Aku Rindu Pulang

15 2 3
                                    

Aku berbohong, jika aku mengatakan sudah tidak mencintai mu lagi.

_

Pagi itu pukul 8 aku terbangun. Dengan keadaan aku masih menggengam apel yang di berikan Dimas semalam. Dan, Dimas. Dia yang saat ini masih tertidur di kursi  samping ranjangku dengan di temani al-quran di sampingnya

Aku: " Semalem kamu bacain aku al-quran ya Dim ?" Aku yang terseyum.

Sesekali aku menatap Dimas tak meyangka. Dan sesekali juga aku menatap anaknya.
Bahwa kami yang dulu pernah saling menaruh rasa saat ini ternyata sudah berbeda. Yang saat ini dengan Khalis dia menjadi seorang ayah muda. Terkadang aku masih tak menyangka.

"Kok bisa ya dia punya anak duluan sih?. Mana anakmu lucu banget."

Dimas tetaplah Dimas, walau saat ini kedewasaannya semakin bertambah. Sebenarnya dia masih sosok manja di mataku, pria yang selalu bersandar di bahuku saat bertemu dan menceritakan semua kejadiannya di hari itu tanpa ku minta.


" Tau gak sih Rin?, tadi temen kelas ku tuh si Oga nyeselin banget. Pengen aku hajar dia!"

" Lah kenapa Dim?"

" Iya soal nya dia kalah debat masalah keyakinan pendapat, nah dia kalah kan. Tapi udah kalah malah ngejek aku pula, trus mau ngerusak nama baik ku. Mau aku berantemin rasanya!!!."

" Lho kan kamu islam, ngapain debat keyakinan?"

Ya Allah gini banget yak rasanya punya cewe yang IQ nya aktif di malem hari_-! . Kalo siang di ajak ngomong malah lemot banget. Untung pemberian-Mu ini lucu. kalo gak lucu, udah hamba masukin selokan:')! !. Celetuk Dimas dalam hati.

Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Aku akan selalu begitu bila mengingat tentang romansa cinta pertamaku dengan Dimas. Yang mungkin saat ini sudah tak akan bisa kami ulang.

Dimas: " Rin... kok nangis? Ada yang sakit?" Tanya Dimas panik.

Aku: " Engak Dimas. Aku tadi bangun trus mimpi."

Dimas: " Kamu mimpi apa? Tadi subuh juga aku liat kamu kayak ngigau..."

Aku: " Lho emang iya tadi subuh aku ngigau?" Aku yang bertanya kaget, karena aku memang tidak menyadarinya.

Dimas: " Kamu bilang kamu takut kehilangan aku."

Aku: " Hah?!"

Dimas: " Engak lah aku bercanda wkwkwkwk. Kamu tidur kayak kebo tau, Khalis juga."

Aku: " Khalis ini kan anak kamu Dim. Kamu biangnya_-"

Dimas : " Eh iyaiya wkwkwk"

Aku: " Ahk. Dasar!"

Tiba-tiba Khalis terbangun menatapku dan Dimas kemudian tersenyum.

"Mama...."

Khalis mencium pipiku. Dan Dimas dia hanya tersenyum melihat putri kecilnya yang sangat mencintaiku. Memperlakukan ku selayaknya aku adalah ibu kandungnya.
Aku merasa benar-benar bersalah kepada Khalis. Terbersit dalam hati ku

"Apa ini Rin yang kamu mau?"

Aku: " Dimas, tolong ambilin hp aku dong..."

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang