Di keheningan malam, Ardhi masih melingkarkan tangannya ke tubuh Rinjani. Beberapa menit tanpa membahas apapun. Lalu Rinjani melepas tubuhnya dari dekapan Ardhi.
"Emm"
"Kenapa Rin? "
"Aku seneng dhi, kalo kamu udah seneng sekarang"
"Semenjak kamu ada di hidup aku, disitu rasa senengnya aku muncul tiap hari. Dan sampe sekarang, bakalan kayak gini terus"
Mereka menatap tersenyum
"Setelah keluarga kamu merasa seperti semula, tapi aku tau kok rasa bahagia yang dulu pernah kamu rasain saat masih ada mamah kamu itu pasti lebih istimewa. Tapi aku yakin, kamu dan keluarga kamu pasti bakalan sama seperti kebahagiaan kamu yang dulu"
"Jadi..kamu tetep harus bersyukur"
Ardhi menatap Rinjani dengan senyuman tulusnya, ia takjub dengan ucapan kekasihnya. Mendukung dan selalu ada.
Hampir 1 jam mereka berdua di taman, hingga pada akhirnya setelah mereka kembali ke acara pernikahan papahnya Ardhi, acaranya tidak terlalu lama sehingga kini orang tua Rinjani memilih untuk pulang duluan.
"Nanti biar Ardhi aja tante yang anter Rinjani pulang" Ucap Ardhi
"Makasih ya nak, tante gak tau lagi dengan cara apa tante sangat berterima kasih sama kamu. Yang sudah banyak menjaga dan berkorban untuk Rinjani. Darah kalian memang benar benar sudah menyatu"
"Darah? " Batin Rinjani.
Apa Rinjani belum tau, bahwa Ardhi mendonorkan darahnya untuk keselamatan Rinjani. Ardhi sempat menoleh ke arah Rinjani.
"Iya sama sama tante"
"Kalo gitu om sama tante duluan pulang ya"
"Iya tante"
"Rinjani, hati hati ya pulangnya"
"Em, iya mah" Wajah Rinjani masih menatap penasaran atas apa yang mamahnya ucapkan mengenai darah.
Mamah dan Papahnya Rinjani pergi pulang, Rinjani masih mematung di tempatnya.
"Mau pulang sekarang? " Tanya Ardhi
Rinjani melamun tak menjawab
"Rin? "
"Eh, iya apa? "
"Lo kenapa? "
"Eh, gue gapapa kok" Rinjani tersenyum kecil.
"Em, mau pulang sekarang? "
"Boleh"
"Kalo gitu pamit sebentar ya sama papah"
"Yaudah"
Rinjani mengikuti arah jalan Ardhi, masuk ke dalam rumahnya. Tepatnya, papahnya Ardhi sedang berbincang dengan Savira, Mytha dan juga Andi. Mereka sadar akan kehadiran Ardhi dan Rinjani.
"Kemana aja lo? Gue nyari lo" Ucap Andi
"Em gue..."
"Sudah tidak apa apa, papah paham. Ada Rinjani disini. Ohiya nak, sini duduk"
"Yuk" Ajak Ardhi, Rinjani pun duduk di kursi sofa itu.
"Gimana kabar kamu nak? " Tanya papahnya pada Rinjani.
"Baik kok om"
"Om sudah dengar banyak tentang kamu dari Ardhi"
Rinjani tersenyum kecil.
"Kamu terlihat sangat cantik dan baik. Tante suka" Ucap Savira.
"Nama kamu siapa? " Tanya nya
"Rinjani tante"
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJANI [ TAMAT✔ ]
Dla nastolatkówFOLLOW SEBELUM MEMBACA Ini tentang Rinjani Alessandra. Seorang remaja cantik yang masih menduduki kelas menengah atas, si penyuka media lukisan. Rinjani dipertemukan dengan seorang lelaki tampan namun bersifat seperti kutub es, yang di cap oleh par...