PART - 46

248 11 0
                                    

Pagi itu, Ardhi terlihat lega saat melihat Rinjani telah siuman dan mengedipkan mata nya untuk pertama kali. Namun saat itu, Ardhi kini bersampingan dengan Reynand yang terdiam duduk di sebuah taman.

"Gimana kondisi Eric? " Tanya Ardhi

"Kemaren malem gue dapet kabar, kalo Eric udah balik ke rumah"

"Syukur kalo gitu, gue seneng kalo si Eric udah balik ke rumah"

"Diberkati Tuhan si eric. Secepet itu dia bangun dari koma. Kemaren aja gue nengokin, senyum senyum aja dia kek abis bangun kerasukan"

Ardhi terkekeh, memang benar bisa secepat itu Eric bangun dari koma dan sembuh seperti baisa. Namun, ia begitu merindukan sosok sahabatnya itu.

Terdiam sesaat, Reynand terlihat berfikir keras.

"Dhi, lo harus ngomong sama orang tua nya Rinjani, lo jelasin semuanya, dan apa yang orang tuanya lihat gak seperti apa kenyataannya"

"Gue juga berfikir begitu, tapi gue gak yakin kalo orang tuanya bisa dengerin penjelasan gue baik baik"

"Gue yakin kok, mereka pasti pahamin lo, ngertiin lo"

Ardhi terdiam bisu, apa ia harus segera menjelaskan semuanya? Bagaimana respon mereka mendengarnya?

"Lo mau kan ngomong sama mereka? Gue bantu kok"

Ardhi meyakinkan diri, dan kesalahpahaman ini memang seharusnya segera terselesaikan. Hingga pada akhirnya, Reynand berbicara pada ibunya Rinjani bahwa Ardhi ingin berbicara dengannya. Ibunya menolak, namun tak lama atas bujukan Reynand, ibunya mau berbicara dengan Ardhi.

"Dhi? "

Ardhi mendongakan kepalanya melihat Reynand dan ibunya Rinjani yang sudah ada di hadapannya. Segera Ardhi mempersilahkan ibunya Rinjani untuk duduk.

"Tante, Ardhi turut prihatin dengan kondisi Rinjani yang sebelumnya. Ardhi bersyukur kalo sekarang Rinjani udah bisa siuman, dan pastinya tante sama om seneng"

Ibunya Rinjani hanya terdiam saja

"Ardhi tau kok tante. Tante pasti benci sama Ardhi, karena menurut Ardhi, ini juga memang kesalahan Ardhi yang udah bikin Rinjani kayak gini"

"Memang salah kamu"

Ardhi menelan ludah saat ibunya Rinjani berkata ini memang salahnya. Namun Ardhi berusaha menahan sakit.

"Tante boleh kok benci sama Ardhi"

"Tante, Ardhi sayang sama Rinjani. Gak mungkin Ardhi ada sekalipun niat buat Rinjani seperti ini. Ardhi gak mungkin mau nyakitin Rinjani, ninggalin Rinjani"

"Ardhi gak mung... "

"Ardhi? " Ibunya Rinjani angkat bicara kembali membuat perkataan Ardhi terpotong.

"Kenapa kamu tidak bertemu Rinjani pada saat itu? Apa kamu sengaja memperparah penyakit Rinjani? Apa kamu tidak menyayangi anak tante lagi, karena dia penyakitan? "

"Tante, Ardhi udah bilang. Ardhi gak ada niat sama sekali nyakitin Rinjani dan sebagainya. Tante, biar Ardhi jelaskan kalo Ardhi waktu itu emang mau ketemu sama Rinjani tapi saat ituu..."

Ibunya Rinjani dengan cepat berdiri dari duduknya.

"Cukup Ardhi! Tante sakit mendengarnya, tante sakit kalo udah liat Rinjani seperti ini. Kamu tau? Tante udah berapa kali sabar atas penyakit Rinjani dari kecil hingga sekarang penyakitnya semakin parah. Dan kamu Ardhi, kamu yang sudah membuatnya seperti ini"

"Dan tante mohon sama kamu, tolong. Tolong jauhi Rinjani, tante tidak mau semakin tersiksa seperti ini oleh sebab KAMU ARDHI! "

Ardhi berdiri di hadapan ibunya Rinjani.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang