Pagi hari, Rinjani tengah duduk di kursi sofa. Menonton tv sembari menikmati beberapa sisa kue cokelat yang kemarin Nesya belikan.
"Rinjani, minum dulu susu nya sayang"
"Iya mamah"
Rinjani meraih segelas susu di meja dan meminumnya. Ia tiba tiba mengingat bahwa Ardhi akan ke rumahnya hari ini. Rinjani melihat ibunya nampak sibuk kesana kesini.
"Mah? Mamah rapi banget. Mau kemana? "
"Mamah mau ke supermarket sayang, kamu gak liat, kulkas udah kosong"
"Ohh"
"Kamu jangan kemana mana ya, mamah gak lama kok, kalo mau makan minta si bibi masakin ya, ada sisa telor kok"
"Iya mamah"
Apa Rinjani akan beritahu bahwa Ardhi akan datang ke rumah?
"Emm, mah? "
"Iya sayang? " Ibunya menenteng tas berwarna hitam di lengannya.
"Ardhi.. "
"Ada apa dengan Ardhi nak? Suruh dia ke rumah gih nemenin kamu"
Pas banget. Padahal Ardhi memang mau ke rumah
"Hehe iya mah"
"Yasudah mamah berangkat dulu ya nak"
"Iya mah, hati hati"
Ibunya sudah pergi dari rumah, diantar supir pribadi. Mobilnya sudah melewati gerbang rumah, namun tak lama seseorang datang dengan celana hitam dan kaos nya berwarna putih. Menaiki motor trail hijau dengan gagah, memasuki gerbang rumah Rinjani. Motor itu ia hentikan di depan rumahnya, sebelum masuk ia akan memantaskan dirinya. Melirik kaca spion dan merapikan rambutnya.
"Ganteng juga pacarnya Rinjani"
Ardhi terkekeh dan segera masuk ke rumahnya Rinjani.
Tok tok tok
Ardhi sangat menunggu dan berharap Rinjani lah yang membuka pintu itu, namun Tuhan memang baik, Ardhi tersenyum manis menatap wajah cantik Rinjani saat membuka pintu nya.
"Hay" Sapa Ardhi
"Hay"
Diantaranya tengah menatap tersenyum.
"Yaudah masuk" Pinta Rinjani, Ardhi pun mengikuti jalan Rinjani menuju kursi sofa.
"Duduk aja dulu"
"Kamu juga duduk"
"Iya, tapi..."
Ardhi memegang kedua pundak Rinjani dan menyuruhnya untuk duduk, lalu di susul oleh Ardhi di sampingnya.
"Gak boleh lama lama berdiri, ntar capek" Ucap Ardhi
"Gak gitu juga ka..."
"Gue kangen sama lo Rin"
Pipi Rinjani seketika itu juga memerah.
"Lo cantik, gue suka"
Lagi lagi Rinjani dibuatnya diam tersipu.
"Ohiya, kok kamu yang buka pintu? Mamah kemana? "
Bukankah Ardhi tadi berharap Rinjani yang membuka pintu?
"Mamah baru aja pergi ke supermarket"
"Kalo papah? "
"Papah kerja"
"Pembantu? "
"Ada di belakang"
"Jadi...disini cuma ada aku sama kamu dong? "
KAMU SEDANG MEMBACA
RINJANI [ TAMAT✔ ]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA Ini tentang Rinjani Alessandra. Seorang remaja cantik yang masih menduduki kelas menengah atas, si penyuka media lukisan. Rinjani dipertemukan dengan seorang lelaki tampan namun bersifat seperti kutub es, yang di cap oleh par...