PART - 40

324 12 0
                                    

Ardhi Seandra POV

Habis itu gue turun ke bawah, namun tiba tiba ponsel gue berdering.

Ardhi📞
"Hallo?ada apaan?"

Girno📞
"Kesini sekarang, ada banyak wartawan yang dateng ke cafe"

Ardhi📞
"Serius lo? Oke oke, gue kesana sekarang!"

Gue posisi di tangga mau turun, balik lagi ke atas buat ganti baju, untung gue udah mandi. Kalo belum mandi, yaa gak usah mandi sih tetep ganteng.

Gue turun ke bawah, pas gue lewat kamar Andi, kayaknya masih molor tuh anak, katanya dia libur ngedosen di kampus. Gue cabut dari rumah dan masuk ke mobil menuju cafe milik gue.

Cafe? Iyaa, cafe yang baru aja gue beli, dan jadi tempat ngopi temen temen gue dan pengunjung lainnya, gue bangga sih bisa buka cafe, tenang aja ini cafe gak ilegal.
Gue udah izin juga sama papah, lama lama dia emang mertimbangin rencana gue punya cafe, tapi pada akhirnya atas perjuangan gue, gue bisa beli nih cafe atas izin papah gue. Lagian gue juga kan udah dewasa pengen bisa mandiri!

Nyampe di cafe, gue buka pintu dan nyium wangi pewangi ruangan, hemm enak banget wangi nya, pelayan gue emang udah mahir, apapun dibuat sempurna, gue sediain beberapa pelayan cafe disini.

Namun tiba tiba segerombolan wartawan menyerbu gue, tapi dengan relfeknya para pelayan cafe ngehalang dan lindungi gue dari serbuan mereka.

"Ehh tolong yang sopan dengan bos kami, jika kalian menyerbu seperti ini, akan saya usir semuanya, kalian bisa bertanya satu satu, mohon!" Perintah Girno, salah satu pelayan di cafe Ardhi.

Semua wartawan mengangguk iya.

"Dimulai... dari lo" Ucap Girno menunjuk salah satu wartawan lelaki.

"Saya ingin bertanya, apakah anda benar kuliah di Eropa? Dan mengapa anda begitu cepat menyelesaikan perkuliahan di sana, dan apakah itu berita yang benar?"

Sebuah microfon kini tengah berada di hadapan gue.

"Sebenarnya gue gak kuliah di sana"

"Lalu?"

"Gue bekerja di sana selama kurang lebih 4 bulan"

"Tapi mengapa anda bisa seperti itu?"

"Ehmm" Hela nafas gue. "Yaa karena gue bisa kuliah disini juga, toh sama aja kok kalo gue kuliah di sini, bisa berprestasi. Ya walaupun segi kualitas memang bagus di luar negeri, tapi gue berkeyakinan bahwa di Indonesia, gue juga bisa sukses"

"Hebat sekali anda, sesemangat ini rasanya. Apakah anda mendapatkan dukungan baik dari keluarga? " Tanya salah seorang wartawan lain.

"Pasti"

"Apa anda mempunyai seorang pacar? "

Ardhi mengingat ketika seorang perempuan sama sepertinya, diwawancarai.

"Iyaa, pacar saya, dia wanita yang hebat, wanita yang cantik dan tangguh, mampu buat saya jadi orang berbeda dan tentunya merasa saya jadi seseorang yang berguna saat ini, dia satu satunya orang yang harus saya jaga dan saya cintai"

Namun ternyata wawancara ini memang live, dan kini tengah di tonton semua orang di televisi, termasuk seorang wanita berambut hitam panjang, kini tengah rebahan di kursi sofa tepatnya di ruang tamu sembari memakan setoples kue cokelat dengan asik yang ia pegang, namun tak sengaja dia melihat salah satu stasiun televisi, dia begitu tersenyum ketika melihat dan mendengar setiap perkataannya.

RINJANI [ TAMAT✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang