Mama Atika

124 70 11
                                    

"Terima kasih Agam, karenamu aku bisa menemukan sosok ibuku dalam diri ibumu"

_

Aku: "Agam kira-kira kita kapan sampainya aku udah kedinginan" tanyaku pada Agam, Awal nya ku kira rumah nya tidak terlalu jauh dari sekolah ternyata jarak nya lumayan.

Agam: "Didepan ada belokan nah itu rumah aku"

Baiklah saat ini sudah dingin sekali tubuhku rasanya,
jari-jari tanganku sudah mengkerut tanda aku benar-benar kedinginan.

Akhirnya aku sampai dirumah Agam, rumah lantai satu dengan pagar berwarna hitam dan cat tembok berwarna putih ada satu garasi yang tidak diisi mobilnya, mungkin ayahnya Agam sedang pergi, dan juga persis disamping rumah nya ada kolam ikan berukuran cukup besar, tapi kolam itu sepertinya sudah tidak digunakan dan alhasil lebih banyak lumut atau kita sebut saja itu empang . Aku di ajak masuk Agam ke dalam rumah nya.

Kemudia aku disambut dengan hangat oleh seorang wanita yang wajah nya agak ke timur tengah, wanita itu sangat  cantik dan terkesan ramah dalam menyambut tamu. Aku menjulurkan tangan untuk bersalaman padanya dan memperkenalkan diri ku kepada mama Agam

Aku: " Assalammualaikum Tante, perkenalkan nama saya Arini Dewi Puspa. Panggil saja Arini tan" Aku malu dan agak gugup ketika memperkenalkan namaku pada mamanya Agam.

Sampai pada akhirnya ....

"Nama tante Atika. Panggil mama Tika ya"

Mama Atika dia memperkenalkan namanya padaku
Kemudia Mama Tika mempersilahkan ku masuk dan beliau sudah menyiapkan kaos lengan panjang berwarna biru dengan motif bunga cantik.

Aku masuk dan duduk dulu diruang tamu rumah Agam, ruang tamu yang tertata rapih bersih dan harum. Kursi ruang tamunya berwarna hijau muda dan banyak sekali hiasan dinding yang menghiasi ruang tamu rumah Agam.

Tidak lama kemudia, saat aku duduk dan melihat-lihat kakak dari Agam, Magrifah datang. Sebelumnya Agam juga sudah menceritakan tentang kakaknya padaku, kakak nya membawakan kami dua gelas teh hangat dan kue bolu pisang.

Kakaknya Agam sangat antusias akan kedatanganku. Ku fikir nantinya aku akan diam saja dirumah Agam ternyata tidak aku sangat disambut baik oleh ibu, kakak dan adiknya yang saat ini tengah tertidur.

Aku baru pertama kali ini datang dan bertemu dengan dua orang  yang selama ini aku hanya tau dari cerita tentang orang tersebut dari Agam. Terima kasih Agam kamu telah membuatku menjadi gadis paling bahagia hari ini.

***

Mama Atika: "Arini lihat ini, hahaha ini Agam dulu waktu masih enam bulan dalam kandungan Mama Tika"

Aku dan mama Tika sedang melihat lihat album foto milik mama Atika dan keluarga nya.

Aku melihat kenangan orang lain kala itu, aku melihat Agam kecil dan kak Magfirah. Aku sangat sayang kepada keluarga Agam mereka sangat menggapku dan menerimaku dengan Agam.

Kebersamaan indah kala itu menjadi salah satu kenangan inda di masa depan, kenangan kalau Mama Tika juga salah satu ibu terbaik di dunia.
Baru kali ini aku menemukan sosok ibuku di dalam diri ibu milik orang lain:)

Mama atika: " Kamu kok mau sih jadi pacarnya Agam?. Dia kan Playboy"

Pertanyaan yang tiba-tiba membuatku terdiam saat aku dan kak Magfirah sedang melihat-lihat album foto. Aku hanya tersenyum dan tak mampu berkata apa-apa.

Kak Magfirah: " Yaa mamah kenapa nanya gitu kan mamah juga pernah muda"

Mamah atika: " Iyasih tapi kan tetep aja ada alesannya wkwkwk"

Aku: " Saya sendiri gak tau tan. Agam lucu orangnya"

Kak Magfirah: " Ihh dia nyeselin tau Rin, bandel lagi kakak aja sering diisengin sama dia gak jelas anaknya dia"

Mamah Atika: " Tante sih ngeliatnya Arini anaknya sabar banget apalagi buat ngadepin Agam yang kayak gini. Agam udah cerita banyak banget tentang Arini sama tante. Katanya Arini kalo dikelas pinter banget sering peringkat juga. Kapan-kapan main lagi ya kerumah biar kamu bisa belajar bareng sama Agam"

Aku: " Iya tante, kalo Agam ngebolehin saya main kesini. Saya bakal main kok"

Mamah Atika: " Kalo gak boleh sama dia, Jitak aja kepalanya. Bilang ini ngewakilin tante."

Aku, Kak Magfirah, dan Mama Atika tertawa bersama menertawakan banyak sekali kelucuan kenapa dan mengapa aku mau dengan Agam dan membicarakan semua hal tentang Agam.

Mamah Atika: " Kamu ini cantik banget sih Rin. Padahal masih smp, mungkin kalo nanti udah sma kamu bakal tambah cantik."

Aku: " Engak kok tan, saya biasa aja."

Mamah Atika: " Kamu ini. Semoga kamu jadi jodohnya Agam ya. Tante suka banget kamu deket sama Agam, kamu doang yang bisa bawa pengaruh positif buat Agam. Cuma kamu Rin"

Aku: " Maksudnya tante kok saya?"

Mamah Atika: " Iya selama ini kalo Agam punya pacar dia gak pernah jelas. Selalu begajulan anaknya. Cuma pas sama kamu aja nih. Dia tetep mau belajar rajin juga intinya tante seneng sama hubungan kalian. Hmm mungkin tante yang gak bakal rela kalo kalo nantinya kalian udah gak pacaran lagi."

Baru kali ini, ada seorang ibu yang memintaku untuk tetap bersama anaknya. Dan selalu mengajak anaknya tetap semangat dalam belajar dan mengejar cita-cita. Aku sangat menyangimu Mama Atika.

Lantas tanpa berkata, Mama Atika memelukku erat sekali. Dan mengecup keningku singkat. Ia mengucapkan terima kasih karena aku telah masuk kedalam kehidupan putranya yaitu Agam. Aku pun membalas pelukan hangat Mama Agam.❤

-

Dihari itu, untuk pertama kalinya aku merasa ibuku ada dua. Ibuku sendiri dan ibunya Agam. Terima kasih Mama Atika.
Aku akan merindukanmu selalu
Walau pada akhirnya nanti, aku tak bersama Agam lagi

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang