02 - What's Going On

277 93 13
                                    

KETIKA MEMERANKAN pekerjaan sebagai model, entah sudah berapa kali Suho mengganti pakaiannya demi foto-foto yang terekspos elegan di media massa kemudian hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KETIKA MEMERANKAN pekerjaan sebagai model, entah sudah berapa kali Suho mengganti pakaiannya demi foto-foto yang terekspos elegan di media massa kemudian hari.

Sang fotografer pun tak henti-hentinya menghadiahi Suho untuk berpose macam-macam. Hasil kurang memuaskan, diulang dan dirias riasan baru. Kurang senyum sedikit, menyalak. Kurang sangar sedikit, lagaknya sudah seperti ingin membanting kamera. Seram. Sehingga Suho berharap pekerjaan ini cepat selesai.

Di tengah sesi pemotretan, konsentrasi Suho sedikit buyar. Barangkali ia dehidrasi atau mungkin saja frustrasi dengan sang fotografer yang membuatnya tak nyaman. Wajahnya sudah bersimpah peluh kendati penata model selalu memberikannya handuk dan air mineral. Harus diakui jika Suho sudah terlampau lejar dan menginginkan detik-detik beristirahat. Tak hanya itu, ia juga harus menyiapkan stamina untuk konser yang sebentar lagi diselenggarakan.

Tetapi tidak apa, Suho akan bersikap profesional. Mengeluh bukan pilihannya, dan menjalani segenap pekerjaan sepenuh hati berserta senyuman akan selalu dijunjungnya.

Itu adalah poin yang diajarkan sang manajer. Sederhana, namun berarti.

Memang siapa sih yang tak ingin berusaha untuk hasil yang terbaik? Semua manusia pasti menginginkan hal tersebut. Jika ada, Suho tidak termasuk ke dalamnya. Ia ingat bagaimana masa sekolahnya dulu; diberikan tekanan sebab harus memenuhi kriteria nilai yang harus dilewati demi naik kelas. Tak sukses melewati satu mata pelajaran untuk ulangan harian, hidupmu seperti sudah hancur saja. Bahkan jika ada orang yang tak pandai belajar, pun ditambah tak begitu bisa menyapa teman, orang tersebut akan diasingkan sebab tak ada yang membutuhkannya, tak ada yang menarik darinya.

Sesungguhnya jika melirik sisi gelap sekolah, tempat tersebut sudah mengajarkan bagaimana dunia begitu keras dan tak seindah kelihatannya. Tak melulu soal pelajaran, terkadang ada banyak sekali anak-anak yang menyembunyikan perihal sesuatu di sekolah dari orang tuanya. Entah itu nilai yang kecil, tak punya teman, membuat masalah (itu jika sekolah tidak menelepon orang tua), atau bahkan semangat belajar yang menghilang drastis. Mereka tidak ingin mengecewakan orang tua mereka, lalu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, dan hidup penuh tekanan serta kepura-puraan.

Suho hanya belajar dari pengalamannya semasa sekolah. Ia juga pernah tertekan atas tuntutan nilai dan iri terhadap teman-temannya yang lain. Ia pernah merasa menjadi orang bodoh sedunia. Tetapi semakin beranjak dewasa, Suho sadar tak semua orang harus menjadi sempurna untuk diakui orang lain. Cukup menjadi dirimu sendiri dan lihatlah siapa yang mau menerimamu. Dan meskipun kau lelah, tak ada salahnya untuk selalu berusaha. Peluang terjadinya kegagalan bukan apa-apa, sebab jika jantungmu masih berdetak, kesempatan selalu ada.

Toh kini, nilai-nilai itu tak menjadi penentu kesuksesannya. Bukan "nilai"-nya yang penting, namun "ilmu"-nya. Dan Suho selalu berusaha untuk selalu belajar berbagai hal. Jangan merasa seolah langit akan runtuh untuk hal sesederhana itu.

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang