Dimas

83 46 13
                                    

"Seberapa pantas kah kau untuk ku tunggu?
Cukup indah kah diri mu untuk selalu kunantikan?
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi buruk ku?
Mampukah kita bertahan di saat kita jauh?"
-Sheila On Seven, Seberapa Pantas

_

Dimas, kawan lamaku yang sekarang
benar-benar menjadi bagian pengisi dari hidupku yang kosong. Iya hehe
Aku banyak menceritakan hal apa saja yang ada disekolah baruku dan dia juga begitu, tanpa sadar rasa cinta itu muncu lagi ya dan benar saja kali ini benar-benar berbeda
Dimas berbeda dari pria lain.

Aku: " Dimas kamu tau gak sih masa aku masih aja gak punya temen padahal ya ini kan udah lebih mau empat bulan aku sekolah ah kesel banget!"

Dia selalu menjadi pendengar yang baik untukku. Dan selalu berusaha memberikan solusi terbaiknya untukku juga.

Dimas: " Hmm kamu coba dong bersosialisasi. Aku tau kamu itu pemalu, tapi gak akan selamanya orang bakal nyapa kamu duluan. Ada saatnya kamu yang harus mulai nyapa mereka kalo kamu mau dianggap ada."

Aku: " Ih aku kan pemalu males juga Mas.."

Dimas: " Yaudah jangan berharap mereka kenal kamu kalo kamu aja gak pernah nunjukin keberadaan kamu."

Aku: " Ahk dasar-__-!!"

9 September 2010 Aku dan Dimas resmi berpacaran hari itu begitu indah bagiku, Dimas juga terkadang sepulang dia dari sekolahnya, menyempatkan diri untuk menjemputku dan mengantarkanku pulang atau saat ingin berangkat kesekolah.

Sesekali Aku menawarkan nya untuk mampir ke rumah, Dimas adalah lelaki yang sangat  baik. Aku sangat sayang pada Dimas. Rasanya Semangatku tumbuh. Adikku Jani juga sudah mengenal Dimas, bapak dan ibu pun begitu.

Sesekali terkadang saat dia menjemputku dari sekolah Dimasku tawarkan agar mampir kerumah, dan dia mau.

Aku: " Makasih ya udah nganterin aku pulang hehe"

Dimas: " Ihh gak usah ketawa-ketawa jelek."

Aku: " Wkwkwk parah banget kamu Dim."

Dimas: " Wkwkwk enggaklah Ariniku ini yang tercantik diantara yang lain."

Aku hanya tersipu malu dan terbuai dalam kata-kata dengan sejuta perangkap didalamnya.

Aku: " Mau mampir gak?"

Dimas: " Emang boleh? Aku takut sama orang tua kamu"

Aku: " Yaampun kamu nih orang tua aku kan udah kenal sama kamu udah tau juga sama hubungan kita"

Dimas: " Serius? Ngak papa?"

Aku: " Iya ayuk mampir aja... nanti aku bikinin teh, tapi habis aku mandi ya!"

Dimas: " Yaudah deh aku mau mampir, sekalian mau ketemu adekmu Jani wkwk"

Aku: " Yeuhh_-"

Dimas: " Yah marah dong tuan putriku jangan marah aku bercanda wkwk"

Aku: " Nyeselin kenapa harus Jani?!"

Dimas: " Emang kamu mau aku sebut cewe lain?"

Aku: " Gilak kamu yak??!"

Dimas: " Arini aku bercanda ih. Kamu dibawa serius banget dong wkwkwk"

Aku: " Yaudah ayo masuk." Dengan suara lumayan datar

Dimas: " Iya."

Aku : " Aku masuk duluan ya, nanti tunggu aja. Aku mau mandi dulu"

Dimas: " Eh Arini, tunggu dulu."

PINDAH  [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang