23 - Peek A Boo

92 34 4
                                    

LAGI-LAGI ponselnya menerima panggilan dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LAGI-LAGI ponselnya menerima panggilan dari rumah sakit. Baiklah, kini pemberitahuan apa lagi yang akan menggelitiki kupingnya? Apa yang lain terlalu sibuk dan sulit dihubungi sampai-sampai harus ia lagi yang pertama kali mengetahui? Atau mungkinkah pihak rumah sakit hanya memiliki nomornya seorang? Siapa sih yang mengusulkan demikian? Oh, lampu dalam kepala Baekhyun menyala. Tentu saja Suho dan begitu dibicarakan bersama, ia serta-merta tak menolak demi meringankan beban sang leader.

Berterima kasihlah, Baek, setidaknya ia tak akan menjadi yang paling akhir dalam mendapatkan informasi.

Bukan masalah, sebenarnya. Baekhyun hanya masih sedikit parno terkait rumah sakit tempo hari─di mana insiden kesurupan massal terjadi. Beruntung nyawanya tak ikut melayang. Tidakkah itu mengerikan dan menjadikan orang-orang enggan mampir? Sekalipun sudah dilabeli status aman, bencana selalu datang kapan dan di mana saja. Terlebih jika pada suatu tempat sudah terjadi kasus, besar kemungkinan terulang kembali.

Lay telah menghilang. Begitu isi pemberitahuan pihak rumah sakit. Baekhyun termenung dibuatnya. Kepanikan menyeruak masuk ke sel-sel otaknya. Tidak mungkin kan, jika makhluk-makhluk gaib itu yang menculik Lay? Oh, ayolah. Baekhyun tak ingin berurusan dengan mereka. Selalu hadir atmosfer tak mengenakkan yang meneriakkan ini: "Kau tak akan selamat apabila berurusan dengan kami!" Dan terus menghantuinya setiap hendak menyetuh perihal aliran sesat, padahal ia tak pernah betul-betul menginjakkan kaki ke sana. Rasanya ingin jauh-jauh hengkang dari Seoul untuk menyelamatkan diri.

Namun Baekhyun tak seegois itu. Bagaimana dengan teman-temannya? Terutama Xiumin? Ia tak akan tega meninggalkan mereka, yang sudah seperti keluarganya sedekat nadi.

Suasana pagi ini berbeda. Ia mendadak uring-uringan sendiri sebab baik itu Suho atau Sehun tak bisa dihubungi. Astaga, ke mana sih mereka?! Roti selai kacang menu sarapannya tak dihabiskan dengan baik. Baekhyun terus-menerus menghubungi secara bergantian kedua nomor rekannya tersebut. Tak tersambung? Kesal! Namun tetap saja mencoba, sebab jika tidak ia tak punya pekerjaan lain. Sekali-kali Baekhyun butuh alasan untuk melarikan diri dari realita.

Sampai sang surya merangkak lebih tinggi dan temperatur terasa gerah, Baekhyun memutuskan untuk membasuh badannya. Ia berencana untuk pergi ke rumah sakit seorang diri, meski getir dalam dada masih melekat. Barangkali kesegaran air dapat merilekskannya sedikit. Ia sudah menanggalkan baju bagian atas dan mengambil handuk. Namun langkahnya terhenti tatkala sebuah panggilan masuk.

Lagi.

Pagi ini, ia telah berurusan dengan banyak tombol panggilan. Baekhyun tak ingin menyerukan keluhan lebih lanjut. Buru-buru ia memeriksa ponselnya dengan alis bertaut. Bukan dari pihak rumah sakit, Suho, ataupun Sehun. Melainkan salah satu dari teman-temannya─Kai─yang sudah lama sekali tak saling bertukar sapa. Canggung? Lebih dari itu! Demi tak dicap sebagai kawan kurang ajar, ia menggulir tombol hijau.

"Baek Hyung?" Alih-alih suara Kai yang menyapa, justru Baekhyun mengenalinya sebagai suara DO.

"Kenapa?" sahut Baekhyun, merasa ada yang janggal.

Resolve the DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang