PART - 14

447 46 3
                                    

Ardhi yang baru aja masuk kerumahnya, ia melihat seorang papah, kakak, dan juga seorang wanita memakai baju dress merahnya, iya siapa lagi kalo bukan calon istri papahnya dan sebagai calon ibu nya Ardhi.

"Ardhi? duduk dulu sini ada yang mau kenalan sama kamu" Ucap papahnya

"Ardhi capek pah, mau istirahat"

"Ardhi cepat duduk"

Dengan terpaksa Ardhi pun duduk dengan memasang wajah kesal.

"Emm Savira, ini anak saya yang kedua namanya Ardhi, dia sekarang masih sekolah kelas 12" Ucap papahnya.

"Oh ini yang namanya Ardhi, ganteng yaa kayak kakaknya" Ucap Savira.

"Tante bisa ajaa" Ucap Andi kepedean.

Savira, calon istri papahnya Ardhi, dia nampak lebih muda. Namun Ardhi begitu kecewa dengan hal ini.

"Nanti kalian berdua Andi sama Ardhi mampir ya ke rumah, tante bakalan masakin masakan yang enak buat kalian, yahh?" Ucap Savira.

"Iyaa tante" Ucap Ardhi.

Mereka asik berbincang, namun Ardhi yang terdiam bisu menahan gejolak di dadanya.

"Ardhi ke kamar dulu pah"

"Ardhii.." Ucap papahnya.

"Udah gapapa mas, Ardhi pasti capek baru pulang sekolah" Ucap Savira.

Rasa sakit menekan di dadanya, Ardhi lagi lagi terpuruk hati melihat papahnya membawa calon istri yang akan menjadi seorang ibu untuk Ardhi. Tentu saja Ardhi tidak menerima hal ini, sungguh tidak!

"Kenapa sih mahh, mamah harus ninggalin Ardhi sendirian, mereka gak peduli sama Ardhi mah" Ucap Ardhi sambil natap foto ibunya.

•••

Keesokan harinya, Rinjani tengah berjalan di tepi jalan yang tak lama ia dihampiri sosok laki laki asing, yang sepertinya berbuat kejahatan.

"Sinii lo ikut guaa!!" Ucap laki laki asing.

"Eh, apaan sih, lepasin gak! lepasinnn lo siapaaa!??" Ucap Rinjani berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat olehnya.

Namun laki laki asing ini terus memaksa Rinjani, tiba tiba Ardhi datang dan memukul wajah laki laki tersebut.

Bug!

"Ardhii!??" Ucap Rinjani.

"Lo cabut dari sini cepetann!!" Ucap Ardhi yang tengah berkelahi dengan laki laki itu.

Namun tak lama, pukulan laki laki tersebut mengenai perut Ardhi dan wajah Ardhi yang nampak kesakitan, laki laki itu kabur dengan membawa motornya. Rinjani berlari menghampiri Ardhi yang tergeletak di tepi jalan.

"Ardhi, bangunn" Rinjani membantu Ardhi untuk bangun.

Mereka duduk di kursi taman yang lumayan sepi.

"Sshh" Merintih Ardhi kesakitan.

"Sakit kak?"

"Pake nanya lagi"

Rinjani untungnya selalu membawa kotak P3K, ia ngambil kapas dan obat buat luka di tepi bibirnya ardhi.

"Tahan dulu ya kak, sebentar" Ucap Rinjani ngobatin luka nya.

"Ssh, pelan pelan sii"

"Iyaa maaf, bentar lagi kak"

Tengah Rinjani ngobatin, Ardhi natap wajah Rinjani dengan begitu dekat.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang