Permintaan Dimas

10 3 1
                                    

Aku membenci saat kau memintaku untuk kembali, karena sebagian ingatanku tentang mu sudahku kubur dalam-dalam bersama semua rasa kecewa yang kau berikan dulu.

_

Dimas: " Rin, kamu mau gak jadi istriku?"

Aku: " Kamu gila ya?"

Dimas: " Iya Rin, aku gila. Udah nyia-nyiain kamu gitu aja."

Aku: " Dim, yang udah berlalu dari kita... yaudah jangan di inget-inget lagi. Aku udah gak mau terlibat hubungan apa-apa sama kamu."

Dimas: " Sebenernya aku ngelakuin ini bukan buat diri aku sendiri Rin, aku sekarang punya Khalis. Dia salah satu kebahagian aku setelah ketemu kamu lagi."

Aku: " Kenapa harus aku Dim? Kamu bisa cari perempuan lain buat kamu jadiin istri dan ibu buat Khalis yang pastinya dia lebih dewasa dari aku."

Dimas: " Engak Rin, aku itu gak sehebat kamu yang bisa selalu nutupin banyak hal apalagi sampe bohongin perasaan diri sendiri. Ditambah lagi sekarang Rin, aku punya Khalis. Yang dia sendiri, anak sekecil itu udah terlanjur ngira kamu ibu kandungnya. Padahal sebelum nya dia juga diasuh sama baby sister  lain, tapi dia gak pernah manggil mama. Cuma ke kamu Rin Khalis begitu."

Aku: " Itu Cuma kebetulan Dim, cuma kebetulan."

Dimas: " Kamu yakin pertemuan kita ini cuma kebetulan?"

Aku: " Iya yakin"

Dimas: " Rin, daun yang jatuh aja, jatuh nya kapan, jam berapa, detik keberapa itu udah diatur Tuhan. Kenapa kamu masih ngira kalo pertemuan kita ini pertemuan yang cuma kebetulan aja?."

Aku: " Kenapa kita ketemu pas aku udah kenal laki-laki yang lebih baik dari kamu?, kenapa waktu itu aku nolak lamaran Mahesa?, kenapa aku yang jadi pengasuhnya Khalis?, kenapa lamaran jadi pengasuh itu juga dateng ke aku? YaAllah." 

Ucapku dalam hati

Aku yang tiba-tiba melepas genggaman tangan Dimas. Dan memilih turun dari mobil.

Dimas: " Rin? Kamu kenapa?."

Aku: " Sampe sini aja, ini 300 ribu buat gantiin uang ojek yang tadi kamu bayar."

Dimas: " Kamu kenapa sih Rin? Aku tau kamu masih kecewa sama aku. Aku mau berusaha dari awal lagi buat bahagiain kamu."

Aku: " Satu hal yang harus kamu prioritasin. Khalis anak kamu."

Dimas: " Aku masih cinta sama kamu Rin. Apalagi setelah aku tau waktu itu, kalo Mahesa belum ngelamar kamu."

Saat aku menatap Dimas, dan dia menatapku aku melihat sebuah ketulusan dari matanya. Dia menatapku lebih teduh dari Mahesa. Aku berusaha menutup wajahku karena tak kuasa akan semua...

Dimas: " Jangan nangis ya... aku mohon aku gak bisa liat air mata kamu jatuh"

Dimas memeluk-ku pelukan itu lebih nyaman dari semua yang ada, kehangatan nya mengalahkan dingin nya hujan di malam itu.
Tiba-tiba kaca mobil Dimas diketuk keras oleh seseorang.

" Woy! Buka!!"

Aku mengusap air mata yang  ada di pipiku.

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang