Menjadi Ayah Itu Bukan Cita-Cita

14 3 6
                                    

Ada suatu kegembiraan yang terkadang tak bisa kita ungkapkan hanya dengan
kata-kata
Mungkin rasa syukurlah yang bisa menjadi landasan ungkapan atas kebahagian itu

_

Pagi sudah menampak kan sinarnya, matahari tak malu untuk keluar dan menyapa bumi. Pagi itu aku bangun pukul 7

Aku: " Huaaahhh.... hmmm jam berapa ini? Hp ku kemana sih?!"

Aku: " Jam 7 ya?. Eh!"

Mataku seakan teralihkan dari layar handphone yang telah menunjukan waktunya padaku. Mataku terpaku pada sebuah pesan. Pesan itu dari Mahesa.

mybest🌷: Pagi Rin, maaf ya untuk nanti aku gak bisa anter kamu dulu. Aku ada keperluan lain, nanti pulangnya aku jemput kok.

Pagi juga Sa, iya ngak papa kok semangat ya!

Aku: "Mahesa ada keperluan apa ya? Biasanya kan dia selalu jadiin aku prioritasnya hmm eh kenapa aku malah ngomong gitu sih?! Sadar Rin. Gak semuanya tentang kamu!!!"

Banyak hal yang tiba-tiba saja menyerbu dan masuk kedalam fikiranku. Aku takut Mahesa sudah lelah dengan sifatku, atau dengan Dimas?. Aku mencoba menepis semua itu.

Aku: " Kalo pun Mahesa berubah... hmm yaudah ngak papa, aku juga cuma anggep dia kakak. Tapi kok ini beda... ahk udahlah"

"Ariiinn...."

Suara teriakan Zahra dari Luar kamar

Aku: " Eh. Iyaaaaaa"

" Kamu lagi apa dikamar? Kok kayak ngedumel gitu sih? Baru bangun?"

Aku: " Ah iya-iya Ra, baru bangun. Tadi ada kecoa"

Zahra: " Yeuh aku kira kenapa."

Aku: " Mau gimana pun Mahesa juga punya dunianya sendiri." Gumamku dalam hati
Lantas aku beranjak keluar kamar dan menyapa Zahra yang sudah siap didepan tv untuk menonton acara kesukaan nya tiap pagi.

Entah kenapa aku sangat merindukan Khalis gadis kecil itu benar-benar menggemaskan. Dan membuatku tersipu malu sendiri saat membuat teh untuk aku dan Zahra.

Zahra: " Asik tumben nih aku dibikinin teh pake senyuman, tambah manis deh tehnya hehehe."

Aku: " Yeuh apaansi kamu"

Zahra: " Kamu kenapa kok ketawa-ketawa?"

Aku: " Aku kangen sama Khalis nih. Lucunya dia, cara dia manggil aku mama. Duh gimana ya hehe"

Zahra: " Kangen sama anak orang?"

Aku: " Kenapa?"

Zahra: " Kirain kangen sama bapaknya wkwkwk"

Aku: " Gila kamu dia udah bukan siapa-siapa aku jadi udah gak ada urusan sama dia. Profesional aja deh."

Zahra: " Eh iya-iya deh... nanti kamu sama Mahesa?"

Aku: " Hmmm engak Ra, dia lagi sibuk."

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang