PART - 20

398 36 2
                                    

Esok pagi Rinjani terbangun dari tidurnya, ia mandi dan nyiapin buat sekolah, terus turun ke ruang makan buat sarapan. Rinjani minum segelas susu dan roti selai cokelat yang terlihat sangat lezat.

"Ohiya mah, Rinjani masuk seleksi lukisan loh"

"Anak papah gitu loh" Ucap ayahnya turun dari tangga sambil bawa tas koper nya.

"Papah udah mau pergi lagi aja si pah, Rinjani kan masih kangenn tau"

"Nanti papah pulang cepet kok sayang" Ucap ayahnya sambil cium kening Rinjani.

"Janji ya pah, jangan lama pulangnya" Nada Rinjani dengan manja nya.

Rinjani dan kedua orang tua nya berada di depan rumahnya, tengah ayahnya yang berpamitan untuk pergi lagi ke luar kota dengan mendadaknya.

"Hati hati ya pahh, kabarin mamah kalo udah nyampe, jangan lupa makan, jaga kesehatannya ya pahh"

"Iya Rinjani sayang, kamu juga jaga kesehatan, jangan lupa obatnya ya"

Tak lama supir pribadinya datang untuk mengantar ayahnya pergi. Lambaian tangan ibu dan Rinjani nampak sedih bercampur rasa bahagia.

"Kalo gitu Rinjani berangkat ya mah" Ucap Rinjani cium tangan ibunya

"Yaudah hati hati ya nak"

Selama di perjalanan, ingatan tentang Ardhi bermunculan lagi dan bikin mulut Rinjani senyam senyum sendiri.

"Yaampun kenapa sih gue, jangan sampe gue suka sama Ardhi, enggak! gak mungkin kalo Ardhi juga suka sama gue, secara kan gue gak selevel sama dia, dia tuh terkenal, dia most wanted di sekolah, Rinjanii lo harus bersikap biasa aja" Ucap Rinjani sambil menghela nafas.

Nyampe di sekolah Rinjani ketemu sama Ferdi, namun mereka hanya bertatapan tanpa mengatakan apapun, Ferdi pergi gitu aja ninggalin Rinjani, dan Nesya nyamperin Rinjani.

"Rinn, lo jawab gue jujur, Ferdi kenapa sama lo? Dan lo juga sampe sekarang belum nyerita ke gue soal hubungan kalian"

"Ferdi nembak gue malem itu Nes, dia ngajakin gue ke taman, dia nembak, dan gueee.."

"Apaan? Jawaban lo apa? "

"Gue tolak Ness"

Rinjani sembari menyimpan tasnya di meja dan duduk, menghela nafas untuk melanjutkan penjelasannya.

"Lagian gue udah anggep dia kaya kakak gue, kakak penyemangat gue, sebagai sahabat gue juga, gak lebih dari itu. Gue jelasin semuanya dan dia malah nuduh gue kalo gue suka sama Reynand, padahal gue gak sama sekali suka sama dia Ness, Ferdi jadinya salah paham sama gue,tapi yaudahlah"

"Kok kak ferdi begitu banget sih? belum aja tau yang sebenernya, ngeselin banget tuh cowok"

•••

"Selamat atas seleksi bakat selanjutnya buat Rinjani Alessandra, tepuk tangan yaa" Ucap gurunya dan semua siswa antusias tepuk tangan buat Rinjani.

Rinjani tersenyum bahagia.

"Rinjani, ketua tes bakat nunggu kamu di ruangan lukis buat ngumpul bareng anak lainnya setelah bel istirahat"

"Iya bu, makasih"

Nesya juga kayaknya bahagia dengernya. Saat bel istirahat Rinjani masuk ke ruang lukis.

"Gue masuk dulu ya Nes"

"Oke Rin" Balas Nesya

Nesya mau ke cafetaria cuman dia tiba tiba ketemu sama Viola.

"Ngapain lo!? "Ucap Nesya.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang