasih-_"

Obrolan yang tak begitu bermanfaat tapi megitu mengasikkan.
Aku menyukainya
Suka dalam menghabiskan tawaku dengan Agam.

Agam: " Kamu kok pinter banget sih? Makan buku ya?"

Aku: " Engak kok biasa aja. Kamu kali yang pinter kamu juga jago olah raga. Apalagi waktu itu yang pas senam lantai wkwkwk"

Agam: " Lho kenapa sama senam lantai?"

Aku: " Jago aja sikap lilinnya"

Agam: " Hah apa??!"

Aku: " Sikap lilin Gam"

Agam: " Ouh sikap lilin. Aku dengernya sikap dingin, aku juga jago kalo sikap dingin mah... wkwkwk"

Aku: " Parah ah. Jangan"

Agam: " Eh iya iya... udah jangan sedih ya..."

Beberapa saat aku mulai menyadari sesuatu tapi belum sesasadar saat itu. Aku menyadarinya saat semua sudah berlalu.
Aku hanya menikmati berjalanan waktu itu dengan Agam.

Agam: "Peluk aku kalo kamu mau"

Aku: " Gak mau males"

Agam: "Jieh"

Aku canggung untuk memeluknya.
Padahal aku sangat ingin tapi aku tak mau melakukannya.
Biarkan begini saja, aku tak mau menyesal nantinya dan membuatnya malah semakin semaunya nantinya. Intinya aku tak mau

Karena juga aku belum begitu mengenal Agam dan segudang sifatnya yang masih samar untukku.




-

Kamu pernah menjadi bagian terindah dalam hidupku. Agam:)

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang