Kelas 9

90 62 8
                                    

"Tulislah semua kenangan senang yang pernah kamu lalui, agar disaat kamu bersedih kamu bisa melihat sisi baik hidupmu. Bahwa kamu pernah menjadi orang yang sangat senang"

_

Tahun ini sudah memasuki tahun ajaran 2009, tidak terasa ini detik-detik final aku akan melepas masa SMP ku. Kanku ceritakan bagaimana suasananya saat itu pada kamu yang membaca kisah ini.

Dengan usaha dan tekat juga ambisiku, aku berhasil masuk ke kelas unggulan disekolah ini, karena boleh jujur memang guru-guru terbaik rata-rata ada dikelas unggulan.

Benar kata bapak semua kesulitan dan hal menyedihkan yang kita alami itu sifatnya sementara dan itu adalah cara kita untuk menjadi kuat dan siap nantinya.
Usaha bapak juga saat ini sudah berkembangan Alhamdulillah akhirnya...
Semua harapan yang ku semogakan
benar-benar menjadi kenyataan.

Aku duduk dibagian tengah dari kelas, duduk dibarisan nomor dua dari depan ini cukup sempurna, ditambah lagi teman-teman kelasku. Sekarang adalah Zahra, Aisyah, Laila, dan Belinda. Kami akhirnya satu kelas. Tapi yang membuatku sedih adalah Rere tidak bersamaku lagi untuk kedua kalinya kami tidak bisa satu kelas.

Hari pertama sekolah, kegiatan belajar mengajarnya belum efektif.
Tadi hanya ada Pak Dedy kepala sekolah ku yang masuk dan memberi nasihat,beliau berkata bahwa kami semua sudah masuk babak final dan harus tetap istiqomah pada kebaikan, serta harus semangat belajar.

Pak Dedy juga menambahkan bahwa jalan kami lalui masih panjang dalam menggapai semua impian dan cita-cita dalam hidup. Seberat apapun jalan yang akan kami hadapi kami tidak boleh menyerah apalagi sampai berputus asa, sungguh itu nasihat paling memotivasi yang pernahku dengar dan masih sangat apik terekam dan tersimpan dalam ingatan kepalaku, itu adalah motivasi terbaik dari mulut seorang kepala sekolah yang pernahku dengar dalam hidup.

Oh iya sampai lupa, sekarang aku duduk dengan Belinda. Belinda anak yang baik, dia ramah dan cukup bijak, dia juga puntar dan asik sekali
Sejauh ini aku nyaman-nyaman saja duduk dengan Belinda.



***

Hampir tiga bulan sudah aku di kelas sembilan, tidak terasa. Benar-benar tidak terasa sisa tiga bulan lagi aku menuntaskan pendidikan SMP ku aku senang bisa mengenal Belinda, dia anak yang sangat jahil suka mengobrol dan malas belajar hahaha tapi dia juga anak yang asik untuk diajak bertukar pikiran, aku juga banyak menemukan teman-teman baru di kelasku ini.

Ada satu anak laki-laki yang membuatku tidak bisa berhenti menatapnya dari kejauhan namanya Putra, semenjak aku putus dengan Agam aku sudah tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa lagi.

Putra adalah laki-laki pendiam, kenapa aku tahu dia pendiam? Hmm aku sering memperhatikannya dari kejauhan, dia memiliki senyuman yang teramat manis sekali dengan kulit sawo matang ala orang Asia, benar-benar sempurna.

Selama aku menghabiskan masa-masa kelas sembilan aku jarang, bahkan tidak pernah mengobrol dengan Putra. Jujur saja aku adalah salah satu pemuja rahasianya kala itu hehe, apa boleh buat aku hanya bisa menikmati senyum nya dari kejauhan. Sungguh indah. Aku menyimpan perasaan itu hingga aku lulus dari sekolah.

Aku: " Rere kamu kenal Putra? "

Rere: " Tau kok kan pas kelas 8 aku satu kelas sama dia. Dia lumayan banyak yang suka. Pendiem tapi aktif futsal beuh kalo senyum. Lupa daratan deh!"

Andai Rere tahu bahwa aku adalah salah satu dari korban senyumannya. Yaa walaupun senyuman itu tak ditujukan untukku tak apalah aku sudah cukup menikmatinya.

Rere: " Kamu kenapa nanya gitu?"

Aku: " Ngak papa kok..."

Rere: " Nih aku kasih tau ya... jangan berharap deh buat dapetin dia. Banyak saingannya. Ibaratnya dia itu no 2 setelah Agam."

Aku: " Wah ngeri yaa:') "

Rere: " Banget wkwkwk"

***

_

Hai Putra! seandainya aku bisa mengatakan nya dulu kepadamu, maka akanku katakan yang sejujurnya.

Aku sangat menyukai senyum tipismu, aku juga suka ketika melihatmu memakai baju koko.

Ditambah lagi ketika olah raga kamu memakai kaos hitam, gagah dan ugh sekali haha. Tapi apa boleh buat sampai kisah ini ku buat kamu belum mengetahui siapa yang pernahku suka dan ku puja dari jauh dan karena saat ini pendamping hidupku lah yang sudah mengetahuinya. Katanya tak apa karena aku sudah menemukan tempat untuk pulang.

Diam-diam, dulu aku tidak suka jika kamu tidak menanggapi pertanyaanku, aku juga tidak suka ketika kamu lebih mempercayai cerita orang lain ketimbang dari penuturanku. Walau pun kita jarang bertegur sapa tapi aku tahu kamu dari orang yang akan mewarnai hari-hariku kemudian. Dia juga salah satu teman baikmu kan?. Aku sudah banyak tahu juga kisahmu dari nya. Dia orang yang mewarnai separuh kehidupanku

Sebelum akhirnya aku bertemu dengan pasangan hidupku.

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang