Ada Apa Ini?

8 3 1
                                    

Aku kecewa ketika aku harus mengetahui, bahwa Tuhan telah kembali mengirimku untuk terlibat kedalam masa lalu yang belum selesai dan akhirnya terbawa olehku di masa kini.


_


Aku tak berhenti menangis di siang itu. Ada perasaan sesak yang memenuhi dadaku. Seperti aku sudah kehilangan oksigen...

Aku: " Ini kenapa sih sebenernya? YaAllah kenapa saya harus ketemu Dimas lagi? Kenapa saya harus kerja dirumah Dimas?"

Aku sedang menerka dan mencoba berbicara dengan takdirku
Aku seperti dipermainkan olehnya.
Zahra yang mendengarku mengangis tiba-tiba datang. Mungkin dia merasa terganggu dengan suara tangisan yang kuciptakan.

Zahra: " Arini??. Kok kamu udah pulang? Bukanya kamu ngasuh sampe jam 8 malam?"

Tanpa aba-aba aku malah menghampirinya dan memeluknya.
Aku menangis sejadi-jadinya
Tak bisa kupungkiri lagi aku tidak menyukai masa-masa seperti ini saat itu.

Zahra tidak banyak bertanya, dia membiarkanku hanyut dalam kesediahan dan dalam peluknya.
Hampir sepuluh menit aku menangis
Dan bajunya sudah basah oleh air mataku.

Zahra: " Kamu kenapa Arini?"

Aku: " Dimas Ra"

Zahra: " Hah? Maksudnya?"

Aku: " Dimas tinggal di Jakarta anaknya itu aku yang asuh"

Zahra: " Hah YaAllah serius?? Kok, kok gitu sih eh gimana kok aku gak percaya ya?. Coba kamu cerita yang bener trus kenapa kamu nangis?"

Ada wajah tak percaya yang dia tunjuk kan
Seperti mengira bahwa aku ini sangat mengada-ada.

Aku: " Aku juga kaget Ra tau kalo Dimas itu Majikan aku. Nama anaknya Khalis. Dia cantik banget aku tiba-tiba udah sayang sama anaknya. Anaknya juga keliatannya sayang banget sama aku. Tapi bener-bener deh aku tuh kaget banget kalo Khalis anak nya Dimas."

Zahra: " Kamu serius yang kamu liat itu Dimas? Bukan kali???"

Aku: " Kenapa sih kamu gak percaya Ra"

Aku mencoba menjelaskan panjang lebar padanya tapi, Zahra malah tak yakin dengan ucapanku. Dia mengira aku berbohong. Dan mengada-ngada saja. Aku hanya tetap menangis

Sampai akhirnya...

Zahra: " Aku ikut ya kerumah nya Dimas, sekalian silaturahmi"

Aku: " Hah? Kamu serius beneran percaya.?"

Zahra: " Enggak, tapi aku mau buktiin dulu aja. Kan emang harusnya gitu, kita buktiin dulu kebenaran sesuatu baru kita berkomentar wkwkwk"

Aku: " Aahh Zahra...."

Zahra: " Iya, terus kamu kenapa kok sampe nangis? Padahal cuma ketemu. Apa mantan bisa berubah jadi seserem itu ya? Wkwkwk?"

Aku: "Hmm dia tadi cium pipi sama kening aku Ra."

Saat aku mengatakan itu. Ada ekspresi tak percaya lagi dari raut wajahnya, raut wajah yang tak meyakini semua ucapanku.

Zahra: " DEMI APA??!!"

Aku: " Aku gak bohong:("

Zahra: "Kamu tadi pulang sama siapa?"

Aku: " Siapa lagi kalo bukan sama Mahesa"

Zahra: " Hmmm kalo gitu selamat"

Seraya mengusap air mata yang masih tersisa, aku menanyakan apa maksud Zahra. Yang bahkan aku sendiri tidak mengetahuinya.

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang