12 - Another Problem

139 51 12
                                    

Jika keberadaanku sangat penting, maka tinggalkan aku. Jika keberadaanku sangat menakutkan, lebih baik aku mati.

KATA ORANG ketika kematian telah menjemputmu, biasanya kau akan digiring menuju suatu tempat─misalnya taman, langit, kenangan semasa hidup, ataupun kegelapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KATA ORANG ketika kematian telah menjemputmu, biasanya kau akan digiring menuju suatu tempat─misalnya taman, langit, kenangan semasa hidup, ataupun kegelapan. Lalu kau dikejutkan dengan kedatangan malaikat. Dikatakan entah memakai jubah hitam mengerikan atau jubah putih bercahaya serta bersayap. Setelah malaikat menemukanmu, apa yang berikutnya menanti merupakan rahasia tiap-tiap insan. Konon meski ada anak kecil tetap memaksa untuk mengetahui jawabannya, selalu disudahi seperti ini: "Itu tergantung dengan apa yang kau kerjakan di dunia."

Percayalah, kisah tersebut cukup terkenal di kalangan berbagai masyrakat. Sebagai bentuk peringatan atau sekadar menakut-nakuti, biarlah dipandang sesuai pola pikir sendiri bagi mereka yang mendengarnya. Toh hal semacam ini sering kali menjadi topik sensitif di telinga sebagian orang. Dibandingkan berdebat atas segala sesuatu yang fana, menyakini apa yang menjadi keyakinanmu paling utama. Tinggal bagaimana antar umat saling menghargai, meski lebih sering mencari gara-gara. Manusia memang hobi mencari penyakit hati.

Kali terakhir yang Lay ingat sebelum organ-organnya terasa hampir lepas dan menutup mata, ia dihadapkan dengan panorama masa lalu. Begitu banyak gambar familiar yang telah ia lalui; kenangan menyenangkan dan menyakitkan bertebaran; memenuhi kelima pancainderanya. Ketika menyaksikannya pun, Lay seolah melayang di udara. Akalnya tak mampu berpikir sebab begitu dimanjakan kenangan tersebut. Beginilah aroma kehidupan setelah kematian.

Terlebih ketika sang ibu dan ayah muncul. Rasanya Lay tidak bisa berpaling. Lama tak berjumpa dan kini seolah dekat, bagaimana bisa Lay menganggap sepele hal tersebut? Dibandingkan ingin cepat-cepat selesai, ia ingin waktu berpihak padanya lebih lama. Kendati menyesakkan, dalam hati Lay lebih dominan akar kerinduan yang memuncak. Takut-takut apabila ia betulan telah pergi, siapa tahu Lay tak pernah bisa mengenangnya lagi.

Tetapi kini bukan malaikat yang hadir di babak selanjutnya, melainkan kegelapan. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Ia tidak tahu di mana kakinya berpijak. Melayang dalam kehampaan. Semuanya gelap. Tak terlihat oleh mata. Lay hanya mampu menyentuh tubuhnya untuk memastikan ia benar-benar ada. Begitu sunyi, kecuali jika Lay bermonolog sendiri. Hanya suaranya yang mampu ia dengar. Lay sendirian. Terisolasi dari kehidupan.

Menyadari denting waktu terbuang percuma, Lay ingin pergi dari tempat ini. Dalam benaknya terlintas Xiumin, disusul teman-temannya yang lain. Dadanya seketika berdenyut nyeri mengingat masalah yang terakhir kali ia hadapi. Semuanya belum boleh berakhir. Ia tidak bisa mati sekarang. Termangu meratapi nasib di kegelapan tak akan berbuah apa pun. Tangannya terkepal kuat. Mereka masih membutuhkan dirinya.

Namun bagaimana caranya ia bisa kembali? Perihal apakah ia sudah mati atau tidak, masih merupakan tanda tanya sebab tak ditemukan jawaban pasti. Malaikat tak hadir mengetuk bola matanya. Tempat peristirahatan terakhir? Dengan dibiarkan melayang dalam kehampaan? Lay yakin Tuhan tidak sejahat itu, sekalipun hambanya yang satu ini begitu banyak berdosa. Ia pasti ditempatkan pada suatu tempat dan sebelum memasuki, seharusnya ia bertemu malaikat terlebih dahulu.

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang