22 - Where's The Time Capsule Box?

92 38 0
                                    

XIUMIN DAN Sehun bilang, kotak time capsule itu mereka kubur di bukit desa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

XIUMIN DAN Sehun bilang, kotak time capsule itu mereka kubur di bukit desa. Tetapi bagi Suho, perjalanan ini namanya seperti mendaki gunung kecil! Jika tidak, mengapa mereka menghabiskan waktu selama hampir dua jam tatkala mulai menanjak?

"Itu tidak benar! Tempat ini tetaplah bukit," bantah Sehun ketika mendengar Suho mengoceh mengenai bukit dan gunung. "Buktinya, sama sekali tak ada letusan gunung. Hyung juga seharusnya ingat pelajaran geografi mengenai perbedaan keduanya. Alasan mengapa kita lama, pertama karena kita sudah menghabiskan banyak tenaga sebelum kemari. Kedua, mungkin efek usia. Hyung tahu kan, tubuh anak kecil begitu ringan sehingga bisa berlarian tanpa lelah. Seharusnya Hyung juga tidak menyamakan diri kita dengan yang diceritakan Xiumin Hyung." Aha, memang terdengar masuk akal.

"Kau mengejek kita yang sudah tua ini?"

Tak bermaksud untuk mengeluh sepanjang melangkahkan kaki sih, setidaknya setiap keringatnya yang menetes terbayarkan. Sang panorama terlihat lebih menyegarkan mata dibanding sebelum memasuki desa. Kendati lelah dan terik mentari menyengat, tubuhnya terasa lebih rileks. Sebelumya begitu tegang sebab sudah berpikiran negatif duluan mengenai desa pemujaan iblis, nyatanya untuk sekarang tak ada mara bahaya menanti.

Berjuang melangkah sembari menggotong berbagai alat penggali tanah, perjalanan mereka bahkan lebih mirip berwisata. Sehun masih melanjutkan ceritanya tetapi sekali canda gurau mengudara, dan apabila salah satunya kesal bakal berlagak mengayunkan alat untuk menghajar─kendati tak pernah benar-benar terjadi.

"Lihat! Kita sudah hampir sampai!" seru Sehun, menunjuk ke depannya. Segeralah ia melangkah lebih cepat menuju puncak, meninggalkan Suho yang masih terengah-engah.

Di sepasang bola mata Suho, kali ini Sehun tampak seperti anak kecil yang mendapatkan permen dari orang dewasa. Diam-diam ia tersenyum tipis. Padahal masalah mengerikan sedang menanti mereka, tetapi masih bisa-bisanya berlagak santai seolah tak terjadi apa pun. Mungkin ini yang dimaksud Sehun tentang "wisata sesungguhnya"─bahwa untuk sekarang, jangan terlalu panik dan tenangkan pikiran sejenak (meski Suho penasaran mengapa mereka mau-mau saja membahas kisah masa lalu).

"Hyung! Ayo cepat!" Sehun berteriak.

Namun Suho ambruk seketika, kakinya tak mampu menompang berat badan. Meski tak sampai kehilangan kesadaran tetap saja Sehun menjadi panik. Buru-buru didekatinya sang kakak yang kini berwajah pucat. Sehun ingat di tas kecilnya tersimpan botol mineral. Segera ia cari botol tersebut dan memberikannya pada Suho sekaligus bertanya, "Hyung tak ada luka lecet, kan?"

"Iya, tak ada. Terima kasih," lirih Suho menegaknya terlebih dahulu. Ia merutuki diri sendiri mengapa bisa kehilangan kesimbangan. Kakinya ternyata sedikit pegal. "Aku sungguh tidak apa-apa," tambahnya, menyadari tatapan Sehun yang sangat mengasihani.

"Seharusnya tadi Hyung bilang sedang lelah maka aku tidak akan memaksa seperti tadi." Niatnya sih ingin mengomel, tapi Sehun tahu diri ini juga bagian dari salahnya. "Jalan dulu ke atas ya? Kita istirahat di sana."

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang