Makasar

17 2 0
                                    

Bapak, Ibu, Jani, Rere. Aku pulang. Aku pulang dengan membawa semua ceritaku dari kota. Aku rindu kalian, aku rindu Makasar. Aku rindu kincir angin dan semua keindahan cahaya lampu pasar malam. Dan rindu semua cerita di baliknya.

_

Tepat satu minggu aku sudah keluar dari rumah sakit, saat ini keadaan ku sudah benar-benar membaik. Aku sudah tak begitu mengeluhkan rasa sakit di kepala atau bagian lain tubuhku. Aku rindu Khalis. Aku rindu semua. Empat hari setelah aku keluar dari rumah sakit, aku langsung minta di antar Mahesa ke rumah Dimas.

Mahesa sangat baik. Dengan senang hati dia mengantarku. Dimas dan Mahesa sepertinya sudah saling akrab, karena mereka tahu tak akan ada yang berubah setelah keputusan yang ku buat di rumah sakit waktu itu.

Hari-hari ku habiskan bersama Khalis dan Dimas di rumah nya. Dimas memberikan gaji terahirku. Aku benar-benar sangat senang juga sangat sedih. Ada perasaan tak rela yang terkadang menghantuiku. Tapi aku juga belum dewasa untuk menjadi seorang ibu bagi Khalis.

Di hari terahirku bekerja dengan Dimas, aku mengucapkan terima kasih untuk semua kesempatan yang dia berikan sebagai pengasuh anaknya. Dimas juga berterima kasih dan memberiku semangat. Dan selamat atas keputusan yang ku buat.
" Aku bangga sama kamu " begitu ucapnya.

Aku tau hatinya hancur setelah mengetahui semua. Bukan aku tak mau kembali, saat ini sudah ada orang yang benar-benar mencintaiku dan tak mungkin aku mematahkan hatinya. Mungkin saja setelah ini aku akan lebih tenang hidup bersama Mahesa dan membangun keluarga kecil kami. Mahesa pria yang baik, mungkin bagi wanita lain yang melihatnya.

Dia adalah pria yang sempurna. Dia tampan, dewasa, dan sangat agamis. Tepat sekali untuk di jadikan pasangan hidup.
Dimas pun juga demikian, yang membedakan adalah Dimas dengan sedikit ke egoisan-nya dan Mahesa dengan rasa bersalahnya. Semua orang punya kekurangan bukan? Dan aku sendiri saat ini sedang tenggelam dengan keruranganku.

Keragu-raguan.

Dulu bapak sering berpesan padaku. Walau pesan itu di berikan saat aku masih smp. Namun sampai saat ini aku masih mengingatnya.

" Temukan laki-laki yang bisa membuat kita bahagia. Tanpa menangis setelahnya atau kecewa sesudahnya."

Dan aku menemukan Mahesa. Aku menemukan pria yang selalu berusaha membuatku bahagia dengan semua kesederhanaan nya. Pria yang murah senyum dan pandai membaca al-quran.
Dia juga tak pernah membuatku menangis tanpa alasan atau kecewa berlebih.

Itu lah hal yang membuatku yakin dengan mengambil keputusan ini. Walau terkadang terbersit di fikiran ku tentang Khalis dan Dimas. Bagaimana kehidupan mereka nanti. Tapi aku selalu berharap Dimas akan menemukan wanita terbaiknya.

***

Mahesa : " Rin udah siap kan? Ada yang ketinggalan gak? Cek dulu..."

Aku: " Gak ada kok semua udah aku masukin koper."

Zahra: " Yuu ah cuss...."

Aku: " Aku seneng banget bentar lagi ketemu Rere, Bapak... ahhh seneng!!!"

Mahesa: " Aku bakalan bikin kamu terus seneng kayak gini Rin." Ucap Mahesa yang tersenyum kepada ku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang